SABU RAIJUA. NUSA FLOBAMORA – Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang menggelar Pelatihan Tematik Pompanisasi Bagi Petani Angkatan VIII di Kabupaten Sabu Raijua yang diikuti oleh 30 orang petani dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua.
Pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan teknologi pompanisasi air ini diadakan selama tiga hari, dari tanggal 07 s/d 09 November 2024.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya program pompanisasi sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan lahan tadah hujan dan meningkatkan indeks pertanaman (IP) di berbagai daerah.
“Pompanisasi adalah solusi yang kami tawarkan untuk mempercepat produksi pangan, terutama di lahan-lahan yang kekurangan akses air. Kami berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia, dan pelatihan ini merupakan langkah konkret untuk mencapainya,” kata Amran.
Amran menambahkan bahwa pelatihan ini juga bagian dari Upaya Khusus (Upsus) Antisipasi Darurat Pangan, yang menjadi prioritas dalam menghadapi ancaman krisis pangan global.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa program pompanisasi tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi, tetapi juga membantu petani di daerah-daerah dengan akses air yang terbatas.
“Dengan teknologi pompa air, lahan yang sebelumnya kurang produktif kini bisa dioptimalkan, sehingga membantu meningkatkan hasil pertanian. Pelatihan ini diharapkan mampu membekali petani dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mendukung percepatan produksi padi di daerah mereka,” ujar Santi.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sabu Raijua, Wahyu Agus Endriyatno dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan pompanisasi ini di Kabupaten Sabu Raijua yang pertaniannya masih mengandalkan irigasi tadah hujan.
“Kami berharap melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kapasitas petani di Kabupaten Sabu Raijua dalam mengelola dan memanfaatkan pompa air secara efektif, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di lahan-lahan yang rentan kekeringan,” ungkap Wahyu.
Kepala BBPP Kupang, Indra Zakariya Rayusman dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa Program pompanisasi memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung perluasan areal tanam (PAT), khususnya di daerah-daerah yang sering menghadapi kekeringan seperti di Nusa Tenggara Timur.
“Dengan menyediakan akses yang lebih baik dan berkelanjutan terhadap sumber daya air, pompanisasi memungkinkan petani untuk mengairi lahan yang sebelumnya sulit dijangkau, bahkan pada musim kemarau sekalipun. Hal ini tidak hanya memperluas area pertanian, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaan air, memperpanjang musim tanam, dan meningkatkan hasil pertanian secara signifikan”, ungkap Indra.
Melalui pelatihan ini diharapkan petani dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengoperasian, perawatan dan pemeliharaan, serta perbaikan (trouble shooting) pompa irigasi guna mendukung peningkatan areal tanam dan produksi pertanian. (*/Rilis BBPP Kupang-LBR/ER)