KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai cara untuk menyukseskan program pembangunan pertanian.
Salah satunya adalah mendongkrak kemajuan sektor pertanian melalui kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) atau yang lebih dikenal dengan Tani Akur (Petani Millenial Akses KUR).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong para petani Indonesia untuk mengakses KUR sebagai solusi permodalan usaha.
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha.
Melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan), Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan gencar mengajak petani milenial yang merupakan alumni dari Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) untuk segera akses KUR bagi mereka yang memiliki usaha pertanian atau peternakan dan ingin memajukan usahanya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan capaian KUR dari para petani milenial akan mendukung jalannya pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Jika banyak petani milenial yang berhasil akses KUR, tentunya usahanya akan lebih berkembang. Jika usaha lebih berkembang, akan tercipta ketahanan pangan nasional”, papar Mentan Syahrul.
Pada Investment Day yang diselenggarakan oleh BPPSDMP beberapa waktu lalu, Kementan berupaya menjaring Champion akses KUR bagi para alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), PEPI dan SMKPP.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menuturkan , Program Investment Day, ini merupakan bentuk dukungan dan penghargaan kepada petani milenial sekalius menunjukan bahwa mereka adalah Champion Pertanian.
“Hadirnya strategi Tani Akur adalah menjadi solusi dukungan pembangunan wirausaha muda pertanian. Saya yakin seyakinnya, bahwa program ini dapat menjawab tantangan pembangunan pertanian kita”, tegas Dedi.
Pengalaman mendapat manfaat dari akses KUR dirasakan oleh alumni SMK PP Kupang bernama Paulus Beda Lali.
Ia sudah lama ingin mengakses KUR, namun menghadapi kendala.
Gayung bersambut ketika SMK PP Kupang memberi tawaran untuk membantu akses KUR hingga proses pencairan dananya.
Dan pada bulan November 2022, Paulus berhasil mengakses KUR dan mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 25.000.000,00.
Dana tersebut ia gunakan untuk mengembangkan modal pembelian bibit DOC.
Sebelumnya ia telah memiliki 5 kandang ayam berbentuk panggung dengan luas 5×6 meter per panggung.
Dalam 1 kandang bisa menampung sekitar 100 ekor. Sejak lulus dari sekolah Paulus melanjutkan kuliah peternakan dan langsung mencoba berwirausaha ayam broiler.
Target pasarnya adalah hampir seluruh pasar lokal di Kota Kupang, diantaranya Pasar Inpres, Pasar Lokal Oeba, Oebobo, dan Oesapa.
Ayam yang siap jual memiliki berat berkisar 1,5 hingga 2 kg. Rata-rata ayam tersebut berumur 5 minggu.
“Biasanya saya jual ayam di umur 1 bulan 1 minggu, jika pertumbuhannya bagus dan bibitnya bagus. Hanya kalau seandainya bibit agak sedikit kerdil atau jelek biasanya saya panen di umur lebih dari 5 minggu. Karena beratnya belum sampe standar,” papar Paulus.
Salah satu alasan mengapa ia memiliki banyak pelanggan adalah selain kualitas ayam sesuai dengan permintaan pasar, ia menjual dengan harga sesuai dengan pasaran.
“Biasanya dalam 1 minggu digunakan untuk peggunaan air netral agar ayam yang masuk pasar sudah steril dari bahan obat. Saya jual biasanya disesuaikan dengan harga pasarnya per kilo naik turun, kadang 25ribu-27ribu per kilo, kadang 30ribu-31ribu. Untuk saat ini ada diharga sekitar 30ribu-31ribu per kilo,“ ujar Paulus.
Paulus menambahkan sejauh ini yang menjadi kendala adalah kesehatan ayam yang harus dijaga dan di pertahankan melalui kebersihan dan pemberian obat secara teratur.
Paulus berharap dana KUR yang dipinjam dapat membantu program pengembangan usaha agar kedepannya usaha yang ia kelola lebih berkembang.
Ia ingin target pemasaran ayam dapat menjangkau wilayah yang lebih luas lagi di Kota Kupang dan membuka mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.(*/Luluk Juan/Rilis Berita SMKN PP Kupang/ER)