KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI mempercayakan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang untuk melakukan aksi nyata dalam mengatasi masalah stunting di Provinsi NTT.
Tim Kedaireka Stunting Undana yang diketuai Dr. Ir. Stefanus P. Manongga, MS telah melaksanakan program atasi stunting di NTT : “Transformasi Struktur Ekonomi Rumah Tangga Pedesaan Melalui Lima Pilar Atasi Stunting dan Sinergi Pentahelix Menuju NTT Bebas Stunting 2024” kepada KK mitra stunting pedesaan di Kabupaten Manggarai, Kupang dan Timor Tengah Selatan.
Kepada Kepala Keluarga (KK), tim memberikan intervensi pemberdayaan melalui pelatihan, bantuan dan pengelolaan usaha pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan pangan padat gizi dan usaha-usaha non pertanian dalam bentuk bantuan alat dan bahan tenun, melakukan edukasi kepada remaja di pedesaan dan sekolah serta melakukan berbagai intervensi spesifik seperti bantuan dan pemberian obat, vitamin dan mineral mikro seperti Zn yang bermanfaat dalam upaya pencegahan stunting pada anak baduta.
Program ini bertujuan, selain mengatasi stunting juga ikut meningkatkan taraf hidup serta menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Kedaireka Stunting Undana Dr. Ir. Stefanus P. Manongga, MS didampingi Dr. Franchy Christian Liufeto, S.Pi.,M.Si, Drs. Markus Bunga, M.Sc dan Dr. Ir. Lewi Jutomo,M.Si kepada media ini beberapa waktu lalu di Kampus Undana Kupang.
Dr Stefanus mengatakan, tim Undana memberikan intervensi sambil melakukan analisis dan kajian yang dapat diterapkan secara bersinergi bersama OPD terkait dalam upaya mengatasi stunting.
Upaya ini lanjutnya, di wujudkan dengan program Matching fund kedaireka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Tehnologi, melalui model intervensi tranformasi ekonomi rumah tangga pedesaan melalui optimalisasi 5 pilar dalam mengatasi stunting dan sinergi pentahelix menuju NTT bebas stunting 2024.
Dr. Lewi Jutomo menambahkan, sasaran intervensi saat ini ada di 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kupang mencakup 3 desa, Kabupaten TTS 4 desa dan Kabupaten Manggarai 3 desa. Edukasi pun dilakukan di 10 desa di 3 Kabupaten ini terang Dr. Lewi mengangkat edukasi untuk remaja lewat sosialisasi mencegah stunting, menyadarkan kepada remaja-remaja baik perempuan maupun laki-laki yang nantinya akan berumah tangga. “Jadi kalau remaja yang belum cukup umur, jangan dulu menikah karena itu akan berpengaruh kepada bayi yang di lahirkan dan pasti akan berdampak pada stunting di kemudian hari,” ujarnya
Dr. Franchy menjelaskan selain itu, tim memberikan paket bantuan berupa bibit pertanian holtikultura kepada KK, berupa tanaman sayuran, buah- buahan dan tanaman obat-obatan, bantuan ternak sedang seperti babi dan kambing selain ayam dan ikan menyesuaikan dengan kondisi agroekologi pedesaan setempat.
“Dalam mengelola sayuran, terutama ibu-harus kreatif dan punya keinginan. Kalau tidak ada, maka tiap hari didapati bahwa anak baduta hanya diberi makanan yang hanya mengandung karbohidrat. Makanya ibu-ibu di pedesaan dituntut kreatif dan punya keinginan untuk mengelola sayuran dan bahan pangan yang tersedia agar kebutuhan gizi anak-anak balita bisa teratasi” tandas Dr Franchy.
Ia menambahkan, tim memberikan bantuan ikan lele kolam bundar kepada KK dengan tujuan, ikan kalau sudah besar, daging ikan bisa di berikan kepada anak-anak.
“Di Undana ada mesin tepung ikan, tepung ikan itu bisa di campurkan pada bubur dan di berikan kepada balita,” tambahnya
Drs. Markus Bunga, MSc menambahkan, selain bantuan sayur- sayuran , buah-buahan dan tanaman obat-obatan masyarakat juga di bantu oleh tim cara menanam, merawat dan mengelola sehingga nantinya selain di siapkan untuk ketahanan pangan di rumah tangga juga berdampak pada ekonomi keluarga.
Selain pertanian, tim juga membantu dalam hal peternakan, berupa ayam, kambing dan babi.
“Kami tim memberikan ayam besar yang siap bertelur, dan telurnya itu bermanfaat untuk anak -anak balita, begitu juga kambing. Kambing itu siapa untuk beranak, dan akan di gulirkan lagi pada KK lainnya” jelasnya.
Dr. Stefanus mengatakan, program yang dilakukan Oleh Undana ini adalah program jangka panjang untuk mengatasi stunting secara permanen. Menurutnya Jika KK yang di sasar ini sadar, juga bantuan yang di berikan ini bisa di kelola dengan baik maka masyarakat sudah bisa aman dengan ketersediaan pangan untuk pemenuhan gizi mereka.
Ditanya soal target yang sudah di capai dalam program ini, Dr. Stefanus menjawab, saat ini program sudah mencapai 80-90 persen berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dari kementerian.
Berbagai paket bantuan sudah tersalurkan dan dikelola oleh KK mitra yang menerima paket bantuan. Tim Kedaireka Undana juga melakukan evaluasi bersama Bupati setempat dan Dinas-dinas terkait yang bersentuhan langsung dengan stunting seperti Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, PMD dan mereka memberikan respon positif.
Rektor Undana, Dr.drh Maxs Sanam juga memberikan apresiasi terhadap kerja-kerja tim yang bekerja dengan hati.
” Sasaran program di 3 Kabupaten di NTT, Kabupaten Kupang, TTS dan Manggarai merupakan pilot project. Apabila percayakan lagi dengan kerja-kerja sukses tim, maka tahun depan akan dilaksanakan lagi dengan sasaran di Kabupaten lainnya di NTT, hingga target pemerintah di 2024 NTT bebas stunting bisa tercapai dengan baik,” pungkasnya.(ER)