Gubernur NTT Ungkapkan Tingkat Kematian Ibu dan Anak di NTT Menurun Drastis

Gubernur NTT Ungkapkan Tingkat Kematian Ibu dan Anak di NTT Menurun Drastis

KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi akan mengakhiri masa tugas lima tahun memimpin NTT dan HUT RI ke 78 ini menjadi momen terakhir di masa jabatan.

Untuk itu jelang puncak HUT RI ke 78 tingkat Provinsi NTT tanggal 17 Agustus 2023 ini gubernur menyampaikan capaian selama masa kepemimpinan duet yang punya tagline Viktori-Joss ini.

Adapun tema pidato Gubernur NTT tingkat Provinsi NTT tahun 2023 adalah ‘Generasi Muda NTT Bangkit Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045’ yang disampaikan pada Rabu 16 Agustus 2023 di Aula El Tari Kupang .

Dikatakan Viktor tahun ini merupakan tahun terakhir masa jabatan mereka sehingga pada momen HUT RI ke 78 ini disampaikan capaian pembangunan selama periode kepemimpinan ditengah berbagai situasi dan ancaman lokal nasional maupun global yang berkembang.

Menurutnya, mereka memulai memimpin NTT dengan membangun narasi baru yang menggambarkan NTT sebagai provinsi luar biasa kaya yang memberi harapan sebagai negeri terjanjikan yang dianugerahkan Tuhan.

NTT bangkit dimulai dengan merevolusi
cara pandang yang memerdekakan kita dari stigma keterbelakangan yang menjajah dan melemahkan.

Seperti kata Bung Karno: “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

Untuk itu dirinya menyampaikan beberapa capaian pembangunan secara makro. Tingkat pertumbuhan ekonomi NTT pada Triwulan II Tahun 2023 mencapai 4,04 persen (YoY).

Sebelumnya, di masa pandemik covid-19, pertumbuhan ekonomi sempat mengalami kontraksi dengan pertumbuhan minus 2,28.
Sementara itu, PDRB per kapita kita pada tahun 2022 sebesar Rp. 21,7 juta, meningkat dibanding tahun 2018 sebesar Rp. 18,42 juta.

Pertumbuhan ekonomi NTT berlangsung dalam inflasi yang dapat dikendalikan, di mana pada Juli 2023 inflasi 3,88 persen (yoy), berada di rentang sasaran inflasi 3 ± 1%.

Hal ini diikuti dengan persentase kemiskinan yang menurun dari 21,35 persen tahun 2018 menjadi 19,96 persen pada Maret 2023 atau menurun 1,39 persen.

Seiring dengan itu, tingkat pemerataan pembangunan yang diukur dari indeks gini yakni 0,355 di tahun 2019 menjadi 0,325 pada periode Maret 2023 dan lebih rendah dari rata-rata nasional 0,388.

Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mengalami peningkatan sebesar 1,51 poin yakni 64,39 pada tahun 2018 menjadi 65,90 di tahun 2022.

Kenaikan itu disebabkan oleh kenaikan usia harapan hidup dari 66,38 tahun 2018 menjadi 67,47 tahun 2022; harapan lama sekolah juga meningkat lebih baik pada tahun 2022 yakni 7,70 dibanding 7,30 di tahun 2018.

Demikian pula angka pengeluaran per kapita naik menjadi Rp 7,87 juta pada tahun 2022 dibanding tahun 2018 sebesar Rp 7,56 juta.

Beberapa cuplikan pencapaian misi sesuai dengan jenis urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib non-pelayanan dasar serta urusan pilihan yang menjadi domain kewenangan Provinsi NTT.

Di bidang Kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia NTT.

” Pembangunan kesehatan mulai sejak dari dalam kandungan ibu. Kami menyadari bahwa angka stunting di NTT masih tergolong tinggi,” jelasnya.

Persentase stunting selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2018 sampai dengan 2023 menunjukkan tren penurunan yang besar.

Pada tahun 2018, prevalensi stunting 35,4 persen atau sebanyak 81.434 balita dan menurun tajam pada pengukuran Februari 2023, yakni 15,7 persen atau 67.518 balita.

Hal ini membuktikan bahwa pendekatan pencegahan dan penanganan stunting secara konvergensi melalui intervensi spesifik dan intensif berjalan efektif.

Penurunan stunting secara signifikan ini tidak lepas dari kebijakan Pemerintah NTT untuk menggunakan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk menangani stunting dengan by name, by adress dan menolak menggunakan Survey Status Gizi Indonesia (SGSI).

Pemerintah Provonsi NTT telah melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan tentang penggunaan pengukuran stunting dengan metode SGSI dan Kementerian Kesehatan telah menyetujui penggunaan e-PPBGM untuk menilai perkembangan stunting di NTT sebagai pengecualiannya.

“Kita juga terus berkomitmen untuk menekan angka kematian ibu dan anak melalui berbagai upaya seperti penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan dan evaluasi yang terus-menerus,” lanjut Viktor.

Angka kematian Ibu selama tiga tahun terakhir menunjukan penurunan di mana pada tahun 2021, angka kematian ibu sebanyak 181 kasus dan tahun 2022 berjumlah 171 kasus.(ER)

error: Content is protected !!