KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin mumpuni, sektor pertanian dituntun untuk mampu mengintervensi seluruh kegiatan pengelolaan pertanian dan peternakan dengan perkembangan teknologi pertanian.
Ini demi meminimalisir waktu dan biaya produksi untuk menghasilkan produk berkualitas baik yang mampu bersaing dengan produk pertanian unggulan lain dari luar negeri.
Salah satu contoh penerapan teknologi sederhana dalam pengelolaan pertanian adalah penerapan system intergrated farming memanfaatkan teknologi sederhana yang mudah diaplikasikan oleh masyarakat dilahan pertaniannya masing-masing.
Terlebih di masa yang rentan perubahan seperti saat ini sehingga setiap masyarakat diharapkan mampu menghasilkan pangannya sendiri.
Integrated Farming adalah system pertanian yang mengintegrasikan kegiatan pertanian dan peternakan dalam satu kawasan terpadu yang setiap sub sektornya saling mendukung produksi sektor lain sehingga saling menguntungkan untuk hasil produksi terbaik.
Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo kerap menyampaikan bahwa integrated farming adalah konsep pertanian masa depan yang berkelanjutan.
Menurutnya konsep ini terbukti menguntungkan karena ada integrasi yang sangat baik antara proses pengembangan tanaman pangan dan ternak dalam satu kawasan.
Pesan serupa juga kerap disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
Menurutnya penerapan konsep pertanian integrated farming adalah salah satu inovasi yang sangat adaptif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.
Integrated Farming menurutnya adalah konsep pengelolaan pertanian yang sangat efisien, menguntungkan serta ramah lingkungan sehingga mendukung keberlanjutan usaha pertanian dan peternakan dilahan yang subur dan produktif.
Konsep Smart Farming dengan juga memanfaatkan teknologi pertanian sederhanan inilah yang juga diterapkan di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihan dibawah BPPSDMP Kementerian Pertanian, BBPP Kupang semaksimal mungkin menciptakan konsep pertanian sederhana namun modern yang dengan mudah bias diadaptasi oleh masyarakat.
Konsep ini kemudian diperkenalkan kepada masyarakat diantaranya peserta yang melaksanakan pelatihan di BBPP Kupang serta peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau Permagangan di BBPP Kupang dan selanjutnya pesan ini akan diresonansikan ke masyarakat lainnya.
Pada Senin, 5 Desember 2022, BBPP Kupang menerima kunjungan dari Mahasiswa Univesitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) yang berlokasi di Kabupaten Belu Provinsi NTT.
Tujuan Kunjungan ini adalah untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan bagi Mahasiswa Program Studi Budidaya Ternak Fakultas Logistik Militer Universitas Pertahanan.
Sebelum melaksanakan Kegiatan Praktik, Mahasiswa Universitas Pertahanan terlebih dahulu mendapatkan arahan terkait proses pengelolaan pertanian dan peternakan di BBPP Kupang Oleh Kepala Balai, drh Bambang Haryanto.
Dalam arahannya beliau sampaikan bahwa setiap proses produksi pertanian di peternakan di BBPP Kupang dilakukan secara baik dan efisien melibatkan sejumlah widyaiswara yang berkompeten di bidangnya masing-masing sehingga dari hulu sampai hilir kegiatan produksi telah diperhitungkan tingkat efisiennya.
Konsep pertanian yang diterapkan di BBPP Kupang adalah smart integrated farming yakni integrasi pertanian dan peternakan memanfaatkan teknologi sederhana sejak persiapan lahan dan bibit hingga pengelolaan produk yang dihasilkan bahkan hingga analisis keuntungan secara ekonomi hingga metode pemasaran produk.
Dalam kegiatan praktikum ini, Mahasiswa diajak berkeliling ke setiap unit produksi yang ada di BBPP Kupang diantaranya Lahan Pengembangan Hijauan Pakan Ternak, Instalasi Perkandangan baik sapi, kambing, ayam broiler dan ayam pedaging serta ayam KUB.
Selain itu Mahasiswa juga dajak mengunjungi Instalasi Rumah Potong Hewan (RPH) mini, Instalasi Pengelolaan Pupuk Organik serta Instalasi Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Peternakan.
Tidak lupa mahasiswa juga diajak mengunjungi lokasi smart farming produksi sayuran yang memanfaatkan teknologi irigasi tetes dan lahan pengembangan jagung memanfaatkan sprinkler berbasis system operasi android serta area pemeliharaan lele yang dintegraskan dengan pengembangan hortikultura.
Tujuan kunjungan Mahasiswa kesetiap unit produksi di BBPP Kupang adalah untuk melihat secara langsung integrasi penyatuan pertanian dan peternakan dalam satu kawasan yang terbukti sangat menguntungkan.
Seperti pemanfaatan limbah jagung menjadi pakan, pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik yang dimanfaatkan dalam pengembangan jagung dan tanaman hortikultura lainnya sehingga banyak keuntungan yang didapat diantaranya kegiatan produksi lebih murah karena tidak membutuhkan biaya pupuk kimia yang mahal.
Pemanfaatan pupuk organik juga menghasilkan produk akhir yang lebih sehat bagi masyarakat sebagai konsumen serta yangterpenting adalah penggunaan pupuk organik dapat mempertahankan kualitas tanah sehingga kesuburan tanah dapat bertahan lama dan usaha produksi dilahan tersebut dapat dilaksanakan dalam waktu yang lama dan berkelanjutan.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)