KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Pelatihan Integrated Farming, Pelatihan Budidaya Jagung, dan Pelatihan Smart Farming bagi petani milenial yang diadakan oleh BBPP Kupang di wilayah READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative) dari tanggal 20 – 26 April 2022 telah berakhir pada Selasa, 26 April 2022.
Pelatihan ini ditutup secara resmi oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), pada beberapa kesempatan menjelaskan bahwa Smart Farming diterapkan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Mengingat kedepannya ada potensi semakin sempitnya lahan, pertambahan jumlah penduduk sehingga mengharuskan penggunaan teknologi dengan metode yang “smart”.
Menurut Mentan SYL, digitalisasi pertanian menjadi efektif dan penggunaan mekanisasi semakin maju sehingga produksi terus meningkat dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik.
“Kemajuan pertanian turut didukung generasi milenial karena memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.” kata Mentan.
Pada kesempatan tersebut, senada dengan Mentan SYL, Dedi mengajak para petani agar dapat menjadi petani yang handal, professional, berdaya saing serta berjiwa entrepreneur yang memiliki tekad, niat dan komitmen yang kuat untuk mengembangkan bisnis dibidang pertanian.
“Ingat segala sesuatu itu tergantung adanya niat, komitmen dan tekad. Itu yang harus kalian miliki. Jangan mudah menyerah terlebih jika produksi kalian terserang hama ataupun harga anjlok,” ujar Dedi.
Ditambahkannya bahwa amunisi yang diperlukan dalam rangka menggenjot produktivitas dan produksi pertanian adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dijelaskan Dedi, KUR ibarat bahan bakar untuk aktivitas bisnis kita. Oleh karena itu Kementen menyiapkan anggaran KUR untuk petani namun KUR saja tidak cukup.
Petani harus memiliki keahlian serta keterampilan misalnya Smart Farming.
Dengan Smart Farming inilah yang akan membantu mencapai tujuan pertanian yaitu menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa.
“Selain itu dapat mendongkrak produktivitas dan kualitas produk pertanian serta mampu menekan biaya produksi bahkan menjamin kontinuitas produk.” ungkap Dedi
Pelatihan Integrated Farming Berbasis Jagung Wilayah Food Estate, Pelatihan Teknis Budidaya Jagung Bagi Petani di Lokasi Program READSI serta Pelatihan Smart Farming bagi Petani Milenial Program READSI diikuti sebanyak 90 orang peserta yang berasal dari Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu.
Selama mengikuti pelatihan, peserta dibekali dengan berbagai materi dan informasi yang disampaikan oleh fasilitator dan narasumber yang berkompeten dibidangnya seperti fasilitator dari BBPP Kupang, BPP Lampung, Perbankan, Dosen Politani Kupang serta Petani Muda Keren (PMK) Agung Wedhatama.
Ditemui saat kegiatan penutupan, Kepala BBPP Kupang drh. Bambang Haryanto, MM menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan wawasan petani milenial agar mampu memanfaatkan dan menerapkan teknologi smart farming serta mengakses KUR.(*/Rilis Berita BBPP Kupang).