KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Sebagai salah satu negara yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati, Indonesia mempunyai sumber bahan pangan lokal yang sangat melimpah.
Sumber bahan pangan lokal ini tentunya harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar bisa menjadi solusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia.
Arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa mengkonsumsi pangan lokal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Pangan lokal juga merupakan bagian dari budaya dan budaya tersebut harus dijaga serta ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas secara massif dan gerakan itu harus dimulai dari diri sendiri.
“Pangan lokal di Indonesia sangat melimpah, dengan mengkonsumsi pangan lokal dapat memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat dan kita telah membantu petani kita sendiri. Dengan mencintai pangan lokal sama artinya dengan mencintai petani Indonesia,” ujar Mentan SYL.
Kepala BPPSMP, Dedi Nursyamsi juga mengajak semua insan pertanian dalam menggenjot tanam pangan lokal agar dapat meningkatkan produktivitas.
“Ayo beralih ke pangan lokal, ganti gandum dengan singkong ganti jeruk mandarin dengan jeruk lokal, karena ini yang dapat menyelamatkan pangan lokal,” jelas Dedi.
Menyadari akan potensi besar dari pangan lokal, maka Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu UPT dibawah Kementerian Pertanian melakukan inovasi disektor pertanian yang memanfaatkan aneka komoditas pangan lokal yang diolah menjadi pangan lokal yang sehat dan juga ramah lingkungan.
Dari laboratorium pengolahan hasil BBPP Kupang, telah diolah sejumlah pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi.
Fokus pengembangan bahan pangan lokal yang sedang dilakukan di lab. Pengolahan hasil BBPP Kupang, yaitu Kelor dan Singkong.
Adapun kelor diolah menjadi bakso kelor, nugget kelor, mie kelor dan teh kelor sedangkan singkong diolah menjadi tepung tapioka, camilan (bola-bola singkong) bahkan kulitnya pun diolah menjadi stick kulit ubi.
Kelor memiliki banyak manfaat penting bagi kesehatan tubuh, itulah sebabnya para ilmuwan menyebut kelor sebagai pohon ajaib (Miracle Tree).
Adapun kandungan gizi pada kelor, yaitu Potasium tiga kali lipat dari pada pisang, Kalsium empat kali lipat daripada susu, Vitamin C tujuh kali lipat daripada jeruk, Vitamin A empat kali lipat lebih banyak dari pada wortel, Dua kali lipat protein dari pada susu.
Ubi Kayu (singkong) merupakan komoditas pangan lokal yang mengandung karbohidrat dan serat yang cukup tinggi, dapat diolah menjadi berbagai jenis pangan yang lezat serta mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan pangan lokal seperti Kelor dan Singkong mendapat dukungan penuh dari Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang, drh. Bambang Haryanto, MM.
“Saya mendukung penuh agar pangan lokal dapat diolah dan kemudian kita bersama-sama dapat membiasakan diri untuk mengkonsumsi pangan lokal yang tentunya memiliki kandungan gizi yang tinggi, kebiasaan mengkonsumsi pangan lokal harus dilakukan secara terus menerus agar terbiasa dan semuanya harus dimulai dari diri sendiri,” ujar Bambang.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).