KUPANG. NUSA FLOBAMORA- Pertanian organik merupakan solusi guna menghadapi masalah di masyarakat sehubungan dengan maraknya intervensi barang – barang sintetis atas dunia pertanian sekarang.
Pertanian organik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa memakai pupuk kimia dan pestisida kimia.
Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian dan dapat memenuhi kriteria pangan yang aman.
Selain itu budidaya sayuran organik dapat dilakukan di pekarangan rumah.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin limpo mengatakan sektor pertanian di era new normal atau pasca covid 19 harus diperkuat sehingga benar-benar menyokong utama perekonomian nasional. Sebab covid 19 membuat dunia berubah.
“Oleh karena itu, Indonesia adalah bangsa pejuang. Kita harus menjadi garda terdepan dan lokomotif memajukan perekonomian melalui sektor pertanian. kita harus semangat menyediakan pangan. Jangan sampai rakyat teriak lapar. Ini tantangan bersama yang harus kita menangkan,” kata Syahrul.
Syarul menambahkan “pangan lokal yang sehat dan bergizi dapat diperoeh dengan memanfaatkan pekarangan di sekita kita. Menghadapi pelemahan ekonomi dan dampak pasca pandemi jawabannya adalah pertanian,” ungkap Syahrul.
Dilain kesempatan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan apabila kita serius untuk memanfaat pekarangan rumah dengan melakukan budidaya tanaman sayuran organik dapat menambah pendapatan keluarga.
“Budidaya sayuran organik memberi manfaat banyak untuk kita, manfaatkan pekarangan rumah, hasilnya bisa dikonsumsi sendiri dan kelebihannya bisa di jual,” tutur Dedi.
Dedi menambahkan “dalam budidaya pertanian harus melibatkan teknologi. Melalui teknologi yang diterapkan hasil maksimal bisa diraih. Volume produksi tinggi, kalau kegiatan usaha tani dilaksanakan secara maksimal maka kesejahteraan besar akan dinikmati petani atau siapapun yang mengusahakan budidaya tersebut,” terang Dedi.
Hal ini mendorong Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Yulia Asni Kurniawati melalui Widyaiswara untuk turut menghimbau kepada seluruh insan pertanian untuk menggalakan pertanian organik.
“kami punya pekarangan, ada smart farming dan ada widyaiswara yang mengimplementasikan langsung ilmunya di lapangan, contoh yang telah kami lakukan, budidaya tomat organik, kangkung, sawi dan sekarang yang sedang di tanam ada sayur kol,” ungkap Yulia.
Lebih detail dijelaskan Widyaiswara Muda di BBPP Kupang, Marthen Leonard Ressie, budidaya kangkung organik menggunakan varietas yang digunakan saat ini adalah varietas unggul atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
Kangkung atau Ipomoea sp. merupakan salah satu sayuran daun yang paling popular di Asia Tenggara, dikenal dengan “swamp cabbage”, “water convolvulus”, dam “water spinach”. Kangkung dapat ditanam secara organic, tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Daun kangkung panjang berwarna keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A.
“Kangkung memiliki nutrisi penting tertentu seperti vitamin A dan C serta konsentrasi beta karoten yang tinggi. Nutrisi tersebut berperan sebagai antioksidan untuk mengurangi radikal bebas dalam tubuh sehingga mencegah kolesterol teroksidasi,” kata Marthen.
Yuk intik Budidaya Kangkung Organik Ala BBPP Kupang
1. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk tanaman kangkung sama dengan tanaman bayam, sebelum ditanamai, lahan dicangkul dan dicampur dengan komos dan kapur, diamkan sekitar dua hari, lalu cangkul dan buat bedengan. Bedengan biasanya dibuat berukuran 1×10 m. Setelah itu tanah siap ditanami.
2. Penanaman
Penanaman kangkung ada dua cara, pertama dengan cara ditebar langsung dengan menggunakan tangan dan yang kedua dengan cara ditugal. Cara yang kedua biasanya digunakan untuk menanam kangkung yang akan dipanen secara dipotong.
Jumlah benih yang disebar untuk bedengan berukuran 1×10 m adalah sekitar 2,5 ons. Pembenihan kangkung bisa dilakukan oleh petani sendiri dengan membiarkan tanaman kangkung hingga tua dan berbiji, setelah bijinya tua, biji dipungut dan dibersihkan serta dipisahkan dari cangkangnya, setelah itu dijemur dan diayak.
Kendala pembenihan kangkung ini adalah persoalan lahan dan waktu pembenihan yang sangat lama yakni bisa mencapai antara 4-6 bulanan, jika petani tidak memiliki lahan alternatif untuk bertani maka pembenihan kangkung ini bisa dilakukan di lahan-lahan pematang kebun.
Benih kangkung tahan disimpan tidak lebih dari setahun, tergantung pada kondisi penyimpanan.
3. Perawatan
Perawatan pada kangkung juga tidak terlalu sulit. Selain penyiraman yang rutin, dan pengamatan hama penyakit, diperlukan juga penambahan asupan zat hara pada saat ada indikasi tanaman mulai menguning.
Penyiangan perlu dilakukan apabila terdapat rumput ataupun gulma yang nantinya dipastikan akan mengganggu pertumuhan tanaman.
Hama yang biasa menyerang biasanya berupa ulat dan belalang, sementara itu penyakit yang biasanya menyerang adalah penyakit karat putih, penanganannya bisa secara manual dan jika sudah parah bisa menggunakan pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, sereh wangi, dan sebagainya.
4. Panen
Panen kangkung bisa dilakukan dengan cara mencabut dan memotong pada pangkal batangnya. Jika dicabut maka tanaman hanya bisa satu kali dipanen, biasanya dengan cara panen cabut, dalam satu bedengan berukuran 10m2 dihasilakn 15-20 kg kangkung cabut.
Apabali dipotong biasanya kangkung bisa dipanen 3-5 kali potong tergantung dari kondisi tanamannya, jika dijumlahkan dar total panen, panen kangkung bisa mencapai 30-35 kg/10 m2.
Kangkung potong bisa dipanen setiap 5-7 hari.
5. Pasca panen
Setelah dipanen, biasanya kangkung dicuci dan diikat ataupun dikemas dalam ukuran seperempatan/setengah ataupun diikat dan dijual per gabung (50 ikat) baik ke konsumen langsung ataupun ke pasar.(*/Rilis Berita BBPP Kupang-Sukmawati Ukkas/ER)