KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Peningkatan produksi padi terus ditingkatkan untuk mengimbangi kenaikan konsumsi, karena pertumbuhan jumlah penduduk yang masih tinggi.
Hama dan penyakit adalah salah satu kendala program peningkatan produksi padi. Kendala peningkatan produksi akan semakin kompleks akibat perubahan iklim global.
Kementerian pertanian terus mendorong program perluasan areal tanam (PAT) padi melalui berbagai kegiatan seperti optimasi lahan rawa, pompanisasi dan penanaman padi gogo.
Salah satu langkah untuk mendukung hal tersebut melalui penyiapan sumber daya manusia andal dengan mendorong peningkatan kompetensi dan pemahamannya dalam meningkatkan produksi padi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian.
Karenanya, kata Amran sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.
“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni. Di antaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil,” tegas Amran.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena berfungsi sebagai penyedia pangan, pakan untuk ternak, dan bioenergi.
“Peran pertanian sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional, terutama mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan,” kata Dedi.
Upaya pemerintah dalam mendorong perluasan tanam padi di lahan kering tentunya perlu didukung oleh tersedianya inovasi teknologi budidaya yang unggul.
Komponen teknologi utama dalam budidaya padi gogo adalah varietas unggul yang adaptif terhadap berbagai permasalahan di lahan kering seperti kekeringan, kemasaman tanah dan penyakit blas.
Ketersediaan varietas unggul ini menjadi salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi padi gogo nasional.
Hal inilah yang mendorong Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang mengadakan pelatihan mendukung Food Estate bagi non aparatur yang membahas mengenai budidaya padi gogo organik di Kabupaten Belu untuk mendukung PAT dan juga ketahanan pangan.
Pada hari Selasa (06/08/2024) kegiatan resmi di buka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dan di laksanakan di Aula Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu.
Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari dimulai pada tanggal 6 Agustus s/d 8 Agustus 2024.
Pada sambutannya, kepala BBPP Kupang mengatakan pada saat ini kita dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan seperti perubahan iklim, el nino dan musim kering.
“kita mengalami agikimologi, jumlah penduduk meningkat, otomatis julah ketersediaan pangan meningkat, lapangan kerja juga ikut meningkat. Jadi strateginya kita bangun kawasan food estate,” kata Indra.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Robertus Y. Mali mengucapkan terimakasih telah memilih Belu sebagai tempat berlatih.
Pelatihan ini merupakan suatu wadah bagi kami untuk menambah motivasi bagi petani dan menambah wawasan dalam bertanam padi gogo.
“Mewakili Pemerintah Kabupaten Belu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Balai Besar yang sudah memilih Belu untuk dijadikan pelatihan budidaya padi gogo organik. Kami kembali termotivasi kembali tanam padi ladang dengan kondisi yang terjadi saat ini. Orang Belu walaupun wajahnya masam tapi hatinya lembut, semoga kami bisa bersaing dengan wilayah-wilayah yang sudah maju,” ungkap Robertus.
Turut hadir juga dalam kegiatan pembukaan jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu seperti Kepala Bidang Tanaman Pangan, Kepala Bidang Saranan dan Prasarana, Koordinator Penyuluh tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Belu.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)