KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Millennial Agriculture Forum (MAF) merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap Sabtu oleh seluruh UPT Pendidikan dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan).
Pada kesempatan ini Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Negeri Kupang (SMK-PP) Negeri Kupang mendapatkan kesempatan sebagai penyelenggaraan MAF Volume 5 Edisi 16.
Tujuan dari MAF ini tiada lain adalah sebagai wadah bagi pelaku pertanian seperti petani, penyuluh, dan stakeholder untuk berkumpul, berdiskusi tekait update berita pertanian dalam rangka mencari solusi bersama untuk permasalahan yang ada di lapangan.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMPmembuka MAF Kupang Edisi 16 Volume 5 secara resmi.
Beliau menyampaikan saat ini kurang dari 60 negara mengalami masalah pangan. Pada tahun 2023 produksi pangan kita menurun.
“Solusinya adalah kita harus produksi beras secara mandiri, dengan keringat sendiri, dengan petani kita sendiri alias swasembada pangan. Solusi selanjutnya adalah peningkatan produktivitas melalui peningkatan area tanam di seluruh wilayah Indonesia agar kita terhindar dari krisis pangan global”, tegas Dedi.
Selain itu pemanfaatan lahan rawa harus ditingkatkan untuk lahan pertanian.
Cara agar air surut adalah dengan optimalisasi lahan rawa diantaranya perbaiki saluran air, tanggul dan lain-lain sehingga kita bisa tanam sebanyak dua kali dalam setahun.
Senada dengan Kepala BPPSDMP, Narasumber Nixon Balukh mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pangan di Nusa Tenggara timur dengan melakukan Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Peningkatan Indeks Tertanaman.
” Kami di Dinas Pertanian dan Ketahanan Provinsi NTT bersama dengan SMK-PP Kupang bergabung dalam tim SATGAS PANGAN untuk melakukan percepatan penanganan panen, pascapanen, stok dan tanam kembali, ” jelas Nixon.
Mahendra Bella yang juga merupakan alumni SMK-PP Kupang sekaligus menjadi nominee Young Ambassador Tahun 2024, menyatakan peran kelompok tani dalam antisipasi darurat pangan di desa sangatlah besar.
“Dengan bersama-sama menjaga irigasi (pengairan) dilingkungan kita dengan baik, memilih benih yang berkualitas, membuat sumur di lahan yang produktif maka kita akan mendapatkan hasil pertanian yang optimal, ” ujar Hendra.
Kepala SMK-PP Kupang, Bogarth Watuwaya tak lupa untuk terus beri semangat dalam menjaga ketahanan pangan.
“Ini merupakan tanggungjawab kita semua. Dengan fasilitas yang diberikan oleh Kementan, semoga program pompanisasi ini dapat menjadi solusi untuk keberlanjutan produktivitas pangan di Indonesia khusus nya di NTT, ” ungkap Bogarth.
Kita semua yang merupakan pelaku pertanian tentunya harus optimis untuk terus menggenjot peningkatan produktivitas pangan dalam membangun pertanian Indonesia. (*/Rilis Berita SMK PP N Kupang-Luluk Juan/ER)