BPPSDM Kementan Gelar Pelatihan integrated farming di Wilayah NTT dan Sulsel

BPPSDM Kementan Gelar Pelatihan integrated farming di Wilayah NTT dan Sulsel

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian melalui Pusat Pelatihan Pertanian melaksanakan Pelatihan Integrated Farming bagi Petani di wilayah Program Rural Empowering and Agricultural Development Scaling (READSI).

Pelatihan ini dilaksanakan di dua wilayah program READSI yakni di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tujuan pelaksanaan Pelatihan Integrated Farming bagi Petani di Wilayah Program READSI ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia Pertanian bagi Petani sehingga mampu melakukan pengelolaan lahan pertaniannya masing-masing secara cerdas dan efektif.

Kegiatan Pelatihan yang direncanakan untuk dilaksanakan mulai tanggal 31 Januari hingga 6 Februari 2023 ini berlokasi di 2 UPT Pelatihan di bawah BPPSDMP yakni di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang bagi peserta dari wilayah NTT dan Pelaksanaan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku bagi Peserta Pelatihan dari Wilayah Sulawesi Selatan.

Program READSI sendiri merupakan program milik Kementerian Pertanian bekerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk meningkatkan pemberdayaan Petani kecil, meningkatkan pendapatan rumah tangga sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat tani kecil.

Melalui pelaksanaan Pelatihan terkait Integrated Farming bagi Petani diwilayah Program READSI, diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran yang mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas SDM Petani dalam melakukan pengelolaan sumber daya baik pertanian maupun peternakan sesuai potensi wilayahnya masing-masing.

Selain tercapainya kesejahteraan petani, tujuan lain yang diharapkan mampu dicapai adalah peran penting petani dalam mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo kerap menekankan bahwa Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai program akselerasi demi meningkatkan ketahanan pangan sekaligus pendapatan rumah tangga.

Terlebih dalam menghadapi tantangan krisis pangan dunia salah satunya melalui pelaksanaan pelatihan bagi petani maupun penyuluh demi terciptanya insan yang adaptif terhadap perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sektor pertanian dalam negeri.

Beliau juga menegaskan bahwa SDM pertanian jadi kunci untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pertanian.

“Apabila maju SDM kita, maka maju pula sektor pertanian kita. Kalau SDM pertanian kita mumpuni, maka pertanian yang maju, mandiri dan modern juga dapat kita capai,” kata Mentan.

Mentan SYL juga mendorong segenap unsur untuk mengembangkan pertanian terpadu (integrated farming) dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan nilai tambah usaha tani.

Kepala Badan PPSDMP Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi dalam kegiatan Pembukaan Pelatihan Integrated Farming bagi Petani di Wilayah Program READSI ini menyampaikan pentingnya peran SDM sebagai modal utama dalam mewujudkan tercapainya tujuan-tujuan pembangunan pertanian Indonesia.

Yang meliputi tersedianya pangan bagi seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 273 juta jiwa, peningkatan kesejahteraan masyarakat khususmya petani dan peternak serta peningkatan jumlah ekspor.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pemilihan tema Integrated Farming ini sangat sesuai dan sejalan dengan tujuan pembangunan Pertanian Indonesia karena menurutnya Integrated Farming merupakan konsep pengelolaan Pertanian yang dilaksanakan secara terpadu dan cermat menggabungkan berbagai sektor dalam satu wilayah terpadu.

Hal ini untuk memaksimalkan keuntungan agrobisnis dan optimalisasi lahan sehingga produk akhir yang dihasilkan berjumlah lebih banyak dengan kualitas yang baik serta menghasilkan limbah yang sangat minimal.

Bahkan tidak menghasilkan limbah sama sekali dikarenakan setiap komponen dari proses produksi dimanfaatkan secara baik dan dapat dimanfaatkan kembali.

“Integrated farming akan memelihara siklus yang bisa dimanfaatkan dari masing-masing komoditas sehingga terciptanya zero waste. Oleh sebab itu konsep ini harus dipahami dan diimplementasikan oleh seluruh penyuluh pertanian dan pelaku utama yaitu para petani. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu didukung dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas para petani melalui pelatihan untuk mencetak SDM pertanian” ujarnya.

Lebih lanjut beliau menjelaskan terkait pelaksanaan integrated farming, menurtunya jika konsep integrated farming ini dapat dikolaborasikan dengan pemanfaatan Internet Of Things (IoT) memanfaatkan seluas-luasnya perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, pengelolaan pertanian dapat dilaksanakan secara efisien dan terukur sehingga menghasilkan produk akhir berkualitas tinggi yang mampu bersaing dengan produk-produk pertanian luar negeri.

Pengelolaan konsep integrated farming secara organik dan memafaatkan teknologi pertanian oleh insan pertanian dengan SDM yang mumpuni menurutnya merupakan kunci tercapainya tujuan-tujuan pembangunan pertanian Indonesia, melalui pelaksanaan konsep ini juga kontinuitas sektor pertanian Indonesia dapat dipertahankan.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin, dalam kegiatan Pembukaan Kegiatan Pelatihan ini menyampaikan bahwa kegiatan Pelatihan Integrated Farming bagi Petani diwilayah Program READSI khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur ini terselenggara atas kerjasama yang baik antara Kementerian Pertanian, Tim READSI baik pusat maupun daerah serta Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pertanian di Provinsi NTT dan Provinsi Sulawesi Selatan.

Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk peningkatan kapasitas SDM Petani khususnya dalam menerapkan konsep integrated farming diwilayahnya masing-masing.

Khusus untuk Pelatihan Integrated Farming bagi Petani Wilayah Porgram READSI di Provinsi NTT dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu.

Kegiatan Pelatihan sendiir direncanakan untuk dilaksanakan mulai tanggal 31 Januari sampai tanggal 6 Februari 2023.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)

error: Content is protected !!