KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Selain memastikan ketahanan pangan, Kementerian Pertanian terus berupaya memastikan Sumber Daya Manusia Pertanian tumbuh dan berkembang. Dengan SDM yang baik, diharapkan memajukan pertanian Indonesia.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo hal ini sejalan dengan arahan Presiden.
“Sesuai arahan Presiden agar pertanian terus mengawal ketahanan pangan nasional. Pertanian dapat menjadi sektor yang berdampak pada kepentingan ekonomi nasional. Pertanian adalah sektor strategis dan salah satu pilar kekuatan negara,” tegas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Untuk meningkatkan SDM yang berkualitas, sebanyak 190 dari 9 kabupaten dan 3 provinsi Fasilitator Desa Program READSI mengikuti kegiatan Peningkatan Kapasitas Program READSI (Rural Empowerment And Agricultural Development Scaling Up Initiative) yang berlangsung selama 3 hari, 18 s.d 20 Februari 2022 di 9 Provinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Makassar.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, Kamis (18/02/2022).
Hadir mendampingi Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dan Manager READSI melalui virtual. diikuti Kepala Dinas pertanian setiap provinsi melalui konvensional serta pengelola READSI kabupaten.
Dedi Nursyamsi mengajak seluruh peserta dan pengelola menjaga Kesehatan karena dengan kita sehat.
“Dengan sehat, maka pekerjaan kita akan berhasil dan kita harus disiplin dalam menerapkan protokol Covid-19 di masa pandemi,” katanya.
Dedi Nursyamsi mengungkapkan, ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian. Pertama, inovasi teknologi dan sarana prasarana. Kedua, aturan perundangan mulai dari Pemerintah Pusat sampai daerah. Dan ketiga, peran dari SDM pertanian.
“Dari tiga faktor itu, SDM pertanian memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 50% terhadap peningkatan produktivitas. Berarti SDM pertanian harus mampu mengimplementasikan inovasi teknologi,” tegasnya.
Selain pelatihan tentang inovasi teknolodgi, “KUR ini merupakan sebuah energi yang sangat penting bagi petani dan praktisi pertanian yang memerlukan modal untuk menggerakkan roda pertanian,” tambahnya.
Fasilitator Desa program READSI harus mendorong petani meningkatkan hasil produksi serta menambah nilai jual hasil pertanian seperti mengolah hasil pertanian.
“Sehingga harga jual menjadi berlipat-lipat dan meningkatkan permodalan lewat KUR agar usaha semakin berkembang,” harap Dedi.
Fungsi dari pendamping desa ini luar biasa, tugas pendamping itu sederhana sebenarnya tapi sangat bermanfaat bagi petani.
“Komitmen dari seluruh pengelola dituntut untuk bekerja keras sehingga dapat menyukseskan program READSI dan penerima manfaat memiliki output yang nyata,” tutup Dedi
Narasumber kegiatan ini berasal dari Pusat Pelatihan Pertanian, BBPP Batangkaluku dan Tim Pemberdayaan Fasilitator Provinsi dan Kabupaten
Tujuan diselenggarakannya pertemuan ini yaitu untuk meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program READSI khususnya Fasilitator Desa dalam melakukan pengawalan penguatan kelompok tani menjadi kelembagaan ekonomi petani yang kuat, pengembangan usaha bersama menjadi KEP, akses pasar serta akses permodalan (KUR)
Program READSI adalah program Pemberdayaan Petani di Pedesaan, dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang mengkombinasikan fasilitasi pendampingan teknis dan non teknis pertanian oleh Penyuluh dan Fasilitator Desa (Tim Pemberdayaan).
Tujuan jangka panjang READSI adalah Rumah tangga pedesaan di Sulawesi, Kalimantan Barat dan NTT diberdayakan secara individu dan kolektif melalui peningkatan keterampilan, kepercayaan diri dan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian yang bersumber dari usaha pertanian dan non-pertanian secara berkelanjutan.
Program READSI saat ini tengah memasuki tahun ke-4 untuk implementasi kegiatan di daerah dan dalam proses evaluasi serta Mid Term Review (MTR) oleh IFAD.
IFAD, Bappenas, dan Kementerian Keuangan akan melakukan evaluasi dalam hal progres kinerja masing-masing daerah output dan outcome program untuk dilakukan proses perpanjangan program.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).