KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Sosok Guru merupakan seseorang yang sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mencerdaskan anak bangsa.
Di momen hari Guru Nasional 2023 dan hari Persatuan Guru Republik Indonesia( PGRI) yang ke – 78, Kepala Sekolah SMK N 8 kota Kupang, Yehezkiel Thobias Ledoh tidak akan pernah lupa dengan sosok mantan Gurunya sewaktu duduk di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Angkasa, yang telah menginspirasinya menjadi seorang pendidik.
Mantan guru yang di undang hadir pada peringatan hari Guru Nasional adalah, Ibu Ros Suryana Umpenawani, sosok mantan guru berjiwa tegas dan berhati lembut. Telah mendidik mantan murid-muridnya hingga salah satu menjadi Kepala Sekolah.
Beliau hadir di antara guru-guru dan juga peserta didik SMKN 8 Kota Kupang.
Menurut Thobias,, menjadi guru adalah tugas atau panggilan mulia. Oleh karenanya, apa bila berniat menjadi guru maka apapun resikonya dalam melaksanakan tugas wajib dilaksanakan.
Dikutip dari Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim, Guru adalah kunci utama transformasi pendidikan. Gurulah yang memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi peserta didik sehingga mereka dapat menjadi generasi yang unggul dan berdaya saing.
Dengan mengangkat tema” Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” Guru juga berperan penting untuk transformasi peserta didik, sehingga mereka menjadi pribadi yang berintegritas, berakhlak mulia dan berjiwa pancasila.
Kepada guru-guru dan juga anak murid yang hadir, Ibu Ros Suryana Umpenawani berpesan, dirinya masih punya waktu, belum kehilangan waktu dan belum habis waktunya untuk bertemu dengan teman-teman guru , murid-murid dan Kepala sekolah di momen yang berharga ini, hari Guru Nasional 2023.
” Saya sangat bahagia dan ucapkan terimakasih, karena masih ada orang peduli, masih ada yang memperhatikan dan masih menghiraukan para pensiun di bidang pendidikan. Sebenarnya kita sudah pensiun sudah selesai tugas, tapi inilah yang di sebut pahlawan tanpa tanda jasa,” ungkapnya.
Dikatakan Ibu Ros, dirinya pensiun sudah 23 tahun yang lalu, sampai kapanpun seorang guru tetap di hargai, dihargai bukan orangnya tapi di hargai langkah jejaknya untuk menjadi panutan bagi teman-teman guru yang baru, yang akan melanjutkan mendidik anak-anaknya untuk meraih cita-cita di masa depan.
Dalam ungkapan hatinya kepada mantan gurunya di hadapan para guru dan murid-muridnya, Thobi panggilan akrabnya mengatakan, ada 3 hal nasehat yang di pegang dari seorang Ros Suryana yaitu pertama, lebih baik duduk-duduk dari pada tidur-tiduran. Kedua, Lebih baik jalan-jalan dari pada duduk-duduk.
“Cerita ini sangat menginspirasi saya untuk tidak berpangku tangan atau bahasa kupangnya, ” jangan hanya tada tangan kepada orang tua” tapi bagaimana ikut turut membantu orang tua untuk meraih cita-cita masa depan” tandas Thoby.(ER)