KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar pelatihan publikasi politik Sabtu 21 Mei 2022.
Kegiatan yang digelar di lantai 2 Kantor DPW NasDem NTT itu dihadiri oleh puluhan pengurus Partai NasDem dan juga terdapat tiga orang sebagai pemateri.
Adapun tema dari kegiatan ini yakni Pelatihan Publikasi Politik Sekolah Berbasis Demokrasi.
Pemateri yang dihadirkan yakni Yusak Meok yang adalah Sekretaris DPW Partai NasDem NTT, Pius Rengka dan Wakil anggota Christian Mboeik.
Pada kesempatan awal ini, Yusak Meok dalam paparan materinya, menjelaskan tentang Restorasi pemulihan kepada keadaan semua.
Kepada kader NasDem ia juga menjelaskan tentang berbagai ideologi di dunia.
“Banyak ideologi yang radikal yang mulai mengganggu Pancasila. Partai NasDem hadir di sana untuk memberantasnya. Spirit NasDem, berdaulat secara ekonomi,” jelas Yusak.
Ia juga menerangkan, untuk membangun kebudayaan yang bermartabat.
“Sebagai kader NasDem, kita harus sadar tentang hal itu,” tambahnya.
Yusak yang juga Sekretaris DPW NasDem NTT, menjelaskan soal Partai Besutan Surya Paloh ini.
“Itu akan terus melakukan kegiatan serupa,” ujarnya.
Ia juga menyebut tujuannya untuk memperkuat barisan pengurus NasDem di NTT.
“Hari ini target kita 45 orang, dari Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. Ke depan kita akan terus melakukan kegiatan serupa,” ujar dia.
Sementara itu, Pius Rengka dalam materinya menjelaskan, soal pentingnya media sebagai mitra partai politik dan politisi.
“Kita perlu hati-hati dengan penggunaan kata sifat sebab hal itu yang dapat mengganggu spirit partai politik dan kader karena sekarang ini zaman digital,” katanya.
Menurut Staf Khusus Gubernur NTT itu, tentang perkembangan saat ini di era digital, kader partai harus mampu berkembang dalam melihat perkembangan informasi.
Sementara itu, Christ Mboeik selaku pemateri ketiga, pada kesempatan itu menjelaskan secara umum tentang peran media bagi partai politik.
“Media dan politik dua sisi dari satu keping mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kita bicara politik akan butuh media. Kalau kita dikenal bagaimana kita disukai dan dipilih,” terang Crist.
Menurut Anggota Fraksi NasDem DPRD NTT ini, partai Politik harus mampu bersosialisasi kepada media.
“Partai politik jiga begitu, tidak dikenal tidak disukai akan tidak dipilih. Bicara politik tiga hal itu harus di pakai,” jelas Wakil Ketua DPRD NTT itu.
Menurut Crist, media memiliki banyak peran dimana dimana politik dan media saling membutuhkan.
“Media punya sejumlah peran dan banyak peran media. Kita bicara politik butuh media untuk membantu dalam mendukung publikasi kegiatan-kegiatan partai yang menyentuh langsung pada masyarakat,” jelasnya.
Menurut Crist, di era digital saat ini harus dapat dibedakan dimana media yang patut diperhitungkan maupun media media sosial.
“Berbicara politik harus dapat membedakan mana yang media mainstream vs medsos. Kader-kader partai NasDem harus mampu membedakan informasi yang hoax dan tidak,” jelasnya.
Ia menambahkan, kader partai harus dapat membedakan mana informasi yang bersifat jurnalistik maupun yang sekedar informasi yang sifatnya hoax.
“W5 + 1H itu harus memenuhi unsur itu cofer boatside, hal ini yang dapat membuat seseorang mengetahui apakah karya jurnalistik itu sifatnya informasi yang dapat dipercaya ataukan informasi hoax,” terangnya.
Menurutnya, jurnalis tidak pernah mati walaupun media lambat laun tidak ada lagi, namun karya jurnalistik akan terus ada.
“Jurnalistik itu tidak pernah mati walaupun medianya tidak ada karya jurnalistik itu tetap akan terus ada. Politik dan media tidak pernah terpisahkan, karena saling membutuhkan baik menyampaikan aktivitas politik maupun informasi kepada masyarakat umum,” jelasnya.
Menurut, Wakil Ketua DPRD ini, politik tanpa media pada hakekatnya imposible
“Politik tanpa media saat ini Imposibel. Dikenal, disukai dan dipilih itu salah satu acuan kita sebagai politisi untuk dikenal orang,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa kader NasDem penting untuk menyebarkan spirit restorasi.
“Spirit itu harus sampai ke publik dan kita perlu menggunakan media,” pintanya.
“Penggunaan media harus benar-benar selektif karena banyak media yang bermunculan saat ini.Tidak boleh terpengaruh dengan hoax,” tandasnya.(*/ER).