Pantai “Perawan” di Desa Mata Air itu Kini Semakin Mempesona

Pantai “Perawan” di Desa Mata Air itu Kini Semakin Mempesona

Pantai Sulamanda merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Kupang yang terletak di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah. Letaknya cuma ditempuh 15 menit dari Kota Kupang dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Sebelum menikmati keindahan alam pasir dan gulungan ombak yang landai, serta keindahan laut lepas, kita disuguhkan dengan bentangan areal sawah yang luar biasa indahnya. Kini pantai yang dulunya disebut pantai “Perawan” itu kini semakin memikat hati siapapun yang bertandang ke sana.

Alkisah, Pantai Sulamanda yang namanya kini semakin “meroket” bermula namanya pantai “perawan”. Sejak tahun 2017 berubah namanya menjadi Pantai Sulamanda yang kepajangannya “Sudah Lama Aku Menanti Anda”.

Obyek wisata pantai Sulamanda memiliki fasilitas pendukung yaitu, kamar mandi, toilet, lopo-lopo serta lapak yang menjual Kelapa muda dan aneka minuman dan makanan.

Tetapi sarana pendukung dalam hal ini akses jalan menuju ke Pantai Sulamanda agak sempit. Hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda 2, ada juga kendaraan roda 4 dalam satu arah saja.

Para pengunjung Pantai Sulamanda, Andi dan Ina, ketika dimintai pendapatnya, Selasa (7/12/2021) mengatakan, Pantai Sulamanda cukup bagus.

Pantainya indah dengan deburan ombang dan tiupan angin sepoi -sepoi. Disini juga ada Kafe, sehingga para pengunjung bisa berkaraoke .

Tetapi kata Andi dan Ina, sarana untuk pembuangan sampah umum tidak ada. Akibatnya, sampah terlihat dari pantai berserakan. Dan sarana jalan juga sempit sehingga hanya sepeda motor yang bisa masuk ke area wisata alam pantai ini.

Media ini menemui salah satu pemilik lapak dan juga Kepala Unit Pariwisata dari Bungdes Inahuk, Gabriela Maria Sri.

Dalam wawancara, Selasa ( 7/12/2021) perempuan yang biasa disapa Ela ini mengatakan, Pantai Sulamanda ini mempunyai arti ” Sudah Lama Aku Menanti Anda”.

Pantai Sulamanda ini di buka pada tahun 2017, pada saat itu juga pembentukkan Bumdes dan pengelolaannya juga oleh Bumdes Inahuk namanya.

Pantai Sulamanda ini jelas Ela, sebenarnya bekerja sama dengan Pariwisata Kabupaten, tapi menurut mereka bahwa pantai sulamanda ini masih uji coba. Makanya pantai ini dikelola oleh Bumdes.

Pada tahun 2018 kata Ela, mulai dibangun lapak memakai Dana Desa dan ada 2 lapak yang dibangun. Pada tahun 2019, dari Pemerintah Kabupaten Kupang membangun Prawedding dan ada 2 lopo yang dibangun untuk menunjang indahnya Pantai Sulamanda ini.

Dirinya menjelaskan, pantai sulamanda ini diberlakukan karcis parkiran, untuk roda 2 itu Rp 2.000 dan untuk roda 4 Rp 5.000. Pada tahun 2020 sejak adanya pandemi covid-19, pantai mulai sepi dan ditutup sehingga parkiran tidak dikenakan karcis.

” Tetapi untuk karcis toilet tetap dikenakan, dikarenakan kami harus membeli air tangki untuk mengisi bak untuk mandi untuk dipakai pengunjung,” katanya.

Untuk lapak yang berjumlah belasan ini berlaku untuk orang desa Mata Air saja, karena memang dari awal desa ingin mensejahterakan masyarakat desanya. Ibu-ibu bisa menambah penghasilan dengan berjualan di lokasi pantai ini.

Dirinya berharap kepada pemerintah, bahwa soal listrik memang sudah ada. Cuma akses jalan kalau bisa diperlebar agar bukan saja kendaraan roda dua tetapi roda 4 juga bisa masuk.

” Karena pada waktu badai seroja melanda NTT, jalan menuju sulamanda terkikis karena naiknya air laut. Kemudian air bersih, kalau bisa disiapkan,” pinta Ela.( ER)

error: Content is protected !!