Olah Lahan Tidur, SMKPP Kementan Rutin Panen Buah Naga

Olah Lahan Tidur, SMKPP Kementan Rutin Panen Buah Naga

Para siswa SMK PP N Kupang

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Pemanfaatan lahan tidur untuk pengembangan sektor pertanian diharapkan dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Kementerian Pertanian mendukung upaya-upaya peningkatan ekonomi masyarakat dengan mengubah lahan tidur menjadi produktif dengan ditanami tanaman yang selain untuk penyediaan kebutuhan sendiri, juga mempunyai nilai jual.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong pemanfaatan lahan kosong untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Apalagi terbukti selama masa pandemi, sektor pertanian mampu bertahan dan tumbuh.

“Kewajiban kita mendorong masyarakat untuk mau mengembangkan lahan kosong untuk menopang ketahanan pangan. Selain untuk ketahanan pangan juga sebagai sumber penghasilan”. ujar Syahrul

Senada dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani harus dapat memanfaatkan peluang untuk genjot produktivitas pangan untuk mendapatkan penghasilan.

“Manfaatkan lahan yang ada, tanami dengan sesuatu yang bermanfaat, dan menghasilkan. Jenis tanaman bisa tanaman pangan macam jagung atau buah contohnya buah naga. Kalau produksi meningkat diharapkan ada peningkatan ekonomi masyarakat di situ” tutur Dedi.

Pemanfaatan lahan kosong juga sudah dilakukan oleh SMK PP Negeri Kupang sebagai salah satu UPT di bawah BPPSDMP Kementan beberapa tahun terakhir.

Buah naga dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. meskipun dikenal sebagai buah dari asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Pada tahun 1870, Bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias.

Buah naga kemudian dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina karena rasanya yang manis. Di indonesia, buah naga mulai populer sejak tahun 2000. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.

Budidaya buah naga sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.

Kepala SMK PP Negeri Kupang, Stepanus Bulu, memotivasi seluruh civitas sekolah dengan menanam apa yang bisa ditanam dan tidak membiarkan lahan kosong.

Meskipun ditanam di tanah seluas 1 are, namun hasil yang didapatkan cukup menggembirakan dengan intensitas panen setiap 3 bulan dan rata-rata mendapatkan 20 kg tiap panen.

“Kita sudah manfaatkan lahan yang kita punya dengan tanam Buah Naga. cukup menghasilkan dan menjanjikan tandas Stepanus. (*/Luthfi/Rilis Berita SMK PP N Kupang/ER)

error: Content is protected !!