KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Bidang Pertanian merupakan salah satu bidang yang mengalami perubahan signifikan di era revolusi industry 4.0 dimana dalam kegiatan pertanian sudah mengikutsertakan teknologi dalam berbagai tahapan produksinya.
Dengan pemanfaatan teknologi di bidang pertanian memungkinkan adanya peningkatan hasil produksi pertanian yang berkualitas.
Saat ini telah banyak inovasi di bidang pertanian yang menggunakan teknik-teknik serta alat-alat yang bisa dikombinasikan dengan IT.
Seperti yang saat ini sedang gencar diperkenalkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu konsep Smart Farming.
Kementan banyak mengadakan pelatihan terkait Smart Farming guna memberikan pemahaman kepada petani mengenai Smart Farming sehingga dengan demikian dapat menggenjot produksi pertanian yang berkualitas tinggi.
Smart Farming menjadi salah satu fokus utama Kementan karena sistem pertanian ini berbasis pemanfaatan teknologi sehingga dapat membantu petani untuk tetap eksis dimasa pandemic covid 19 serta adanya tantangan perubahan iklim yang ekstreme.
“Smart farming adalah upaya menembus langit dan pelatihan ini tidak boleh gagal karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern melalui smart farming,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam Training of Trainer Smart Farming, Selasa (25/1/2022).
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap dengan konsep smart farming dapat menarik minat generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian.
Pasalnya, generasi muda dapat memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pertanian karena memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa teknologi smart farming dikembangkan sebagai salah satu respons adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini.
Smart farming memungkinkan petani memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, melalui pengelolaan pertanaman dan ternak yang baik dan efisien.
“Konsep pembangunan pertanian harus diikuti dengan peningkatan agenda intelektual seluruh stakeholder utamanya petani sebagai garda terdepan. Kita sudah lama diterpa pandemi Covid-19 dan perubahan iklim, namun dalam kondisi ini produktivitas dan produksi pertanian tidak boleh berkurang,” Ungkap Dedi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap semangat Mentan dan Kepala Badan dalam mempromosikan konsep Smart Farming, maka BBPP Kupang sebagai salah satu UPT milik Kementerian Pertanian dibawah naungan BPPSDMP baru-baru ini menggelar pelatihan smart farming bagi petani milenial program READSI yang telah berlangsung tanggal 20 s.d 26 April 2022 di BBPP Kupang.
Pada kegiatan pelatihan tersebut telah dilakukan launching Sistem Irigasi Sprinkler secara resmi oleh Kepala BBPP Kupang drh. Bambang Haryanto, MM sebagai bentuk penerapan Smart Farming.
Sistem irigasi sprinkler merupakan sistem penyemprotan air seperti curah hujan alami. Sistem irigasi sprinkler di BBPP Kupang dibuat pada luasan lahan sekitas 20 m x 30 m.
Sistem irigasi seperti ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan air serta bisa dikombinasikan dengan IT contohnya kelembapan dan suhu tanah dapat dipantau melalui smartphone bahkan dapat juga untuk menghidupkan pompa airnya.
Ada sejumlah manfaat yang didapat dari sistem irigasi sprinkler, diantaranya dapat menghemat waktu karena untuk mengontrolnya dapat menggunakan smartphone, hemat biaya dan tenaga kerja, serta penyiramannya lebih merata.
Ditemui usai Launching Sistem Irigasi Sprinkler, Kepala BBPP Kupang menyampaikan harapannya launching Sistem Irigasi Sprinkler ini merupakan salah satu bentuk penerapan atau bukti nyata dari Smart Farming.
Sehingga dengan demikian mudah-mudahan generasi milenial dapat mengiplementasikan hasil pertanian terutama dalam hal menghemat tenaga atau air.
Karena dengan dilaksanakan smart farming peserta dilatih merakit perlengkapan smart farming yang memang tujuannya untuk memudahkan cara bertani.
Misalnya petani untuk menyiram air, atau untuk mengetahui/mengontrol suhu tanah tidak perlu bolak balik ke sawah karena semuanya dapat dikontrol cukup dengan menggunakan hp atau laptop sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
Dengan demikan kami berharap generasi milenial akan lebih tertarik bekerja di sektor pertanian.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).