KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, baik itu penyuluh maupun petani.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar Pelatihan Penyegaran bagi Penyuluh Non Pendamping Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI).
Di berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman selalu mengatakan bahwa penyuluh pertanian adalah garda terdepan pembangunan pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menekankan bahwa salah satu faktor kunci dalam pembangunan pertanian adalah produktivitas, yang sangat bergantung pada kesiapan dan kapasitas SDM pertanian.
Karenanya, kata dia, pelatihan ini harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.
“Peningkatan produktivitas itu bukan hanya karena pupuk, bukan karena alat mesin pertanian (Alsintan), bukan karena benih. Akan tetapi, peningkatan produktivitas pertanian juga ditentukan oleh kapasitas SDM pertaniannya,” jelas Dedi.
Sementara itu, dalam membuka kegiatan, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Muhammad Amin mengungkapkan ada banyak upaya yang dilakukan oleh Kementan untuk menjaga ketahanan pangan.
Melihat kondisi di beberapa negara yang sudah tidak lagi mengimpor komoditasnya, termasuk negara Indonesia sedang mengalami penurunan produksi pangan, Amin menyebut bahwa Kementan kini sedang mengupayakan langkah-langkah strategis percepatan di sektor pertanian.
Diantaranya yakni program optimalisasi lahan, peningkatan areal tanam, program peningkatan indeks pertanaman, dan pompanisasi.
“Program-program itu dilakukan Kementan agar kebutuhan pangan tetap tersedia ketika dibutuhkan masyarakat,” kata Amin.
“Oleh karena itu, saya berharap kepada para penyuluh di lapangan dapat bersama-sama dengan petani untuk meningktan produktivitas pertanian” imbuhnya.
Amin menambahkan, program pelatihan ini menjadi salah satu strategi juga untuk bagaimana agar penyuluh segera melakukan program pemberdayaan bagi masyarakat yang dimana para penyuluh ini diharapkan telah memiliki keterampilan dan wawasan global terhadap dinamika perubahan-perubahan yang luar biasa, sehingga mampu melakukan pendampingan dengan baik.
Manajer READSI, Andi Amal Hayat Makmur menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian di wilayah program READSI, agar dapat melakukan pendampingan bagi petani binaan dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pelatihan ini dilaksanakan sejak Selasa (19/3) hingga 7 hari ke depan. Di mana pelatihan ini dilaksanakan secara serentak di 5 Provinsi, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur, dengan total peserta sejumlah 244 orang dari 15 kabupaten di lokasi program READSI,” Jelas Andi
“Ini adalah komitmen kami untuk meningkatkan sektor pertanian,” pungkasnya.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)