KUPANG. NUSA FLOBAMORA – BBPP Kupang dibawa naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, dituntut untuk terus berinovasi.
Upaya yang dilakukan adalah membangun kolaborasi dengan para pihak dengan mengembangkan program Smart Farming sebagai upaya membantu petani meningkatkan produksi hasil pertanian yang dikembangkan.
Hal inipun tengah dilakukan kerjasama antara BBPP Kupang bersama dengan Bank Indonesia Cabang NTT yang ditunjukkan dengan saling berkunjung antar jajaran kedua lembaga tersebut.
Baru-baru ini tim BI Cabang NTT berkunjung ke BBPP Kupang untuk melihat secara dekat pola pengembangan program Smart Farming.
Hadir pada pertemuan ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cabang NTT I Nyoman Ariawan Atmaja beserta rombongan yang disambut baik oleh Kepala BBPP Kupang drh. Bambang Haryanto, MM yang didampingi oleh Pejabat Struktural dan jajarannya.
Pertemuan ini merupakan bentuk silaturahmi sekaligus melakukan diskusi singkat mengenai Smart Farming antara Perwakilan BI Cabang NTT dengan BBPP Kupang yang kemudian akan dilanjutkan dengan mengunjungi lahan BBPP Kupang yang sudah menerapkan sistem Smart Farming.
Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo dalam setiap kesempatan kerap meyampaikan pentingnya SDM sebagai faktor utama penentu kemajuan pembangunan pertanian Indonesia.
Menurut Mentan, Pertanian yang maju dan masa depan bangsa ditentukan oleh SDM pertanian yang berkualitas.
SDM berkualitas tergantung peran widyaiswara salah satunya, sebagai guru bangsa.
“Karenanya saya minta widyaiswara juga terus belajar, bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada dan ending processnya bisa meningkatkan pendapatan petani,” ujarnya setelah memberikan penghargaan kepada Widyaiswara berprestasi beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, hasil dari berbagai kegiatan pengembangan kapasitas meliputi pelatihan, seminar, magang penelitian dan lain sebagainya yang sudah dilakukan oleh para widyaiswara harus diteruskan kepada para petani/pengusaha agribisnis.
Supaya memberikan nilai tambah dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani.
Pesan serupa juga kerap disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
Menurutnya, Kementerian Pertanian hingga saat ini terus berupaya maksimal menunjang peningkatan kompetensi widyaiswara melalui berbagai kegiatan seperti Training of Trainer (TOT), Seminar, Webinar, Workshop dan sejumlah kegiatan lainnya.
Yang mana diharapkan mampu menjadi pembakar semangat Widyaiswara untuk terus berkarya, berinovasi menciptakan gebrakan-gebrakan baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Serta berpengaruh baik terhadap nilai positif pembangunan pertanian Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang bergeak di bidang pertanian dan peternakan.
Pada pertemuan bersama itu, Widyaiswara BBPP Kupang berkesempatan memaparkan konsep Smart Farming kepada pihak Bank Indonesia. Adapun dari pihak BI juga telah berkomitmen untuk membangun kehidupan perekonomian masyarakat melalui konsep Smart Farming.
Oleh karena itu sudah sepantasnya terjadi kolaborasi antara BI dan BBPP Kupang untuk mewujudkan sistem pertanian yang lebih baik.
Sebelumnya pada tanggal 5 Agustus 2022 yang lalu, BBPP Kupang berkunjung ke perumahan BI Cabang NTT dimana pada saat itu dilakukan serah terima Rusa Timor kepada BI Cabang Kupang, terlihat bahwa lokasi perumahan BI tersebut memiliki lahan yang cukup luas.
Oleh karena itu Kepala BI Cabang NTT berkeinginan agar dibuat sistem Smart Farming pada lahan tersebut dengan dibimbing oleh Widyaiswara dari BBPP Kupang.
Konsep smart farming sendiri merupakan sebuah sistem pertanian yang menggunakan teknologi informasi dalam proses pertanian yang telah dirancang dan ditetapkan.
Sistem Smart Farming meliput fase pra tanam, pasca tanam, panen dan pasca panen. Semua fase tersebut menggunakan teknologi informasi.
Smart Farming diharapkan mampu mendorong kerja petani sehingga budidaya pertanian menjadi lebih efisien, terukur dan terintegrasi.
Petani dapat melakukan kegiatan pertanian dengan tidak selalu bergantung pada musim namun melalui mekanisasi. Selain itu, proses pra tanam hingga pasca panen dapat dilakukan dengan akurat mulai dari tenaga kerja, waktu tanam hingga proses panen.
Dijelaskan I Nyoman, sebagai perwakilan Bank Indonesia cabang Provinsi NTT memiliki salah satu peran yaitu menjaga stabilitas moneter dan stabilitas pangan, dimana keduanya saling berkaitan erat.
Menyadari akan hal itu, maka pihaknya sangat tertarik untuk mempelajari sekaligus menerapkan sistem Smart Farming yang telah menjadi andalan Kementerian Pertanian di era digital saat ini.
Kebetulan di kawasan perumahan BI memiliki lahan yang cukup luas dan juga terdapat penangkaran Rusa didalamnya, maka mereka ingin agar Smart Farming tersebut dapat diterapkan di kawasan itu dan tentunya dengan mendapat bimbingan dari rekan-rekan BBPP Kupang.
“Disamping itu, kami memiliki binaan kelompok tani yang nantinya juga ingin kami arahkan untuk dapat menerapkan Smart Farming.” ungkap I Nyoman Ariawan Atmaja.
Keinginan dari Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cabang NTT untuk menerapkan sistem Smart Farming disambut baik oleh Kepala BBPP Kupang.
Menurut Bambang, pihaknya sangat antusias dan bersedia untuk berkolaborasi dalam rangka menerapkan sistem Smart Farming di lingkungan BI maupun pada kelompok-kelompok tani.
Segala kelebihan dari sistem Smart Farming dapat kita jadikan sebagai salah satu strategi untuk menarik generasi muda yang identik dengan penguasaan teknologi dan internet.
“Smart Farming mampu mengubah anggapan generasi muda bahwa pertanian itu kotor menjadi pertanian itu keren,” ujar Bambang
Selain itu, Kepala BBPP Kupang juga menyampaikan terima kasih atas kunjungan Perwakilan Bank Indonesia cabang NTT dan berharap hubungan yang terjalin baik bisa menjadi dasar untuk terus bersinergi dan berkomitmen dalam mendukung program-program Kementerian Pertanian khususnya di UPT BBPP Kupang.(*/Rilis Berita BBPP Kupang)