Mengenal Sosok Kepala BPS NTT, Meniti Karier Mulai Dari Titik Terendah

Mengenal Sosok Kepala BPS NTT, Meniti Karier Mulai Dari Titik Terendah

 

Kepala BPS NTT, Matamira B. Kalle, S.Si, M.Si

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Garis tangan tidak semua orang memahami kelak menjadi apa. Tidak juga disangka-sangka siapapun bahwa perjalanan karier yang dimulai dari titik terendah berbuah manis pada waktunya.

Hal ini setidaknya dialami Matamira B. Kalle, S.Si, M.Si yang saat ini dipercayakan pimpinan tertinggi menduduki jabatan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT.

Matamira ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (28/7/2022) membeberkan catatan perjalanan kariernya di lingkup BPS.

Dirinya berkisah bahwa awal karirnya dimulai saat bersekolah di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) yang dulunya disebut Akademi Ilmu Statistik.

Setelah tamat SMA tahun 1988 , dirinya dinyatakan lulus PMDK di Universitas Nusa Cendana Kupang dan memilih Faperta jurusan Agronomi dan sempat kuliah.

Tapi karena ajakan teman untuk tes di Statistik dan lulus ,didukung oleh orang tuanya maka dirinya menjadi Mahasiswa STIS dan tamat tahun 1991.

Setelah tamat, ditempatkan di Kupang tepatnya di BPS Provinsi NTT.

Mira yang bepenampilan sederhana dan keibuan ini bercerita, promosi awal dirinya di eselon 3 sebagai Kepala BPS Kabupaten Kupang di Oelamasi sekitar 2 tahun.

Kemudian dirinya ditempatkan kembali ke BPS Provinsi NTT sebagai Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Disiminasi Statistik( IPDS).

Sekitar 4 tahun kemudian ia dirotasi ke Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik.

Pada tahun 2022 jelasnya, BPS membuka seleksi terbuka untuk pimpinan tinggi pratama. Dimana untuk merebut 7 posisi tapi untuk Kepala BPS Provinsi sendiri ada 4 posisi, selain itu untuk eselon 2 di Pusat.

Salah satu yang dibuka adalah untuk NTT, karena Kepala BPS NTT sebelumnya sudah di rotasi ke Kepulauan Riau, sehingga praktis posisi kursi Kepala BPS NTT kosong.

“Lowongan untuk Kepala BPS NTT ini baru pertama kali dibuka, karena posisi Kepala BPS NTT kosong. Seleksi tahun ini agak berbeda, karena kita mendaftar langsung pilih Provinsi mana mau ditempatkan. Peserta dari seluruh Indonesia mendaftar termasuk saya juga mendaftar dan memlih Provinsi NTT,” tutur Mira mengenang.

Dikatakan Mira, dalam mengikuti seleksi dari NTT ada 4 orang. Setelah mengikuti beberapa tahapan, dirinya masuk dalam 3 besar.

Tahapan terakhir adalah wawancara dengan Kepala BPS Pusat, setelah itu Kepala BPS yang akan menentukan siapa yang akan menjadi Kepala BPS NTT.

Akhirnya Mira paggilan akrabnya dengan perjuangan yang gigih, terpilih menjadi Kepala BPS Provinsi NTT.

Dalam bekerja, tentunya Mira juga di dukung oleh keluarga terutama suaminya yang juga seorang ASN.

Ibu berputra putri 4 orang, 2 orang anaknya sudah menjadi Mahasiswa ini walaupun dengan tingkat kesibukan yang tinggi tetapi perhatian ke keluarga tetap menjadi prioritas.

Dirinya bersama suami saling mendukung dalam mendidik putra putrinya agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa.

Sebagai pemimpin dirinya di dukung oleh teman-teman yang notabene adalah stafnya. Karena sebelumnya sudah mengenal mereka dari awal masuk di BPS NTT ini.

“Saya bersyukur karena sebagai kepala, saya di suport oleh teman -teman yang semuanya sudah saya kenal baik. Jadi untuk saya tidak ada masalah. Dalam bekerja semua dengan tupoksinya masing-masing,” ujar Mira.

Dalam menjalani tugas cerita ibu yang ceria penuh tawa ini, sudah pasti ada suka dukanya. Diakuinya bekerja di BPS untuk mencari waktu luang itu sangat sedikit.

Karena memang di BPS volume kerjanya sangat banyak. Untuk itu dalam menjaga kebugaran tubuh, Mira setiap paginya minum air putih hangat dan berolah raga dengan berjalan kaki sekitar rumahnya.

” Kalau saya awalnya sudah bekerja di BPS, jadi sudah banyak tahapan yang dilalui, mulai dari menjadi tugas lapangan dan harus turun ke kampung-kampung, jalan yang berbatu yang tidak ada kamar mandinya, tidak ada air dan lainnya, bahkan kerja pagi pulang pagipun Semua tantangan itu sudah saya lalui,” tuturnya.

Dalam prinsip hidupnya, perempuan berdarah Sabu ini mengatakan bahwa berada dalam Tuhan, karena Firman Tuhan berkata bahwa jerih payahmu tidak akan sia -sia.( ER)

error: Content is protected !!