KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Untuk kesekian kalinya Kantor Bahasa Provinsi NTT (KBPNTT) memfasilitasi kegiatan uji kemahiran berbahasa Indonesia serta penyegaran kompetensi berbahasa buat para jurnalis di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk periode 2024 ini, sebanyak 50 orang wartawan baik cetak maupun media online di Provinsi NTT turut berpartisipasi dalam kegiatan selama tiga hari dari 24-26 Januari 2024.
Adapun kegiatan ini dibuka oleh Panggul Ferdinandus, S.Pd, Widya Ahli Muda mewakili Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Elis Setiati, S.Pd., M.Hum pada Rabu 24 Januari 2024 di ruang Kolbano Kristal Hotel Kupang.
Turut hadir mendampingi yakni Cristina T. Weking, S.S., M.Hum Widyabasa Ahli Muda sekaligus Ketua Tim Teknis.
Dijelaskan Ferdinandus bahwa kegiatan seperti ini setiap tahun dilaksanakan dan kali ini merupakan kegiatan perdana di tahun 2024.
Tentunya, lanjut Ferdinandus, ini sudah menjadi tugas dari KBPNTT dalam pembinaan bahasa dan sastra kepada semua pihak dan kali ini untuk para jurnalis baik kepada Pemred, editor, wartawan lapangan termasuk para kontributor.
“Memang belum banyak yang kami perbuat atau kerjakan kepada para jurnalis dalam tanggung jawab sebagai instansi pemerintah terkait pembinaan bahasa tetapi akan berusaha meningkatkan tugas kedepannya,” jelas Ferdinandus.
Dirinya mengakui, selain kegiatan seperti ini ada juga kegiatan perlombaan yang diadakan
KBPNTT. Tetapi karena dengan kesibukan dari para jurnalis sehingga pada pelaksanaan lomba beberapa waktu lalu hanya diikuti 5 orang jurnalis.
Dikatakan Ferdinandus, peran media untuk menyampaikan informasi juga alat kontrol pemerintah sangat dibutuhkan.
Diakuinya memang ada banyak jurnalis yang bergabung di organisasi kewartawanan seperti PWI, SMSI, AJI, dll tetapi tugas lembaga ini terkait hal mendasar seperti penggunaan ejaan, tata bahasa, tanda baca, penempatan kalimat langsung tidak langsung atau kata depan dalam penulisan sebuah berita.
“Ini menjadi catatan dalam kegiatan selama tiga hari kedepan. Jika di dunia jurnalistik ada Uji Kompetensi Wartawan maka di lembaga inipun ada namanya uji kemahiran berbahasa Indonesia dalam menambah referensi dalam tugas bidang kerja di masyarakat,” katanya.
Menurut Ferdinandus, KBPNTT dan para jurnalis merupakan mitra sehingga pihaknya berharap jurnalis dalam menyampaikan informasi tentu lebih akurat, objektif dan berimbang dan bisa dipertanggungjawabkan dari segi bahasa.
“Ini kita sama-sama belajar dan kami tidak sebagai guru tapi kita mitra untuk berbagi pengalaman. Kami tidak tahu semuanya tapi pada kegiatan ini kita saling berbagi informasi, berdiskusi untuk perbaikan kedepan dalam hal kemahiran berbahasa Indonesia,” pungkas Ferdinandus.(ER)