KUPANG. NUSA FLOBAMORA– BMKG Stasiun Klimatologi NTT memprediksi musim hujan di NTT lebih cepat dengan La Nina lemah sekitar Oktober 2024.
Sedangkan sifat hujan jika dibandingkan dengan rerata klimatologisnya dari akumulasi curah hujan periode 1921-2020 secara umum kondisi musim hujan di 2024-2025 di NTT umumnya normal atau musim hujan yang lebih basah dari reratanya atau berada di 22 zom atau 79 persen. Sedangkan 6 zom kondisi normal.
Demikian disampaikan Kepala BMKG Stasiun Klimatologi NTT, Rahmatulloh Adji dalam keterangan persnya kepada wartawan di Kantor Gubernur NTT, Jumat 27 September 2024.
Dikatakannya, berdasarkan evaluasi terkait dengan informasi prakiraan awal musim kemarau 2023 yang pernah disampaikan pada Maret 2024 bahwa diinformasikan musim kemarau masuk di sekitar April atau awal Mei dan hasil evaluasi sekitar 89 persen umumnya musim kemarau masuk Maret-April.
Untuk prediksi musim penghujan 2024-2025 ini, lanjut Adji perlu diketahui faktor atau parameter yang mempengaruhi pertumbuhan awan dan hujan.
Update nya hingga awal September 2024 pemantauan terhadap anomali iklim global yaitu samudra Pasifik equator menunjukkan ensio berada pada posisi netral dengan anomali suhu di samudra Pasifik bagian tengah dan timur atau Nino 34 sebesar minus 0,29 dalam kisaran netral.
Sementara untuk anomali suhu permukaan laut di samudra Hindia menunjukam fenomena dipolmout even atau iod dalam kondisi netral dengan mode sebesar indeksnya 2,07.
Kondisi insofase netral ini diprediksi menuju la Nina lemah mulai Oktober 2024 sementara fenomena iod netral setidaknya sampai awal 2025.
Untuk awal musim penghujan 2024-2025 dari total 28 zona di NTT sebanyak 1 zona mengalami musim hujan bulan Oktober sekitar dasarian 3 atau 3 persen.
Meliputi Manggarai Barat bagian timur, Manggarai bagian tengah dan Manggarai Timur bagian tengah.
Sedangkan 19 zom atau 68 persen awal musim hujan pada November 2024 sedangkan 8 zom atau 29 persen terjadi hujan pada Desember.
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis yaitu periode awal musim hujan 1921-2020 maka awal musim hujan 2024-2025 di NTT diperkirakan maju atau lebih cepat dibandingkan normalnya yaitu 11 zom atau 39 persen.
Sedangkan diprediksi sama dengan biasanya sekitar 12 zom atau 34 persen. Sedangkan yang mundur hanya ada 5 zona sebesar 18 persen.
Sifat hujan jika dibandingkan dengan rerata klimatologisnya dari akumulasi curah hujan periode 1921-2020 secara umum kondisi musim hujan di 2024-2025 ini umumnya normal atau musim hujan yang lebih basah dari reratanya atau berada di 22 zom atau 79 persen. Sedangkan 6 zom kondisi normal.
Puncak musim hujan 2024-2025 di NTT diperkirakan pada Januari 2025 sebanyak 16 zom selebihnya sekitar Februari.
Sehingga kesimpulan musim hujan di NTT akan datang lebih awal hingga sama dengan normalnya dan sifat hujan lebih basah atau di atas normal.
Rekomendasi BMKG Klimatologi NTT, diimbau kepada pemerintah, instansi terkait dan seluruh masyarakat lebih siap dan antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan terutama di daerah yang mengalami hujan di atas normal.
Harapan lain lebih optimal bagi Pemda dan instansi dengan melakukan edukasi buat masyarakat soal cara hadapi resiko bencana selama musim hujan serta peringatan dini. Dan prediksi ini dijadikan acuan untuk menyusun rencana aksi dalam menekan kerugian bencana termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda mengatakan, kondisi fenomena iklim saat ini yang sebelumnya dalam hal ini El nino, yang sebelumnya cukup panjang ini berdampak pada perubahan iklim, yang berpengaruh pada kegiatan dan usaha tani budidaya pertanian.
Dikatakannya, luas tanam agak turun berpengaruh pada luas panen data produksi dan produktifitas.
Dengan kesediaan air yang terbatas. Maka petani harus berupaya bagaimana efesienkan dengan air yang tersedia dan juga memanfaatkan air yang tersedia itu untuk menanam tanaman-tanaman yang bisa di tanam sesuai dengan kondisi air yang tersedia.(ER)