KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, George Hadjoh dan Ewalde Taek dengan nomor urut 3 atau paket GACOR melakukan kampanye terbatas pada Rabu 9 Oktober 2024 bertemu warga Kelurahan Manutapen di RT 007 RW 002.
Sebelum menyampaikan visi dan misi kepada warga, George Hadjo menjelaskan arti dari istilah Gacor yang menjadi andalan nama paketnya.
Gacor artinya, mantap, hebat dan luar biasa karena dirinya tidak menginginkan Kota Kupang ini hanya biasa – biasa saja tetapi harus mantap, hebat dan luar biasa karena Kota Kupang adalah ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur( NTT).
Masyarakat yang hidup di Kota Kupang ini harus merasa hidup di Provinsi. Jangan sampai tinggal di Kota Kupang tapi rasanya tinggal di Kabupaten.
George Hadjoh juga menjelaskan kepada warga Kelurahan Manutapen bahwa alasan dirinya mau maju jadi Wali Kota Kupang, karena pertama, menjadi ASN selama 38 tahun di mulai dari golongan 2A sampai 4C ini hanya karena Tuhan
Menurutnya, setiap orang yang jalan dengan Tuhan dan menaruh harapan hanya pada Tuhan, pasti berhasil.
Kalau warga Manutapen ingat bahwa ini adalah pilihan Tuhan, pasti berhasil. Kalau tidak yakin pasti tidak berhasil, yang disahuti oleh warga bahwa, paket Gacor no 3 pasti berhasil dan dibarengi dengan tepuk tangan yang meriah.
Kedua, dirinya pernah menjabat sebagai Wali Kota Kupang selama 1 tahun, dirinya langsung kerja sampah, George berpikir Tuhan Allah saja kosongkan dirinya rupa sebagai seorang hamba, lahir di kandang domba, mati untuk menebus umat manusia. Seorang penjabat Wali Kota saja ko sombong.
” Saya tidak pernah duduk dalam ruangan lama – lama dan duduk lama-lama dalam mobil, tapi saya turun di masyarakat saya kerja sampah. Kenapa kerja sampah karena Kota Kupang terkotor ke 5 di Indonesia. Karena tidak ada satupun warga yang mau Kotanya kotor,” tegasnya.
Oeh karena itu seorang Wali Kota, dia harus jadi contoh teladan, dia harus jadi penggerak dan dia juga harus mendorong agar warganya bisa mencontohi hal baik yang dilakukan oleh Wali Kotanya
Pada Waktu NTT menjadi tuan rumah Pesparawi, seluruh Indonesia datang ke Kota Kupang Ibu Kota Provunsi NTT, mereka masuk sampai ke pasar -pasar dan mereka bilang ternyata Kota Kupang bersih. Disambut tepuk tangan warga Manutapen.
” Kita bisa tunjukkan bahwa apa yang tidak bisa di kerjakan, semua bisa kalau kita mau bekerja sungguh-sungguh. Untuk itu masaalah sampah kedepan, pegawai tidak lagi pungut sampah, karena sampah kita sudah rubah, bahwa sampah itu akan jadi uang, sampah pelastik jadi uang, sampai organik jadi uang semua jadi uang, karena kita akan bangun pabrik besar ” pungkas mantan Kadis Dispora NTT ini.(ER)