KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) telah meluncurkan berbagai program strategis, salah satunya adalah program pompanisasi.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses petani terhadap sumber air irigasi, terutama di daerah yang rawan kekeringan.
Dengan adanya pompanisasi, petani dapat mengatasi keterbatasan air sehingga mampu meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka.
Indonesia, sebagai negara agraris, sangat bergantung pada sektor pertanian. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi petani adalah masalah ketersediaan air, terutama di musim kemarau.
Keterbatasan sumber air irigasi sering kali menjadi penghambat utama dalam mencapai hasil panen yang optimal.
Untuk itu, Kementerian Pertanian meluncurkan program pompanisasi sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.
Program ini dilakukan dengan menyediakan pompa air di berbagai wilayah pertanian yang membutuhkan.
Kementerian Pertanian bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kelompok tani untuk memastikan bahwa pompa air tersebut digunakan secara efektif dan efisien.
Selain itu, pelatihan teknis diberikan kepada petani agar mereka mampu mengoperasikan dan merawat pompa dengan baik. Termasuk di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sebagian besar berlahan kering.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, program pompanisasi merupakan salah satu langkah dari Kementan untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan jagung melalui optimalisasi lahan rawa (oplah) dan peningkatan indeks pertanaman (IP) padi pada lahan sawah tadah hujan. Langkah tersebut diambil pemerintah dalam upaya antisipasi darurat pangan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Mentan Amran.
Idha Widi Arsanti, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengungkapkan sejak diluncurkan, program pompanisasi telah memberikan dampak positif di berbagai daerah.
“Petani yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan air untuk irigasi kini dapat bercocok tanam dengan lebih baik, bahkan di musim kemarau,” ujarnya.
Peningkatan produktivitas pertanian ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan petani, tetapi juga pada ketahanan pangan nasional.
Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Inneke Kusumawaty mengatakan program pompanisasi merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.
“Dengan adanya akses yang lebih baik terhadap air irigasi, petani dapat mengoptimalkan lahan pertanian mereka dan berkontribusi lebih besar terhadap ketahanan pangan nasional,” jelas Inneke. Dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan partisipasi aktif dari petani akan menjadi kunci kesuksesan program ini di masa depan.
Sebagai Unit Pelaksana Teknik (UPT) dari Kementerian Pertanian, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Kupang mendukun penuh program tersebut dengan menempatkan peserta didik kelas XI dari Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Peserta didik tersebut terjun langsung di kelompok tani yang tersebar di beberapa wilayah termasuk Kecamatan Timor Tengan Utara.
Salah satu peserta didik yang ditempatkan di Kefamenanu, TTU yaitu Cindi Karpada mengungkapkan dirinya sangat antusias dengan program ini.
“Saya sangat senang diberi kesempatan untukmelakukan praktik disini karena saya mendapatkan pengalaman baru serta ilmu baru dari petani yang ada di lapangan,” ungkapnya.
Di Kecamatan ini terdapat pompa sebanyak 4 unit. 3 diantaranya diperuntukkan untuk tanaman padi dan 1 pompa untuk tanaman hortikultura.
Selama membantu petani dalam program PAT kegiatan yang ia lakukan ialah pemupukan serta membantu dalam pemasangan pompa untuk mengaliri sawah.
Karena tujuan program pompanisasi yaitu meningkatkan akses petani terhadap air irigasi, mendorong peningkatan produktivitas pertanian. (*/Rilis Berita SMK N PP Kupang-Luluk Juan/ER)