KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Musim Penghujan yang masih terjadi hingga bulan Februari 2022, diduga sebagai penyebab peningkatan harga komoditas.
Ada lima subsektor yang mengalami kenaikan harga jual yakni tanaman padi-palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi NTT, Demarce M Sabuna menyampaikan hal ini saat Jumpa pers Virtual, Selasa (1/3/2022).
Dijelaskan Demarce, pada Februari, indeks harga yang diterima petani meningkat 0,31 Persen dibandingkan Januari, yaitu dari 103,87 menjadi 104,19.
Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor, menunjukkan perubahan harga beragam komoditas pertanian, yang dihasilkan petani.
“Dengan keberlangsungan musim penghujan yang cukup lama, menyebabkan stok bahan pangan/pertanian terbatas, sehingga terjadi peningkatan harga,” tegasnya.
Dia menambahkan, peningkatan Indeks Harga yang dibayar petani pada Februari, disebabkan oleh perubahan harga yang positif, hampir di seluruh subsekto, tapi tidak termasuk subsektor peternakan.
Lebih lanjut dikatakan Demarce Sabuna bahwa pada bulan Februari, Nilai Tukar Petani (NTP ) NTT sebesar 96,37, dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 95,45 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P), 101,17 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H); 92,34 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 107,59 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 95,55 untuk subsektor perikanan (NTP- Pi).
Terjadi peningkatan 0,16 persen pada Februari jika dibandingkan dengan NTP Januari. Peningkatan indeks harga ini, disebabkan oleh peningkatan harga terima dan peningkatan harga komoditas konsumsi dan BPPBM pada
bulan Februari jika dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya,” urainya.
Februari 2022, gabungan 3 Kota di Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar 0,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,38. Kota Kupang mengalami Inflasi sebesar 0,65 persen, Kota Maumere mengalami Deflasi sebesar 0,53 persen dan Kota Waingapu mengalami Inflasi sebesar 0,47 persen.
Inflasi Februari 2022 di Nusa Tenggara Timur terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 6 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 1,58 persen.
Pada Februari 2022, dari 90 kota sampel IHK Nasional, 37 kota mengalami Inflasi dan 53 kota mengalami Deflasi. Kota yang mengalami Inflasi tertinggi adalah Kota Kupang sebesar 0,65 persen dan Inflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Selor sebesar 0,01 persen.
Sedangkan Deflasi terbesar terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,08 persen dan Deflasi terendah terjadi di Kota Palembang, Palangkaraya, dan Tarakan sebesar 0,01 persen.(*/ER).