KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Bank Indonesia (BI) pada akhir bulan April 2023 melalui Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT melaporkan kondisi ekonomi di NTT masih terus membaik meskipun masih dalam situasi yang kurang stabil.
Hal ini dipicu oleh adanya upaya pemerintah dalam memperbaiki sektor ekonomi dengan meluncurkan program-program ekonomi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi NTT.
Salah satunya adalah sektor pertanian saja sedangkan untuk nelayan dan pariwisata belum tersampaikan.
Demikian disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, Donny H. Heatubun saat bincang -bicang bersama awak media Provinsi NTT dilantai III Senin (15/05/2023).
Disampaikan berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tumbuh sebesar 3,73% pada triwulan pertama tahun 2023.
Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,45% year-on-year (yoy) tidak sebanding dengan nasional sebesar 5,03% (yoy).
Menurut Donny H. Heatubun, pertumbuhan ekonomi NTT pada kuartal I 2023 mencapai 3,75 persen, naik dari kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 3,45 persen.
Namun, pertumbuhan ini masih di bawah target pemerintah sebesar 5,3 persen. Kondisi ekonomi NTT pada bulan April 2023 juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai jual beli.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, Donny Haetubun, mengungkapkan bahwa kinerja ekonomi Provinsi NTT yang meningkat didorong oleh tumbuhnya permintaan domestik pasca pencabutan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) serta tetap terkendalinya laju penambahan kasus Covid-19 di Provinsi NTT.
“Kami melihat bahwa tumbuhnya permintaan domestik menjadi faktor penting dalam meningkatkan perekonomian Provinsi NTT di triwulan pertama 2023,” jelas Donny.
“Selain itu, upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam menangani Covid-19 juga membantu dalam menjaga stabilitas ekonomi,” sambungnya.
Donny Haetubun menambahkan bahwa Bank Indonesia akan terus bekerja sama dengan pemerintah Provinsi NTT dan seluruh stakeholders untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di masa yang akan datang.(ER)