JEMBRANA. NUSA FLOBAMORA– Para petani di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali mulai memasuki masa panen padi. Namun panen saat ini membuat petani resah.

Pasalnya belum maksimal sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah dan faktor cuaca sebelum panen yang mengakibatkan beberapa tanaman padi milik petani rebah.

Kondisi ini dialami oleh petani di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo. Seperti ungkapkan oleh Deni Prasetiyo, penyuluh pertanian yang mendampingi petani di Desa Yehembang.

“Harga Gabah Kering Panen (GKP) di Kecamatan Mendoyo, Desa Yehembang Kangin, Kabupaten Jembrana belum maksimal sesuai dengan HPP yang ditetapkan dikarenakan faktor cuaca sebelum panen yang mengakibatkan beberapa tanaman padi milik petani rebah. Kemudian pada saat panen faktor cuaca pun mengakibatkan tingginya kadar air gabah kering panen dan serangan OPT mengakibatkan tingginya kadar hampa pada gabah. Selain itu, sebagian besar petani menggunakan power thresher yang merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah untuk memisahkan gabah dengan jeraminya,”jelas Deni.

Seperti diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahwa HPP gabah dan jagung mengalami kenaikan terhitung sejak 15 Januari 2025.

Namun petani di Desa Yehembang baru mengetahui kenaikan tersebut sejak 12 Januari lalu.

I Ketut Catur Sukawan, petani di Desa Yehembang Kangin mengatakan bahwa sebenarnya harga gabah di lahan sebesar Rp. 6.300, sedangkan apalabila diantar ke pengusaha beras lainnya bisa mencapai Rp. 6.400.

“Kami disini baru mengetahui jika HPP sudah mencapai Rp. 6.500 per 15 Januari ini,”kata Sukawan.

Sukawan juga mengungkapkan jika provitas tanaman padi di wilayah Kecamatan Mendoyo, Desa Yehembang Kangin sebesar 7,38 ton/ha, dengan luas tanam 184 ha, dan luas panen Bulan Januari ini sebesar 132 ha dan 52 ha lainnya diprediksi panen di Bulan Februari 2025. Jenis varietas padi yang banyak ditanam adalah ciherang, inpari 32, beberapa varietas cibatu dan inpari 47.

“Kami berharap bahwa sisa panen kami kali ini bisa dibeli sesuai dengan HPP yang ditetapkan pemerintah. Walau rendemen gabah tinggi, kami berharap Bulog mau serap gabah kami secara maksimal,” pungkas Sukawan.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)

error: Content is protected !!