SMKN 4 Kupang Jadi Tuan Rumah Kunjungan Rombongan Laskar Rempah se Indonesia

SMKN 4 Kupang Jadi Tuan Rumah Kunjungan Rombongan Laskar Rempah se Indonesia

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Jajaran SMKN 4 Kupang bangga karena karena ditunjuk menjadi tuan rumah kunjungan rombongan Laskar Program Hibah Budaya Jalur 4 atau Laskar Rempah dari 34 provinsi di Indonesia.

Untuk itu pihak SMKN 4 Kupang patut berterima kasih kepada semua pihak terutama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Indonesia melalui Badan Pelestarian Nilai Budaya Bali bersama sejumlah stakeholder dan pihak terkait termasuk Dinas Dikbud NTT atas kepercayaan ini.

Kepala Sekolah SMKN 4 Kupang, Semi Ndolu di ruang kerjanya, Jumat (24/6/2022) menjelaskan, SMKN 4 Kupang dipercayakan sebagai salah satu titik kunjungan dari program hibah budaya jalur 4.

Dimana semua Laskar Rempah dari 34 provinsi di Indonesia akan menumpang Kapal KRI Dewa Ruci yang tiba di Kupang pada Sabtu 25 Juni 2022 pagi dan mereka akan mengunjungi SMKN 4 Kupang.

Dalam kaitannya dengan itu maka SMKN 4 Kupang bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali yang menangani NTT, Bali dan NTB melaksanakan kegiatan workshop tenun.

Pesertanya 25 orang terdiri dari siswa SMKN 4 Kupang, siswa penenun dari sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kegiatan menenun.

Ada dari SMAN 1 Kupang, SMAN 5 Kupang, juga kaum disabilitas dari SLB Oelmasi Kabupaten Kupang.

Nara sumber dari Dekranasda NTT, Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT dan instruktur dari guru SMKN 4 Kupang juga pelaku tenun dari sentra-sentra tenun yang ada di Kota Kupang.

“Kegiatan workshop akan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 24 – 26 Juni 2022. Laskar rempah atau rombongan Program hibah budaya jalur 4 akan ke workshop melihat secara dekat budaya tenun yang ada di NTT,” jelas Semi.

Dikatakan Semi, tujuan dari kegiatan workshop ini agar kita melestarikan nilai budaya leluhur agar tidak tergerus dari modernisasi. Oleh karena anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain gadget, game dll ini bisa dikuatirkan warisan budaya leluhur tenun bisa hilang.

Untuk itu digelarlah workshop ini agar menumbuhkan rasa kecintaan anak muda untuk mencintai tenun dan ikut ambil bagian dalam melestarikan tenun.

Semi menandaskan kedepan para penenun didorong bukan cuma menenun tapi pemakai kain tenunan. Sehingga tumbuh pilar pencinta tenun dan diharapkan dukungan semua pihak supaya baik dari sekolah, pemerintah juga masyarakat agar budaya ini terus dilestarikan.

“Ini bisa berdampak ekonomi sekaligus melatih kesabaran, ketelitian. Terima kasih kepada kalangan media yang juga berkontribusi dalam menyampaikan informasi publik soal tenun ikat agar dikenal luas masyarakat,” tandasnya.

Dia menambahkan terkait alat tenun yang dipersiapkan merupakan hasil karya siswa juga guru SMKN 4 Kupang bahkan alat tenun ini sudah didaftarkan untuk mendapatkan hak paten di Kementrian Hukum dan HAM.

Semi menginformasikan pula bahwa di NTT ada 800 jenis motif yang merupakan warisan budaya tapi ada 4 teknik menenun di NTT yang selalu dikembangkan yaitu tenun ikat, tenun sotis, tenun Buna, tenun songket.(ER).

 

error: Content is protected !!