KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang yang selama ini melakukan penangkaran terhadap Rusa Timor atau Plasmanutfa melepas 8 ekor rusa untuk dikembangkan di Undana dan Balai Besar KSDA NTT.
Saat ini dari semula 6 ekor rusa Timor yang didatangkan dari Alor kini berkembang menjadi 20 ekor. Untuk 8 ekor rusa yang dilepas ini 5 ekor ke Undana dan 3 ekor ke Flores yang difasilitasi Balai Besar KSDA NTT.
Dalam keterangannya kepada Media ini disela-sela acara penyerahan rusa Timor di Undana, Rabu (11/1/2023) Kepala BBPP Kupang, drh Bambang Haryanto menyampaikan beberapa hal
Dikatakan Bambang, rusa Timor ini adalah plasmanutfa asli dari NTT. Oleh karena itu masyarakat NTT wajib hukumnya menjaga plasmanutfa ini agar jangan sampai habis.
Menurutnya, dari BBPP Kupang yang dulunya 6 ekor didatangkan dari Alor setelah seiringnya waktu makin bertambah sehingga dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Saat ini kampus Undana membutuhkan untuk mahasiswa Fakultas Peternakan belajar. Sehingga BBPP terpanggil untuk membagikan ternak rusa yang kini menjadi 20 ekor.
“Ditangkap 8 ekor dibagikan 5 ekor ke Undana yakni 3 ekor betina dan 2 jantan Untuk 3 ekor KSDA membagi ke penangkar di Flores,” jelasnya.
Harapannya mudah-mudahan rusa ini terus berkembang seiring berjalannya waktu sehingga tidak habis.
Rektor Undana, Dr. drh Maxs U Sanam, M.SC mengatakan, pihak Undana bersyukur dan bersuka cita atas perhatian dari BBPP Kupang.
Undana sebagai satu lembaga pendidikan membutuhkan wahana belajar dalam hal ini satwa terutamanya rusa.
Seperti diketahui bahwa rusa ini adalah Plasmautfa kebanggaan warga NTT sehingga ada tanggung jawab moril Undana untuk menjaganya.
Ini juga sebagai wahana belajar baik oleh mahasiswa peternakan juga kedokteran hewan, prodi kehutanan, prodi biologi.
“Kami juga mengembangkan ini sebagai konsep untuk edutourism atau wisata pendidikan. Terbuka juga buat masyarakat umum khusus generasi muda, usia dini datang untuk belajar. Ini memotivasi kaum muda agar melakukan konservasi terhadap berbagai hal termasuk satwa,” kata Sanam.
Kedepan, lanjut Sanam, tentu Undana punya tanggung jawab menjaga karena rusa yang diberikan oleh kepala BBPP Kupang sangat tulus dan gratis.
Apalagi harapan Kepala BBPP Kupang agar Undana kedepan bisa memanfaatkan satwa ini dengan baik. Undana juga punya harapan melanjutkan praktik yang sudah baik selama ini sehingga rusa yang ada terus berkembang.
“Kalau sudah berkembang maka kita distribusikan lagi ke penangkar lain yang punya komitmen agar sapi Timor ini bisa berkembang,” ujar Sanam.
Soal pakan, Sanam menegaskan sudah disiapkan sehingga tidak ada masalah untuk dikembangkan di atas lahan seluas 15×20 meter.
Sementara itu Ir Arief Mahmud, M.Si selaku Kepala Balai Besar KSDA NTT mengatakan, kegiatan ini merupakan sebuah lompatan baru sebuah pelestarian satwa liar terkait plasmanutfa apalagi Rusa Timor ini sangat khas.
Dia berharap kerjasama antara Undana juga BBPP Kupang dan Balai Besar KSDA NTT ini merupakan upaya bersama melestarikan satwa liar karena selama ini mungkin masyarakat memanfaatkan satwa liar maupun tumbuhan langsung di alam.
Jika ini tidak diantisipasi maka persediaan makin berkurang sehingga perlu penangkaran.
“Ada beda antara peternakan dan penangkaran dimana peternakan itu untuk satwa yang sudah terdotifikasi sedangkan penangkaran adalah satwa liar masih liar dilindungi Undang-undang,” katanya.
Dia berharap kedepan ini merupakan potensi protein yang bisa dikembangkan untuk dimanfaatkan.
“Kami mendapatkan bantuan 3 ekor rusa untuk penangkaran di Flores di lima kelompok untuk dibudidayakan,” ujar Arief.
Sementara itu. Dr. Akhmad Hamdan, S.Pt,MP selaku Kepala BPTP Provinsi NTT menyampaikan secara pribadi dirinya sangat mendukung upaya ini.
Apalagi lembaga yang dipimpinnya saat ini sudah bertransformasi menjadi badan standar pertanian artinya lebih pada penerapan semua usaha petani berstandar sehingga saat melepas ke pasaran sudah terstandar.
” Kita selama ini sudah bekerjasama dengan Undana untuk program magang dan penelitian. Kedepan tentu menjadi perhatian BPTP soal bagaimana rusa ini menjadi ikon NTT. Rusa ini sudah dikembangkan BBPP dan berhasil artinya dari 6 ekor ke 20 ekor menjadi potensi yang dikembangkan selain hewan peliharaan juga untuk dikonsumsi,” tandas Akhmad Hamdan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peningkatan SDM adalah hal yang sangat penting.
“Salah satu fokus Kementan dalam mengembangkan pertanian adalah meningkatkan kualitas SDM. Karena SDM memegang peran paling penting dalam hal tersebut,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan upaya peningkatan kualitas SDM tidak pernah berhenti dilakukan.
Kementan sendiri memiliki Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang memiliki mandat untuk menyiapkan SDM Pertanian yang professional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.
Dengan berbagai program yang digulirkan BPPSDMP, semuanya bermuara pada membentuk SDM Pertanian yang dicita-citakan Kementerian Pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi mengatakan, pembangunan Pertanian tidak akan lepas dari produktivitas Pertanian kita dan inovasi teknologi, kearifan lokal dan lainnya.
“Peningkatan produktivitas paling besar adalah SDM Pertanian. Percuma punya teknologi yang hitech kalau SDM nya memble,” tukasnya.
BPPSDMP terus membangun agar SDM Pertanian mampu mandiri, profesional dan berjiwa enterpreneur tinggi.
Melalui pilarnya yakni Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan, diharapkan terjadinya peningkatan profesional dan kemandirian dari SDM Pertanian tersebut.(ER)