KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Memperingati Hari Kartini bagi perempuan Indonesia, merupakan tonggak sejarah semestinya perempuan Indonesia sekarang merasa bersyukur dan bangkit jauh lebih dari pada perempuan di era masa pada waktu itu.
Namun di sisi lain karena tuntutan jaman, perubahan, tuntutan teknologi dan sebagainya, keberadaan perempuan Indonesia semakin berat tugasnya, bukan hanya sekadar dari gelap menuju terang. Tapi sekarang ada hal lain perlu diperjuangkan adalah melawan diskriminasi.
Demikian disampaikan Dra Hj Ening Murtiningsih, M. Pd selaku Ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi NTT) saat di jumpai di kediamannya, Jumat 19 April 2024.
Dikatakan Hj Ening, tugas dari Kartini-Kartini sekarang yang pertama, perlu memperjuangkan adanya diskriminasi. Baik diskriminasi perlakuan orang tua dalam rumah maupun diskriminasi di dalam hal pendidikan dan masyarakat
“Untuk itu, saya mengimbau kepada seluruh kaum perempuan, agar segera bangkit untuk melawan diskriminasi tersebut,” katanya.
Selain itu, menyadarkan kaum ibu di dalam keluarga itu perlu menerapkan sistem pendidikan, artinya mendidik anak secara adil, bijak dan arif yang sama setara antara laki-laki dan perempuan.
Karena pada masanya tantangan antara perempuan dan laki-laki sama beratnya.
Sehingga, lanjut Hj Ening, perempuan sekarang harus mampu menyetarakan dirinya, kemampuannya, pengalaman dan tujuan untuk meraih pendidikannya sama dengan laki-laki, bukan harus sejajar sama peraih tanggung jawabnya dengan laki-laki.
“Tetapi dari segi kemampuan dari segi pengalaman saya yakin perempuan jauh di berikan keuletan dari pada laki-laki,” tegasnya.
Poin kedua, lanjut Hj Ening Kartini jama sekarang harus melawan Diskriminasi kesempatan untuk berkarir.
“Mohon maaf dari pengamatan saya bahwa saat ini bisa disandingkan antara laki-laki dan perempuan, di sekolah itu jauh lebih berprestasi itu perempuan. Untuk itu kaum perempuan harus mampu merebut posisi itu, tentunya dengan ilmu, dengan pengalaman, dengan arif dan bijaksana. Saya yakin perempuan mampu sejajar dalam karir bersama laki-laki,” kata Hj Ening bangga.
Sehingga terutama keterwakilan perempuan dalam mempengaruhi posisi tawar dalam kebijakan pemerintahan itu bisa setara dan seimbang.
Ketiga, melawan diskriminasi perlakuan terhadap perempuan. Perempuan itu ada hak beda dengan laki-laki dalam pekerjaan. Ada hamil melahirkan dan menyusui.
“Pada saat meminta cuti dalam lainnya, jangan di anggap sebagai penghalang, itu pemerintah maupun pejabat harus memberikan yang penuh, sehingga pada saat dia full untuk keluarganya dia berkualitas. Di kantor berkualitas, di dalam rumah berkualitas dan saat dia kembali lagi ke kantor dia percaya diri,” jelas Hj Ening.
Menurutnya, perempuan sekarang harus mampu mencoba untuk membaca peluang, karena tidak semua perempuan harus jadi ASN. Apa saja yang bisa menghasilkan menaikkan taraf kehidupan masyarakat , maka perempuan- perempuan tangguh harus mampu membaca peluang.
Jadi Kartini saat ini, harus berjuang dari diskriminasi pendidikan dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Kartini sekarang harus mampu bersaing memposisikan dirinya meraih penghargaan, kelayakan jabatan di dalam kinerjanya
Dijelaskannya, jika perempuan diberikan peluang untuk meraih kesempatan, ketika berbisnis maka ,berbisnis secara transparansi. Ketika menjadi ibu rumah tangga harus menjadi ibu rumah tangga yang berhasil, yang berilmu yang berpengalaman.
Ketika perempuan berkiprah di politik, harus juga mempunyai kualitas politik yang baik sehingga bisa mewakili keterwakilan perempuan bukan hanya sekedar asal nama.
“Betul dari berjuang di dorong oleh kaum perempuan, bukan seperti sekarang malah perempuan lebih memilih laki-laki, bukan perempuan lagi, apakah kapabilitas perempuan kemudian kompetensi kita tidak mumpuni?” tanya Hj Ening.
Dirinya mengimbau, di hari Kartini ini, mari kita bangkit, bahwa , Allah Tuhan yang Masa Esa memberikan otak perempuan dan laki-laki itu sama tidak beda. Artinya kita diberikan kesempatan yang sama selama perempuan dan laki- laki mencari ilmu pengetahuan pasti hasilnya juga bagus.
Dirinya berpesan bahwa perempuan harus terus belajar apapun yang bermanfaat terutama ilmu agama, ilmu kehidupan , ilmu kesehatan dan lainnya. Raihlah ilmu setinggi- tingginya karena itu lentera kehidupan.(ER)