Fasilitas Minim Siswa-Siswi SLBN Pembina Kupang Mampu Ukir Prestasi Gemilang

Fasilitas Minim Siswa-Siswi SLBN Pembina Kupang Mampu Ukir Prestasi Gemilang

KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Keberadaan SLBN Pembina Kota Kupang yang dibangun tahun 2005 sampai saat ini masih minim fasilitas pendukung. Namun, dalam keterbatasan para siswa-siswinya mampu mengukir prestasi gemilang.

Lembaga ini menampung para siswa-siswi berkebutuhan khusus seperti Tuna Rungu Wicara, Tuna Grahita, Tuna Daksa dan Autis dan prestasi yang diukir bukan saja di tingkat lokal tetapi juga tingkat dunia.

Hal ini diungkapkan Kepala SLBN Pembina Kota Kupang, Elisabeth Paledan, S.Pd, MM kepada media ini ketika ditemui ruang kerjanya pada Selasa 14 November 2023 siang.

Wanita kelahiran Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, 2 Oktober 1967 ini menuturkan,
saat ini tercatat siswa yang belakang di SLBN Pembina sebanyak 120 siswa dan staf pengajar sebanyak 69 orang.

Dijelaskannya, ia bersama rekan-rekan guru lainnya dalam mengurus anak berkebutuhan khusus merupakan panggilan hati. Semua mereka mencurahkan perhatian dengan penuh sukacita dan bergembira.

Dikatakan Elisabeth mengurus siswa berkebutuhan khusus tidak semua orang mampu karena membutuhkan keahlian khusus dan harus melayani dengan hati.

Bahkan tidak pernah mengenal yang namanya risih, jijik bahkan memarahi siswa di SLB tersebut. Semua staf pengajar memposisikan diri layaknya orangtua kandung para siswa.

Lulusan S2 Universitas Mahardika Surabaya mengatakan dirinya telah 12 tahun berada bersama siswa di SLBN Pembina dan banyak prestasi gemilang yang diukir anak-anak bukan level daerah saja tetapi malah level internasional.

Ia turut bangga walaupun siswa yang ada berkekurangan dalam fisik terapi mereka miliki bakat dan talenta dari Tuhan.

“Anak dari NTT khusus Tuna Rungu bisa juara
tingkat nasional lomba olympiade sains dan kini jadi guru di sekolah ini,” kata Elisabeth.

Ada juga yang memiliki bakat di bidang olahraga lari, lompat dan menjuarai kejuaraan tingkat internasional di Amerika, Australia, Jerman, Timor Leste meraih medali emas dan mendapat hadiah rumah dari Pemerintah NTT.

Ini merupakan suatu kebanggaan buat anak berkebutuhan khusus bahwa dari kekurangan ternyata ada talenta yang bisa dikembangkan di SLBN Pembina Kupang.

Mengenai pola pendekatan ke keluarga yang anaknya berkebutuhan khusus, Elisabeth menuturkan hal itu gampang-gampang susah. Pasalnya, para orangtua merasa minder, malu dengan tetangga bahkan menyembunyikan di kamar.

Namun, pola pendekatan dari hati ke hati dengan mendatangi rumah ke rumah dan memperkenalkan prestasi yang diraih senior-seniornya maka para orangtuapun tergerak.

“Bagi saya ini sebuah tantangan dan ujian dari Tuhan buat kami. Mereka ini anak Tuhan dan anak bangsa yang wajib kita selamatkan. Mereka punya potensi untuk dilatih. Bakat tersembunyi yang perlu kita angkat agar kelak mereka tidak jadi beban orangtuanya tapi bisa mandiri,” tandas Elisabeth yang sejak kecil bercita-cita jadi Perawat ini.

Menyinggung soal fasilitas Ia mengakui masih terbatas karena yang ada pengadaan sejak 2005 sehingga banyak yang rusak. Seperti belum ruang Tata Boga, Tata Busana, ruang
Akupresur pijat refleksi.

Termasuk fasilitas ruang kecantikan, pertukangan untuk pembuatan meja, lemari, kursi, sablon, pot bunga, guci, wadah air mancur mini.

Iapun berharap ada para pihak apakah itu pemerintah, kalangan legislatif ataupun warga yang peduli kaum yang berkebutuhan khusus di daerah ini untuk tidak memandang sebelah mata.

Anak-anak berkebutuhan khusus adalah aset bangsa dan daerah ini yang mampu mengangkat nama daerah di level nasional maupun internasional sehingga patut mendapat perhatian.(ER)

 

error: Content is protected !!