KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh sungai di Indonesia dilakukan pengecekan untuk pemasangan pompa guna memenuhi kebutuhan air bagi lahan-lahan sawah tadah hujan yang kering akibat gelombang panas ekstrem.
Demikian disampaikan Presiden dalam rakornas pengendalian inflasi di Istana Jakarta.
Menindaklanjuti arahan Presiden Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot realiasi keberhasilan program pompanisasi guna meningkatkan peningkatan areal tanam dan produksi komoditas strategis khususnya beras di tengah ancaman kemarau panjang.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus menggencarkan program Perluasan Areal Tanam atau PAT melalui pompanisasi yang terpasang di sejumlah sungai-sungai besar maupun kecil.
Kata Mentan, pompanisasi adalah solusi cepat dalam mengantisipasi kekeringan panjang yang telah menurunkan produksi dalam negeri beberapa waktu lalu.
“Saat ini seluruh jajaran kementan bergerak di lapangan memastikan solusi cepat pompanisasi terpasang secara baik, terutama di daerah-daerah sentra seluruh Indonesia,” jelasnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti membagikan tips dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi,” terang Widi
Dalam rangka percepatan olah tanah dan tanam untuk Perluasan Areal Tanam (PAT) di wilayah Nus Tenggara Timur, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Kelola dan Pengembangan Lahan Pertanian Dr. Sukriansyah S Latief, S.H., M.H.
Bersama Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang Indra Zakariya Rayusman, SH, MH, Kepala Pusat Standarisasi Instrumen Tanaman pangan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang melakukan peninjauan penggunaan pompanisasi di areal sawah di Kelurahan Baubau Kabupaten Kupang kamis (15/08/2024)
Pompanisasi adalah proses mengairi lahan pertanian dengan cara memompa air dari sungai, danau, sumur atau sumber lainnya.
Dengan pompanisasi dapat meningkatkan luas lahan yang ditanam oleh petani, peningkatan IP (Indeks Pertanaman) padi tanpa kekurangan air, mengubah pola tanam menjadi lebih awal, meningkatkan intensitas tanam dan produktivitas, sehingga dapat berpengaruh terhadap total produksi.
Program pompanisasi yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian ini berkolaborasi dengan TNI dan sejumlah stakeholder lainnya.
Program ini bertujuan untuk mengaktifkan maksimal lahan pertanian seluas 1 juta hektar di Indonesia termasuk di wilayah Nusa Tenggara Timur sehingga mampu menambah produksi padi.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Kelola dan Pengembangan Lahan Pertanian Dr. Sukriansyah S Latief, S.H., M.H mengatakan program PAT dan Pompanisasi di Nusa Tenggara Timur harus terus di genjot agar terus meningkat dan berdampak langsung di lapangan.
“Dalam Upaya memperkokoh ketersediaan pangan di Indonesia Kementan melaksanakan beberapa program utama diantaranya Perluasan Areal tanam melalui kegiatan optimasi lahan rawa, Pompiniasai dan irigasi serta Pengembangan padi gogo dan itu semua harus terus di genjot dengan melakukan perencanaan yang baik dan kegiatan- kegiatan yang langsung berdampak pada kegiatan PAT ini serta meminimalisir masalah-masalah di lapangan, untuk menyukseskan program tersebut, Kementan bahkan menggandeng TNI dan pemerintah daerah, serta petani.” ungkap Dr. Sukriansyah.
Dr. Sukriansyah menambahkan “Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi,” terangnya.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)