Penjabat Wali Kota Kupang Dorong Festival Budaya Flores Jadi Even Tetap Tahunan

Penjabat Wali Kota Kupang Dorong Festival Budaya Flores Jadi Even Tetap Tahunan

KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Pariwisata bekerja sama dengan pihak kecamatan dan kelurahan menggelar even budaya. Saat ini tengah digelar Festival Budaya Flores yang diinisiasi pemerintah Kelurahan Naikoten II bekerja sama dengan pihak Gereja Katolik Paroki St. Yoseph diisi dengan beragam kegiatan.

Momen Festival Budaya Flores yang bertepatan dengan HUT RI ke-78 ini diharapkan dijadikan even tahunan dalam upaya mengangkat potensi budaya serta potensi alam yang kaya Kota Kupang khususnya.

Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjo saat membuka Festival Budaya Flores di halaman Gereja Katolik Paroki St. Yoseph Naikoten II Kupang, Senin (7/8/2023) menekankan beberapa pokok pikirannya.

Dikatakan George Hadjo, semua warga di Naikoten II khususnya patut bersyukur karena diberikan Tuhan kehidupan sehingga bisa membuat karya-karya hebat di Kelurahan Naikoten II.

Sebagai gambaran umum, lanjut George, wilayah NTT memiliki tiga pulau besar yakni Timor, Flores dan Sumba.

NTT tidak mungkin ada tanpa Flores oleh karena itu pada kesempatan ini semua komponen menunjukkan kepada semua orang bahwa budaya Flores akan terjadi kolaborasi integrasi yang akan dilaksanakan selama dua hari ini.

“Ini even merupakan satu-satunya di lingkungan gereja. Saya yakin dan percaya kegiatan ini akan sukses dan lancar,” jelasnya.

Menurut mantan Karo Umum Setda NTT ini, maksud dan tujuan digelar even setiap budaya di kelurahan untuk menunjukan kepada Indonesia dan dunia bahwa NTT adalah provinsi paling kaya akan budaya, kaya akan alamnya, potensi laut atau bahari dan pawisata.

“Kita perlu memberi ruang kepada budaya karena 60 persen budaya NTT menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat khususnya di Kota Kupang,” tandasnya.

Dia mengakui even ini sebenarnya digelar tahun 2018 ketika Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menetapkan pariwisata sebagai pioner pembangunan NTT tetapi terkendala dengan Covid-19.

“Saya mau sampaikan bahwa potensi Pariwisata berada di rengking ketiga penyumbang devisa tertinggi untuk Indonesia,” katanya.

Oleh karena itu sebagai petugas pemerintah oleh Menteri Pariwisata melalui Gubernur NTT dirinya mendorong agar semua kelurahan wajib mengangkat potensi budayanya.

“Tunjukan bahwa kita tidak miskin. Kita kaya luar biasa. Untuk itu warga harus tunjukkan bahwa Kota Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi NTT bukan saja sebagai Indonesia mini tapi NTT kaya akan kekayaan budaya,” katanya berapi-api.

Dirinya menegaskan bahwa tahun depan apakah ia masih dipercayakan atau tidak menjadi Penjabat Wali Kota tetapi ven seperti ini akan menjadi program yang berkelanjutan.

“Dari Dinas Pariwisata bekerjasama dengan kecamatan, kelurahan, LPM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kota ini,” jelas Simpai Taekwondo ini.

Dirinya berterima kasih kepada pihak Gereja dalam hal ini Paroki Santo Yoseph Naikoten II yang menunjukkan mampu berkolaborasi dengan seluruh pihak sehingga UMKM bisa bertumbuh dengan baik.

” Ucapan terima kasih juga kepada camat dan lurah semua pihak yang turut andil mendukung kegiatan ini,” pungkasnya.

Sementara itu pada tempat yang sama secara terpisah Lurah Naikoten II, Konstantini A.G.R. Adam,SE, yang akrab disapa Fani Adam menyampaikan bahwa festival yang dikemas dalam nuansa etnis Flores itu dengan alasan warganya lebih dominan berasal dari Pulau Flores.

Fani juga berharap festival tersebut selalu digelar setiap tahun.

“Kita berharap kegiatan seperti ini terus digelar agar budaya daerah terus dilestarikan,” harapnya.

Ditambahkannya, pelaksanaan Festival Etnis Flores ini karena warga di Naikoten II didominasi etnis Flores dan inipun sekaligus memeriahkan HUT RI ke-78 tahun 2023. Kegiatan digelar selama dua hari tanggal 7-8 Agustus 2023 di halaman Gereja Katolik Paroki St. Yoseph Naikoten II Kota Kupang.

Adapun kegiatan yang digelar pada Even Festival Budaya Flores ini yakni pameran UMKM, pasar murah, pelayanan kesehatan gratis, live music, pentas seni musik seperti Ja’i, dolo-dolo.

Pentas seni suara berupa lagu daerah Flores, dance dari karang taruna, atraksi bela diri taekwondo, lomba fashion show etnis Flores, olahraga lari karung, gigit Senduk dan gigit kerupuk.(ER)

error: Content is protected !!