KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Manajemen Sekolah Dasar Islam Terpadu atau SDIT Al Muttaqin Kota Kupang dari waktu ke waktu terus berbenah dalam upaya mendidik anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Untuk itu, lembaga yang beralamat di Jalan WJ Lalamentik, Kecamatan Oebobo ini berusaha menciptakan nuansa pembelajaran yang menyenangkan dengan pengalaman yang baru sehingga anak-anak merasa nyaman dan bahagia.
Hal ini disampaikan Kepala SDIT Al Muttaqin Kota Kupang, Sri Wahyuningsih kepada Media di ruang kerjanya pada Selasa (18/7/2023).
Sri dimintai komentarnya terkait hari anak Nasional 23 Juli 2023 dan mengenai strategi kegiatan belajar mengajar yang diterapkan di sekolah yang dipimpinnya.
Sri menegaskan bahwa di SDIT Al Muttaqin jumlah siswa 335 orang sedangkan jumlah guru, karyawan, penjaga sekolah serta cleaning service total seluruhnya 43 orang.
Sri Wahyuningsih mengungkapkan bahwa mendidik anak bangsa itu suatu kewajiban dan amanah dari Tuhan. Ketika menjadi guru itu bukan sembarang guru karena guru dititipkan anak sangat mulia dari orang tuanya.
Dari masuk pintu gerbang sekolah ini, itu artinya anak sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya guru di sekolah.
Dalam proses belajarnyapun, guru berusaha mendukung seluruh potensi mereka. Misalnya saja, sama-sama belajar tapi bisa dibikin kelompok diluar kemudian mengobservasi.
“Kunjungan edukatif di sekolah ini minimal dilakukan 2 kali dalam setahun, pergi belajar dari sumbernya. Anak-anak ini pernah di ajak ke pelabuhan, ke Pangkalan TNI AU, ke kebun buah naga, ke penangkaran rusa dan lainnya,” beber Sri.
Menurut Kepala sekolah yang ramah dan bersahaja ini, guru itu dalam hal mengajar tidak selalu kaku, guru ada saat-saat tertentu bisa menjadi teman, menjadi kakak dan juga menjadi pembimbing.
Pulang sekolahpun, anak-anak akan dipanggil satu persatu untuk memastikan bahwa orang tua atau saudaranya yang menjemput dan anak tiba dengan selamat di rumah masing-masing.
Soal prestasi anak-anak SDIT Al Muttaqin, Sri mengatakan tidak diragukan lagi, mulai dari akademik, olah raga, seni, agama. Semua para pendidijk di sekolah ini sangat mendukung.
Pada prinsipnya bahwa profesi guru itu, bukan hanya sebagai pengajar yang sebatas mentransfer ilmu saja, ilmu itu ada di mana-mana bahkan anak-anak sekarang lebih canggih dari guru-gurunya. Ketika di internet, satu jari saja sudah keliling dunia.
Tetapi guru menanamkan karakter budaya, budi pekerti luhur, cinta tanah air, cinta agama dan cinta lingkungan.
Ditanya soal akhir -akhir ini tindakan kekerasan terhadap anak sangat marak, Kepala Sekolah yang sudah mengabdi dari tahun 2016 di SDIT Al muttaqin ini menjawab, untuk sekolah ini ditekankan untuk tidak ada kekerasan baik verbal maupun fisik.
“Saya tekankan bahwa di sekolah ini, tidak boleh memberikan kekerasan hukuman dalam bentuk apapun terhadap anak-anak” tegasnya
Adapun hukuman berbentuk logis misalnya merusak barang teman, konsekwensi logisnya adalah meminta maaf dan mengganti barang yang serupa.
Kemudian misalnya membuang sampah sembarangan, konsekwensinya memungut sampah untuk dibuang di tempatnya dan meminta maaf sama dirinya sendiri.
“Disini anak-anak di didik harus tanggung jawab dan disiplin. Kalau terlambat masuk sekolah pintu gerbang di tutup, anak-anak silahkan baris di luar dan teman-temannya yang tidak terlambat berbaris di dalam. Disiplin ini diterapkan dengan harapan anak-anak yang terlambat tidak mengulanginya kembali dan ada efek jera,” kata Sri.
Menurut Ibu berputra putri 3 orang anak ini, mendidik anak itu tidak bisa instan. Ketika anak salah harus benar-benar di sadarkan, karena tanpa kesadaran dibelakang kita pasti dia berbuat lagi.
Di momen hari anak Nasional 2023 ini Sri berpesan bahwa anak adalah generasi penerus, jadi harus mendapatkan seorang guru terbaik.
Ia meyakini putra-putri indonesia adalah sangat hebat. Semua orang berharap semua anak bangsa ini mendapat guru yang tepat dan terbaik bisa mengasah semua kemampuan mereka, sehingga anak-anak ini bisa menjadi seorang pemimpin yang berkarakter di masa nanti.(ER)