KUPANG.NUSA FLOBAMORA – Saat mendengar kata ‘Ibu’ tentu kita akan mengingat perempuan hebat, kuat, dan luar biasa.
Ibu lah yang melahirkan, merawat, serta menyayangi kita dengan sepenuh hati. Sosok yang sangat berpengaruh di dunia tentu di hidup semua orang, tidak ada yang tidak menyayanginya. Kasih Ibu sepanjang masa.
Dra Maria Gorety Bian Pareira, MM, Kepala Bagian Persidangan, Humas dan Produk Hukum Daerah pada Setwan Provinsi NTT, saat di jumpai di ruang Kerjanya Senin (12/12/2022) melukiskan peran seorang ibu dalam kehidupannya.
Dijelaskan Maria bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Dengan penuh kesabaran, ketulusan serta ketabahannya Ia senantiasa menguatkannya untuk mendidik anak-anaknya.
Menurut Ibu yang berputra 4 orang anak ini, kenangan yang ia rasakan bahwa ibu selalu mengingatkan agar anak-anak harus rajin bersekolah. Agar kehidupan bisa menjadi lebih baik.
Tidak ada harta yang di berikan oleh orang tua, tetapi kasih sayang perhatian dan motivasi itulah yang bisa menguatkan anak-anaknya hingga bisa sukses.
Lewat penguatan seorang ibu akhirnya Ia juga berhasil mendidik anak-anak sehingga menjadi kebanggaan keluarga.
“Anak saya 4 orang, ada yang jadi dokter, pegawai BRI, anak ketiga baru saja di wisuda dan yang bungsu baru masuk kuliah. Itulah peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya, dan berhasil,” tuturnya.
Ibu yang masih cantik di usia 57 tahun ini mengatakan, cerewet atau amarahnya seorang ibu bukanlah tanda membenci, tapi lebih dari menyayangi, mencintai bahkan menjaga dengan sepenuh hati.
Itu di buktikan ibu dengan melahirkan, merawat, membesarkan 10 orang anak -anaknya, tanpa ada rasa keluh kesah, karena dengan tekad anak-anaknya harus berhasil.
Di lahirkan dari seorang ibu bernama Margaretha Mu Moy Djin Pareira saat ini sudah berusia 78 tahun, dan Ayah bernama Petrus Mutty Pareira dan sudah meninggal.
Sosok sang ayah selalu setia dan tabah bersama Mamanya mengajarkan dan mendidik anak-anak (10 orang bersaudara) sampai semua sudah bekerja, dan berumah tangga.
Saya anak pertama dari 10 bersaudara, 1 sudah meninggal jadi tinggal 9 orang. Menjadi seorang kakak pertama selain dekat dengan mama, selalu sharing. Saya juga harus menjadi contoh teladan buat adik-adik agar tetap bersatu dan senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang buat ibu,” ujarnya.
Di usia senja, tidak ada harta yang bisa diberikan anak-anaknya kepada ibu, selain Doa, perhatian dan kasih sayang. Setiap saat anak-anaknya selalu ada komunikasi dengan Ibu, agar ibu tidak merasa kesepian.
“Ibu hobinya jalan-jalan. Kami selalu mengajak ibu piknik, sewaktu anak saya wisuda di jember, juga mengajak ibu. Kalau jalan-jalan keluar daerah, mm ikut serta. Anak-anaknya juga selalu bergantian melihat ibu yang kebetulan ibu bertempat tinggal di Kabupaten Belu, Atambua. Kami ingin melihat ibu bahagia,” pungkasnya.
Ibu adalah separuh jiwa kami. Kehebatan ibu tak pernah kenal lelah dan waktu. Berkorban dengan seluruh jiwa raga hanya untuk anak-anaknya.
Selamat hari Ibu ke- 94 “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”. (ER)