KUPANG. NUSA FLOBAMORA – YAICI menggandeng Muslimat NU melakukan sosialisasi terkait bahaya penggunaan susu kental manis sebagai minuman balita.
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari riset Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia( YAICI) awal tahun 2020 itu bekerja sama dengan Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama( NU) yang sudah melakukan riset persepsi dari susu kental manis di wilayah NTT ini kususnya di Kota kupang.
Ini merupakan kegiatan lapangan dengan mengadakan sosialisasi secara webinar karena situasi pandemi. Sedangkan di luar pulau jawa, yaitu di NTT.
Hal ini dikatakan Ketua YAICI, Arif Hidayat, SE, MM saat di jumpai di sela-sela kegiatan Edukasi gizi dan pencarian fakta penggunaan kental manis sebagai minuman susu balita di masyarkat di Sekretariat Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama( PWNU) NTT, Rabu (16/3/2022).
Adapun tujuan dari kegiatan ini kata Hidayat, untuk menyampaikan kepada masyarakat terutama gizi anak yaitu masalah susu kental manis.
Jadi susu kental manis itu kadar gulanya cukup tinggi, jadi kami selalu menyebutkan sebagai sirup beraroma susu.
Banyak ibu-ibu yang belum mengetahui, jadi mereka menganggap bahwa susu kental manis itu ,sebagai susu yang layak diberikan kepada anak-anak balita sebagai minuman susu.
Ditanya soal dampak dari memberikan susu kental manis kepada anak balita, Hidayat menjawab, bahwa dampaknya cukup luar biasa.
Dari penyakit anak contohnya anak mengalami kegemukkan dan dampak yang paling nyata yaitu giginya rusak.
Hidayat menjelaskan, waktu pertama melakukan riset itu, karena ada fakta di lapangan bahwa ada anak di Kendari yang meninggal dunia berumur 8 bulan bernama arisandi, itu karena kelebihan mengkonsumsi susu kental manis.
Dari situlah menurutnya, YAICI melakukan riset ke beberapa daerah termasuk di NTT dan beberapa daerah.
Sementara itu, Ketua bidang kesehatan dari PP Muslimat NU Erna Yulia Soefihara menjelaskan bahwa program ini adalah program di Wilayah Provinsi.
Maka PP Muslimat menggandeng Muslimat Wilayah NTT untuk melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi ini dan sekaligus juga blusukan untuk menemukan fakta-fakta di lapangan, apakah ibu-ibu terutama yang punya balita masih memberikan anak susu kental manis.
Dikatakan, seperti sudah dijelaskan oleh Ketua YAICI, bahwa susu kental manis itu bukan susu, kental manis sekarang namanya sudah berubah yaitu sirup beraroma susu.
Menurutnya, kegiatan ini selain mensosialisasikan kepada masyarakat, juga pihaknya mendekati yang punya kebijakan sebagai leader, seperti BPOM, Kementrian kesehatan dan lainnya supaya tidak ada lagi salah presepsi terhadap susu kental manis itu bukan susu pengganti ASI tetapi susu kental manis itu kandungannya gula saja, gula yang tinggi.
“Sama saja kita memberikan permen, memberikan sirup kepada anak, tidak ada kandungan gizi yang lain dan vitamin juga tidak ada, proteinnya kurang dan semuanya kurang, sehingga PP Muslimat NU sebagai mitra dari YAICI melakukan kegiatan ini,” jelas Erna.
Sedangkan yang mewakili dari Kesehatan Kota kupang, Riris Yunita Damanik, S.Gz.MPH.Si mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama kali mewakili Kesehatan Kota Kupang sebagai narasumber.
Menurutnya, bahwa kegiatan ini bagus sekali dikarenakan sebagai banyak informasi yang disebarkan masyarakat semakin pahan bahwa stunting itu bukan masaalah gizi buruk yang sebulan selesai, tapi ada proses untuk bisa meminimalisir stunting itu sendiri.
“Saya bersyukur sekali di undang sebagai narasumber, dan ibu-ibu Muslimat NU disini juga sudah paham tentang stunting dan cara mencegahnya” ujar Risi
Dirinya berharap semoga apa yang di sampaikan, ibu-ibu bisa menyampaikan kepada ibu-ibu yang lainnya yang mungkin tidak terjamah posyandu dan lainnya dan informasi ini bisa menjangkau sampai keseluruhannya.(ER).