Bekas Reruntuhan Kerajaan Batu di Termanu, Rote Ndao Dipugar Kembali

Bekas Reruntuhan Kerajaan Batu di Termanu, Rote Ndao Dipugar Kembali

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Termanu merupakan salah satu Nusak atau Kerajaan yang terletak di Rote Ndao, pulau terselatan Indonesia dengan 2 gugusan batu besar di pinggir pantai. Keberadaan kerajaan ini diketahui ada sejak tahun 1850.

Namun dalam perjalanan, bangunan kerajaan ini hilang yang dulunya disebut sebagai Kerajaan Batu. Bekas bangunannya berupa genteng menjadi bukti sejarah bahwa Kerajaan Termanu sudah ada sejak tahun 1850 itu.

Untuk mengenang kembali keberadaan kerajaan tersebut maka oleh Raja Termanu,
Vicoas T B Amalo atau Vico Amalo, direncanakan pada Februari 2022 ini bakal dipugar kembali.

Saat ditemui di Aston Hotel Kupang beberapa waktu lalu, Raja Nusak Termanu, Vico Amalo berpenampilan sederhana ini menuturkan catatan perjalanan keberadaan Kerajaan yang dipimpinnya ini.

Vico Amalo menuturkan, dulu Termanu merupakan salah satu Nusak atau Kerajaan yang terletak di Rote Ndao, pulau terselatan Indonesia dengan 2 gugusan batu besar di pinggir pantai.

Diyakini kedua batu itu sebagai sepasang suami istri, yang selalu menjaga kampung mereka dari segala ancaman bencana.

Sebagai Raja Termanu, menurut Vico harus menjadi penengah dan Bapak yang baik, harus menjadi panutan, amanah dan jalani hidup dengan baik dan tidak boleh setengah hati. Tidak boleh membawa kerajaan ini kearah yang tidak baik.

“Ada satu hal yang beda, yaitu ketika amanah disumpah pakai Alkitab atau Al-Quran, banyak juga yang korupsi, dan lainnya. Tidak bisa pegang amanah itu dengan baik,” katanya.

Soal bagaimana seorang Raja Termanu, merangkul keluarga Rote yang terpisah-pisah agar bisa bersatu, Vico menjelaskan bahwa sebagai Manek, tidak bisa mengajak seseorang berdamai dengan keluarga sendiri.

Menurutnya pertama adalah perdamaian dengan diri sendiri, kedua berdamai dengan keluarga dan itu adalah tanggung jawab diri pada masing-masing orang.

” Kita hanya bisa menjadi terang dan garam mendamaikan keluarga. Semoga mereka juga bisa melihat itu dan mengikutinya. Sebagai panutan, kita harus ada di posisi itu dan hidup apa adanya. Karena kalau kita paksakan untuk orang berdamai, tidak bisa. Balik kepada pribadi masing-masing,” ujarnya.

Ditanya soal di Nusa Termanu itu apa yang akan dibuat, Vico Amalo menyampaikan yang pertama adalah pemulihan keluarga bukan hanya keluarga Amalo saja, tetapi semua keluarga yang ada di Termanu. Artinya harus menjadi berkat dan contoh.

Dia mengatakan bahwa ketika berdiri sebagai Manek di Termanu, itu bukan karena kemauan sendiri, tapi itu karena kehendak Tuhan.

Tugasnya adalah membangun kembali reruntuhan yang sudah berserakan. Untuk membangun kembali reruntuhan itu, harus mengumpulkan satu persatu. Saat ini, sementara proses mengumpulkan dan itu cerita secara filosofi.

Dikatakan Vico Amalo, berdasarkan catatan sejarah bahwa dulu pada tahun 1850 ada Istana Batu di Rote. Sesudah itu Sabu menyusul karena keluarga Amalo menikah dengan Raja di Sabu jadi Istananya sama dengan di Sabu Seba.

Dituturkan Vico, konon kabarnya ada bangunan bersejarah kerajaan ini atapnya terbuat dari genteng. Itu Istana bersejarah. Karena pada tahun 1850 itu mereka sudah punya istana batu.

Itu dibangun dengan campuran gula air, kapur dan batunya dari laut yang bentunya seperti batu bata yang ada gambar-gambar kerang dan lainnya. Jadi kuat dan tidak ada retak sedikitpun.

“Tapi gentengnya tidak tahu dimana, kusennya juga tidak tahu dimana, tinggal puing batu saja. Tapi kalau tidak didirikan, kita tidak punya Icon, tapi kalau kita buat sendiri, itu simple,” jelasnya.

Disampaikan Vico, untuk mencari kembali genteng itu dirinya mendapatkan di Pulau Sabu dan kini sudah berada kembali di Rote.
Untuk mendapatkan peninggalan bekas reruntuhan kerajaan ini, dirinya sampai menangis haru karena berhasil mendapatkan puing-puing yang berserakan dahulu itu.

Dirinya melanjutkan, pada bulan Agustus 2021 lalu, sudah dilakukan peletakkan baru pertama pemugaran kembali bangunan bekas reruntuhan kerajaan Batu tersebut.

“Saat ini tim Arkeologi sementara melakukan revitalisasi. Karena saya baru tahu membangun barang kuno lebih susah dibanding dengan membangun baru,” tandas Vico.

Dirinya berharap pada Februari ini membangun dan tahun ini istana tua itu sudah selesai. Adapun pemugaran istana ini didanai sendiri dari uang pribadinya selaku Raja Termanu.

Vico menambahkan, dalam catatan sejarah di Kabupaten Rote Ndao, baru pertama kali pelantikan seorang Raja dihadiri 43 Raja se Nusantara. Acara sakral tersebut ketika dia dilantik memangku jabatan Raja Termanu pada tanggal 6 Desember 2019.

Beberapa Raja yang hadir diantaranya, Raja Denpasar Badung, Ida Djokorda pemecutan IX PM, Raja Gowa XXXVIII Aultan GN Tabur Kalimantan Timur, Adji Bakrul Hadi,  Sultan Bulungan Datu Abdul Hamid.

Vico Amalo mendapat mandat dari seluruh rakyat Termanu sebagai Raja Nusak Termanu di Kabupaten terselatan Indonesia ini. Vico Amalo dipilih secara aklamasi oleh tua-tua adat dari Kerajaan Termanu.(ER).

error: Content is protected !!