KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Food Estate atau lumbung pangan merupakan konsep pengembangan pertanian terintegrasi skala besar dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Serta memberdayakan secara maksimal kemampuan masyarakat lokal khususnya petani dan peternak demi mencapai kemandirian pangan nasional.
Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu wilayah yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian menjadi salah satu kawasan Food Estate di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sejak penentuannya tahun 2020 lalu, kawasan food estate Kabupaten Sumba Tengah seluas 11 hektar yang dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan tanaman jagung dan palawija telah menorehkan hasil yang sangat memuaskan dengan peningkatan hasil panen mencapai 6 ton/hektar.
Hasil ini sangat berbeda jauh dengan sebelum adanya program food estate.
Tidak berhenti disitu saja, pengembangan kawasan food estate Kabupaten Sumba Tengah terus dilakukan baik oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Selain perluasan lahan, peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian masyarakat setempat yang berperan langsung dalam pengelolaan kawasan food estate selalu menjadi perhatian utama bagi kementerian pertanian khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
BPPSDMP sebagai lembaga yang bertanggung jawab mewujudkan SDM Pertanian masyarakat yang profesional, mandiri, berdaya saing serta berjiwa wirausaha.
Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi kawasan food estate kabupaten Sumba Tengah beberapa waktu lalu menyampaikan pengelolaan kawasan food estate Kabupaten Sumba Tengah telah menorehkan hasil yang sangat memuaskan.
Menurutnya keberhasilan Program Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah itu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mengurangi jumlah warga miskin di wilayah tersebut.
Dukung penuh semangat pembangunan kawasan Food Estate Kabupaten Sumba Tengah Oleh Menteri Pertanian, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa keberhasilan program Food Estate tergantung pada SDM pertanian pelaku pengelola program Food Estate baik petani, penyuluh, peternak maupun praktisi pertanian lainnya.
Sehingga peningkatan intelektual masyarakat melalui program seperti pelatihan teknis pertanian menjadi langkah pertama dan utama penentu keberhasilan program Food Estate Kabupaten Sumba Tengah.
Terlebih dengan pengelolaan pertanian dengan penerapan Integrated Farming, mengembangkan berbagai jenis komoditas dalam satu lahan terintegrasi dengan tetap memperhatikan potensi lahan serta sumber daya alam lokal terbukti mampu menjadi salah satu pendongkrak peningkatan produktivitas sektor pertanian nasional.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang pelatihan dibawah BPPSDMP sejak ditetapkannya Kabupaten Sumba Tengah menjadi salah satu kawasan food estate pada tahun 2020 lalu hingga kini terus memaksimalkan perannya.
Khususnya dalam pengembangan SDM Pertanian masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai jenis pelatihan teknis pertanian oleh sejumlah widyaiswara yang berkompeten demi peningkatan kualitas SDM masyarakat petani dan peternak maupun penyuluh pertanian lapangan sebagai pendamping lapangan masyarakat dalam melakukan pengelolaan kawasan food estate kabupaten Sumba Tengah.
Pelatihan terakhir yang dilaksanakan oleh BBPP Kupang atas kerjasama yang baik dengan Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) adalah Pelatihan Integrated Farming Ternak Sapi berbasis jagung di 3 BPP Kawasan Food Estate Kabupaten Sumba Tengah.
Sasaran pelaksanaan pelatihan kebanyakan adalah masyarakat khususnya petani dan peternak disekitar wilayah food estate yang selama ini belum pernah mendapatkan pelatihan sehingga mampu melakukan pengelolaan pertanian dan peternakan secara lebih baik.
Salah satu poin pembahasan utama dalam pelatihan ini selain penerapan konsep integrated farming dengan memperhatikan potensi lahan serta potensi sumber daya alam lokal yang baik dikembangkan secara terintegrasi dalam satu wilayah.
Untuk memperoleh sejumlah komoditas unggul dalam satu lahan adalah metode pemanfaatan limbah yang dihasilkan terlebih jika kawasan food estate menerapkan konsep integrated farming dengan mengintegrasikan budidaya pertanian dan peternakan dalam satu lokasi.
Mengacu pada konsep Zero Waste Agriculture, Widyaiswara BBPP Kupang memfasilitasi masyarakat peserta pelatihan dengan berbagai metode pemanfaatan lahan pertanian yang selama ini biasanya tidak dimanfaatkan sama sekali dan menjadi tumpukan limbah dilingkungan bahkan dibakar dan menjadi sumber polusi dan merusak lingkungan.
Masyarakat diajarkan untuk memanfaatkan secara maksimal limbah yang dihasilkan sehingga dapat menjadi produk yang dapat dipakai kembali dalam pengelolaan lahannya ataupun dijual bagi masyarakat yang membutuhkan sehingga menjadi salah satu sumber peningkatan pendapatan.
Tidak saja difasilitasi dengan materi yang disampaikan secara lisan, masyarakat juga langsung diajak oleh widyaiswara untuk ikut melakukan praktek pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan.
Diantaranya pembuatan pupuk bokashi memanfaatkan limbah kotoran ternak, dedak dan sekam hasil panen padi, tanaman lamtoro serta pengurai untuk mempercepat fermentasi dan dekomposisi bahan organic tanah serta memaksimalkan kerja mikroba.
Selain itu masyarakat juga diajarkan pemanfaatan jerami padi untuk difermentasi menjadi pakan cadangan bagi ternak untuk dimanfaatkan saat musim kemarau dan hijauan pakan ternak mulai menipis mengingat kondisi wilayah NTT yang berada pada kawasan lahan kering.
Dengan diadakannya pelatihan ini masyarakat sangat berterima kasih atas input ilmu baru yang sangat bermanfaat untuk diaplikasikan dilapangan.
Terlebih selama ini limbah pertanian dan peternakan yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga menimbulkan tumpukan limbah dilingkungan.
Selain untuk mengurangi tumpukan limbah dilingkungan, penerapan konsep Zero Waste Agriculture juga bertujuan untuk mengefisiensi biaya produksi dengan memanfaatkan secara maksimal segala sesuatu yang tersedia di lingkungan.
Selain itu juga untuk melestarikan kondisi tanah dengan pemanfaatan pupuk organik sehingga ketahanan lahan dapat dipertahankan untuk mewujudkan pertanian menjadi salah satu sektor usaha bagi masyarakat yang terus berkelanjutan dengan menjada kondisi lingkungan khususnya tanah tetap sehat.(*/ER/Rilis Berita BBPP Kupang).