KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui BPPSDMP terus berusaha meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.
Bermitra dengan Komisi IV DPR RI, Kementan melalui SMK-PP Negeri Kupang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani Milenial dan penyuluh di Kabupaten Timor Tengah Selatan (22/02/2023).
Mengusung tema besar pentingnya gerakan tani pro organik (Genta Organik), bimtek ini melibatkan 30 peserta yang berprofesi sebagai petani milenial dan penyuluh pertanian di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Pelaksanaan bimtek ini selaras dengan ajakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mendorong untuk menyukseskan Genta Organik dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
“Kami harapkan kepada Gubernur, Bupati, Walikota dan Kepala Dinasnya untuk turun tangan secara maksimal. Karena gerakan ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan,” kata Syahrul.
Mentan Syahrul juga mengajak para penyuluh dan petani untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan dampak dari perang Rusia – Ukrania telah membuat pupuk kimia menjadi mahal. Maka dari itu pemanfaatan pupuk organik harus terus digalakan.
“Ini peluang bagi kita untuk mengembangkan pupuk organik. Momentum di tengah harga pupuk kimia yang melonjak. Potensi alam kita bisa kita manfaatkan secara maksimal”, kata Dedi.
Beliau menambahkan di tahun 2023 tantangan yang dihadapi bisa juga menjadi peluang bagi petani-petani milenial untuk meningkatkan produksi pertanian.
Karena itu BPPSDMP terus meningkatkan kemampuan petani milenial agar profesional, mandiri, memiliki daya saing serta berjiwa wira usaha.
Sebagai salah satu wakil rakyat perwakilan NTT, Edward Tannur mengatakan bahwa Bimtek terhadap petani dan penyuluh serta mengembangkan pendidikan vokasi pertanian harus terus dilakukan karena anak-anak muda atau milenial serta penyuluh lah yang bisa mengentaskan NTT dari kemiskinan.
“Swasembada pangan adalah salah satu kunci sukses bertahan di masa resesi dan ini bisa dimulai dari mulai mengembangkan pangan lokal dengan memanfaarkan pupuk organik seperti di kabupaten TTS ini”, ujar Edward yang juga membawakan materi tentang pertanian organik pada bimtek tersebut.
Tak hanya materi, itu dilakukan pula praktek penggunaan teknologi dalam pembuatan pupuk organik yang diharapkan para peserta bisa menerapkan mandiri ke depannya.
Kepala SMK PP Negeri Kupang, Stepanus Bulu, berharap dengan ada nya bimbingan teknis dapat meningkatkanya pengetahuan petani dan penyuluh
“Diharapkan akan ada peningkatan kapasitas penyuluh dalam hal transfer teknologi kepada petani. yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani”, jelas Stepanus.(*/Rilis Berita SMK PP N Kupang/ER)