KOMPAK Indonesia Siapkan Aksi Desak KPK Tangkap Bos Besar Bawang Merah Malaka

KOMPAK Indonesia Siapkan Aksi Desak KPK Tangkap Bos Besar Bawang Merah Malaka

MALAKA.NUSA FLOBAMORA – Koalisi Masyarakat Anti Korupsi (KOMPAK) Indonesia siap menggelar aksi  mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyidikan kasus korupsi pengadaan benih bawang merah di Kabupaten Malaka tahun 2018 dengan anggaran kurang lebih senilai Rp 9,8 miliar.

Aksi besar-besaran itu bertujuan mendesak KPK agar segera menangkap bos (red, aktor intelektual) kasus bawang merah.

Sejumlah organisasi peduli anti korupsi mulai menaruh perhatian serius terhadap penyidik KPK dalam mengusut tuntas kasus korupsi bawang merah di Malaka yang merugikan keuangan negara kurang lebih sebesar Rp 3, 9 miliar.

Organisasi-organisasi peduli anti korupsi itu di antaranya Aliansi Rakyat Anti Korupsi Indonesia (ARAKSI) NTT yang mengadvokasi kasus bawang merah sejak awal hingga saat ini.

Selain itu, hadir juga Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA) Indonesia dan Koalisi Masyarakat Anti Korupsi (KOMPAK) Indonesia yang konsen menaruh perhatian dalam penanganan kasus korupsi.

Lembaga-lembaga mendesak KPK agar segera menuntaskan kasus yang pernah ditangani penyidik Polda NTT.

Dikatakan, KPK perlu dikawal agar proses hukum lanjutan kasus bawang merah jangan lamban. Pegiat anti korupsi dan pers berintegritas wajib mengawal agar kasus ini dapat menjadi terang-benderang dalam waktu dekat.

“Kalau perlu aksi besar-besaran di KPK RI,” kata Gabriel Goa, Ketua KOMPAK Indonesia sebagaimana yang dilansir mediasuararakyatindonesia.com, Jumat (5/7/24)

Dijelaskan, KPK perlu menangkap bos besar (red, actor intelektualis) kasus bawang merah di Kabupaten Malaka. Jangan proses hukum itu hanya menyentuh orang-orang kecil seperti para pegawai dan kontraktor.

Diperlukan, solidaritas pegiat anti korupsi dan pers untuk mengawal ketat KPK RI agar segera menangkap dan proses hukum pelaku dan Actor Intelektualis korupsi berjamaah bawang merah Malaka. Sehingga, kasus ini tidak “diesbatukan” (red, diendapkan). (Tim)

error: Content is protected !!