KUPANG. NUSA FLOBAMORA – General Manager KSP Kopdit Swasti Sari, Kupang, Yohanes Sason Helan menilai bahwa Pers adalah mata telinganya masyarakat. Pers adalah mitra sehingga siapapun tidak boleh alergi terhadap kritikan Pers.
Bagi KSP Kopdit Swasti Sari, bermitra dengan Pers sangat positif karena dari hasil kajian 85 persen pertumbuhan lembaga ini karena peran serta Pers.
Yohanes Sason Helan menyampaikan ini ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (2/2/2022). Dirinya dimintai komentar terkait Hari Pers yang puncaknya tanggal 9 Februari 2022.
Yohanes menuturkan, bermitra dengan siapapun merupakan hal yang positif. Untuk itu selama proses perjalanan lembaga ini, selalu bermitra dengan siapa saja baik itu pemerintah, swasta maupun lembaga mana saja termasuk pers.
Menurutnya, KSP CU Swasti Sari ini bermitra dengan pers sudah puluhan tahun karena banyak manfaatnya dan berdampak positif. Kajiannya sederhana, apabila menjual sesuatu untuk diketahui tidak hanya suara kita, tampilan secara fisik.
” Orang bisa melihat kita di Atambua, Surabaya, Labuan Bajo dan dimana saja tentu melalui media. Untuk KSP ini saya akui kontribusi media 85 persen dari pertumbuhan,” kata Yohanes.
Dirinya memberi contoh pada 25 tahun lalu orang menilai bahwa berpromosi melalui media pemborosan biaya. Tetapi dirinya berpikir terbalik bahwa sesuatu yang baru perlu dicoba.
“Saya mencontohkan produk mie yang harga pasaran Rp 1.500 tetapi dipromosikan secara besaran karena sudah melalui kajian keinginan pasar. Omset yang bisa diperoleh walaupun yang dikeluarkan cuma beberapa ratus juta tetapi mampu menghasilkan miliaran dan ini sisi positifnya dalam hal mempromosikan melalui media,” kata Yohanes memberi contoh.
Ditegaskan bahwa prinsipnya mengeluarkan seminimal mungkin tetapi memperoleh hasil yang besar.
“Jadi kita berterima kasih kepada pers untuk sama-sama saling bermitra sehingga tidak boleh menyepelekan. Karena sejak awal prinsip yang dibangun di KSP ini adalah Pers merupakan mata dan telinganya masyarakat,” tandas Yohanes.
Dia mengakui anggota KSP Swasti Sari berasal darimana saja tanpa membedakan suku, ras, agama, golongan. Anggota telah mempercayakan lembaga ini bahkan ada yang berinvestasi mencapai ratusan bahkan miliaran rupiah.
” Tugas yang paling pertama kami adalah merawat dan tidak boleh cubit atau kerja diluar koridor. Saya tekankan ke karyawan kerja harus jujur, tekun, profesional karena yang dimakan itu adalah upahmu,” tandas Yohanes.
Ditanya soal ada nara sumber yang alergi terhadap kalangan pers, Yohanes menilai bahwa itu tentu ada dugaan kebobrokan di dalam sehingga ada rasa ketakutan. Jika tidak ada persoalan maka enjoy saja.
“Kenapa KSP Swasti Sari begitu dekat dengan pers karena lembaga ini merupakan pelayan publik. Kegiatan sekecil apapun tetap bersama media sehingga ini yang menjadi modal para anggota mempercayai lembaga ini,” tandasnya lagi.
Tugas lembaga saat ini, menurut Yohanes adalah memperkuat regulasi karena untuk kepercayaan publik tidak diragukan lagi. Di KSP anggota menjadi pemilik tidak seperti di bank karena cuma transit tetapi di KSP dituntut untuk menjaga merawat mencintai anggota sampai mati. Semua anggota diasuransikan sehingga saat celaka diperhatikan.
Terkait hari pers tanggal 9 Februari dirinya menegaskan kembali bahwa Pers itu mata telinganya masyarakat sehingga diharapkan insan pers menulislah yang benar berdasarkan fakta.
“Jangan karena disuap lalu tulis yang baik saja itulah yang perlu dirubah. Kami tetap membuka ruang Pers memberi masukan demi perbaikan kedepan. Kami tetap bermitra dengan pers karena bisa memberi kontribusi untuk lembaga ini. Pesan saya adalah buatlah produk tulisan yang berkualitas jangan akal akalan sehingga tetap dicintai pembaca,” pinta Yohanes.(ER).