KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis bidang Pelatihan di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang yang berlokasi di Kabupaten Kupang Provinsi NTT terus memaksimalkan kebermanfaatannya ditengah – tengah masyarakat dengan melaksanakan sejumlah program peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian masyarakat melalui berbagai kegiatan pelatihan baik yang dilaksanakan secara mandiri maupun yang dilaksanakan atas kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain sebagainya.
Sebagai satu – satunya unit pelaksana teknis bidang pelatihan dibawah BPPSDMP Kementerian Pertanian yang berlokasi di Provinsi NTT, BBPP Kupang berkontribusi maksimal dalam peningkatan potensi sektor pertanian dan peternakan di Provinsi NTT demi terwujudnya swasembada pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu potensi yang dikembangkan di Provinsi NTT adalah peningkatan sektor peternakan lokal melalui pelaksanaan Program Inseminasi Buatan bagi Ternak lokal.
Praktik pelaksanaan Inseminasi Buatan bagi ternak lokal umum dilaksankaan di Provinsi NTT namun untuk mewujudkan pelaksanaan Program Inseminasi Buatan yang efektif dan terstandar, diperlukan lembaga pelatihan untuk melaksanakan pelatihan bagi Inseminator sehingga, pelaksanaan Inesminasi Buatan dilapangan dapat dilaksanaan dengan baik dan benar.
Bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (PRISMA), Pelatihan Inseminasi Buatan bagi Ternak lokal dilaksanakan di BBPP Kupang mulai tanggal 5 – 10 Desember tahun 2023.
Menghadirkan sejumlah narasumber yang profesional dan berkompeten, Pelaksanaan Pelatihan Inseminasi Buatan bagi Ternak lokal di BBPP Kupang dilaksanakan dengan berbagai metode diantaranya pembelajaran teoritis dikelas, pelaksanaan simulasi Inseminasi buatan menggunakan preparat organ reproduksi ternak lokal betina dan melaksanakan Inseminasi buatan secara langsung pada ternak lokal yang ada di peternakan.
Kegiatan praktik lapangan kegiatan Pelatihan Inseminasi Buatan bagi Ternak lokali dilaksanakan di dua lokasi berbeda yakni di Instalasi ternak lokal Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak milik Dinas Peternakan Provinsi NTT dan Peternakan komersial milik masyarakat yang dinilai baik untuk menjadi lokasi pelaksaaan praktik Inseminasi Buatan pada ternak lokal
Pelaksanaan praktik Inseminasi Buatan pada Ternak lokal di Inatalsi Ternak lokal UPTD Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak milik Dinas Peternakan Provinsi NTT dimulai dengan pengarahan dari Kepala Instalasi terkait prosedur pelaksanaan praktik di Peternakan termasuk penerapan Biosecurity yang wajib diterapkan oleh setiap peserta yang diijinkan untuk masuk ke lingkungan peternakan.
Selain itu peserta juga diarahkan untuk terlebih dahulu melaksanakan wawancara dengan petugas kandang terkait kegiatan umum yang dilaksanakan, prosedur yang harus dilakukan sebelum melaksanakan Inseminasi Buatan termasuk pengamatan tanda – tanda birahi pada ternak babi betina, penyiapan semen dan peralatan Inseminasi Buatan dan lain sebagainya.
Penerapan Biosecurity di lingkungan Peternakan babi miliki UPTD Pembibitan Ternak dan Produksi Ternak Provinsi NTT dilaksanakan dengan sangat baik.
Setiap peserta pelatihan yang diijinkan untuk masuk ke lingkungan peternakan diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap termasuk menggunakan masker, sarung tangan latex, shoe cover dan dilarang untuk membawa benda apapun dari luar peternakan kedalam lingkungan peternakan.
Sebelum memasuki lingkungan peternakan, peserta yang telah menggunakan APD lengkap wajib disemprot cairan disinfeksi dan wajib didampingi oleh Petugas Peternakan saat melakukan kegiatan di dalam lingkungan peternakan.
Pintu masuk ke peternakan dilengkapi dengan sarana Dissinfectan Dipping dan Dissinfectant Spray bagi orang dan kendaraan yang diijinkan masuk ke lingkungan peternakan.
Tujuan penerapan biosecurity yang sangat ketat di lingkungan Peternakan milik UPTD Pembibitan Ternak dan Produksi Ternak Provinsi NTT adalah untuk mencegah masuknya penyakit yang dapat menyerang ternak babi dalam lingkungan peternakan terlebih setelah wabah penyakit African Swine Fever (ASF) terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menimbulkan kematian terhadap sejumlah populasi ternak lokal dan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat.
Setelah menaati seluruh tahapan bosecurity yang ditetapkan di lingkungan peternakan, Peserta Pelatihan diarahkan ke lokasi perkandangan ternak lokal yang terdiri atas beberapa blok dan peserta yang telah mengunjungi satu blok perkandangan tidak diijinkan untuk masuk ke blok perkandangan lain untuk mencegah tersebarnya penyakit dari satu blok perkandangan ke blok perkandangan yang lain.
Selain orang, peralatan yang digunakan disatu blok perkandangan juga tidak boleh dipergunakan di blok perkandangan lain karena peralatan dapat menjadi sarana penyebaran penyakit yang sangat potensial.
Setelah diarahkan ke blok perkandangan, peserta akan dibimbing oleh Dokter Hewan yang bertugas di blok tersebut untuk menjelaskan hal – hal berkaitan dengan pelaksanaan Inseminasi Buatan pada ternak babi dan mendampingi peserta dalam melaksanakan praktik Inseminasi Buatan pada ternak babi.
Proses Praktik Inseminasi Buatan pada ternak babi yang dilaksanakan disalah satu blok perkandangan di Peternakan babi milik UPTD Pembibitan dan Produksi Pakan Ternak Provinsi NTT dimulai dengan persiapan peralatan dan semen babi, kemudian melakukan pengamatan tanda – tanda birahi dan melaksanakan praktik Inseminasi Buatan pada babi betina yang menunjukkan gejala birahi.
Sebelum melaksanakan Inseminasi Buatan, Gun IB dikeluarkan dari plastik pembungkus dan diolesi dengan sedikit semen babi pada bagian ujung gunsebagai pelumas untuk memudahkan masuknya gun kedalam saluran reproduksi babi betina.
Selanjutnya gun dimasukkan ke saluran reproduksi ternak babi melalui vulva dengan cara diputar dan didorong masuk sambil babi di handling dengan cara menekan punggung babi untuk meminimalisir pergerakan ternak babi saat dilakukan pemasukan gun inseminasi buatan.
Saat gun telah masuk secara sempurna, botol semen dihubungkan dengan ujung gun dan ditekan sehingga seluruh semen yang telah dipersiapkan dapat dideposisikan kedalam saluran reproduksi babi betina.
Setelah semen yang ada dalam botol telah dideposisikan, posisi gun tetap dipertahankan selama beberapa saat untuk memastikan seluruh semen terdeposisi dengan baik kemudian gun dikeluarkan dengan cara diputar kearah berlawanan saat gun dimasukkan dan dimasukkan kembali kedalam plastik untuk kemudian di buang pada tempat pembuangan yang telah disediakan.
Untuk memastikan keberhasilan Inseminasi Buatan, pengamatan dilakukan sekitar satu bulan kemudian untuk melihat ada tidaknya tanda – tanda birahi kembali yang menunjukkan bahwa babi tidak mengalami kebuntingan atau tampaknya tanda – tanda kebuntingan seperti perkembangan kelenjar mamae dan kondisi vulva yang pucat dan kering.
Selain melaksanakan Praktik Inseminasi Buatan, Peserta Pelatihan juga diizinkan untuk berdiskusi dengan Dokter Hewan yang bertugas disetiap Blok Perkandangan berkaitan dengan pemeliharaan babi secara umum maupun pelaksaaan inseminasi buatan dan lain sebagainya.
Setelah melaksanakan Praktik Inseminasi Buatan, Peserta juga diijinkan untuk melakukan evaluasi bersama Ketua UPT Pembibitan dan Produksi Pakan Ternak Provinsi NTT berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di dalam lingkungan peternakan.
Melalui pelaksaaan Praktik Lapangan Kegiatan Inseminasi Bautan bagi Ternak lokal dilingkungan Peternakan yang baik milik UPTD Pembibitan dan Produski Pakan Ternak milik Dinas Peternakan Provinsi NTT.
Harapannya seluruh peserta pelatihan semakin percaya diri untuk melatih skill dan meningkatkan SDM berkaitan dengan pelaksanaan Inseminasi Buatan sehingga mampu melaksanakan Praktik Inseminasi Buatan bagi ternak babi di lokasi kerjanya masing – masing secara baik dan efektif.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan mampu mendorong peningkatan kemampuan peserta pelatihan untuk dapat melaksanakan inseminasi buatan pada ternak lokal secara lebih efektif demi meningkatkan peningkatan produktivitas sektor peternakan babi yang sehat dan berkualitas di Nusa Tenggara Tmur serta berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat mengingat peran dan kebermanfaatan ternak lokal bagi masyarakat NTT yang dinilai cukup penting baik dalam berbagai upacara adat maupun sebagai sumber protein.
Hal ini sejalan dengan tujuan kementerian pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui pelaksanaan berbagai program strategis demi terwujudnya peningkatan sektor pertanian dan peternakan dan terwujudnya ketersediaan pangan bagi 270 juta jiwa masyarakat Indonesia.
“Demi meningkatkan populasi ternak khususnya untuk meningkatkan produksi daging nasional, perlu sinergi yang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta pihak pendukung lain seperti investor, perbankan dan lain sebagainya untuk meningkatkan potensi peternakan di setiap daerah” Ujar Mentan Andi Amran Sulaiman.
Pesan serupa juga kerap disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa Kementerian Pertanian bertanggung jawab mewujudkan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Selain melalui pelaksanaan kerjaama dan bersinergi dengan berbagai pihak, hal lain yang penting untuk dilaksanakan adalah upaya – upaya peningkatan SDM Pertanian masyarakat yang melaksanakan pengelolaan pertanian dan peternakan sehingga sektor pertanian dan peternakan ini dapat dikelola secara lebih efektif.
Melalui BPPSDMP Kementerian Pertanian, Pembangunan pertanian dan peternakan dibangun melalui peningkatan SDM Pertanian masyarakat dengan pelaksanaan berbagai program pelatihan, pendidikan serta penyuluhan dan lain sebagainya.
Sebagai salah unit pelaksana teknis dibawah BPPSDMP Kementerian Pertanian, BBPP Kupang terus berupaya maksimal melaksanakan program – program peningkatan kompetensi SDM Pertanian masyarakat salah satunya melalui pelaksanaan Pelatihan Inseminasi Buatan pada Ternak lokal bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi NTT dan PRISMA untuk semakin meningkatkan produktivitas sektor peternakan babi diwilayah NTT dan sekitarnya.
Kepala Instalasi Ternak Babi UPTD Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak Provinsi NTT, drh Fredrik Warata yang ditemui saat pelaksanaan Kegiatan Praktik Lapangan Pelatihan Inseminasi Buatan pada Ternak Babi mengatakan kesediaan UPTD Pembibitan Ternak dan Produksi Pakan Ternak Provinsi NTT untuk berkontribusi maksimal dalam peningkatan produktivitas sektor peternakan babi di NTT.
“Melalui kegiatan praktik yang dilaksanakan di Instalasi kami, setiap peserta dapat melihat metode yang kami terapkan, meskipun belum sempurna namun metode ini dinilai efektif diterapkan dalam pengembangan ternak babi. Semoga apa yang kami terapkan disini dapat menjadi percontohan yang baik bagi peserta sekalian untuk juga menerapkan sistem ini dipeternakan masing – masing.Mari bersama – sama kita bahu membahu meningkatkan sektor peternakan babi di NTT untuk kesejahteraan masyarakat” ujarnya.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)