KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Resesi tahun 2023 digadang-gadang akan dihadapi seluruh negara di dunia. Menghadapi resesi di masa depan, sebuah keluarga memerlukan ketahanan pangan di keluarga masing-masing.
Untuk masa sulit tersebut, perlu usaha bersama antara masyarakat dan pemerintah.
SMK PP Negeri Kupang sebagai salah satu UPT di bawah BPPSDMP Kementan mulai menggiatkan siswa nya untuk melakukan diversifikasi pangan.
Hal in terbukti dengan praktik kelas XI Kompetensi Keahlian Agibrisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) yang baru-baru ini melakukan panen tanaman terong meskipun hanya dalam luas 2 are.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan Indonesia sangat kaya pangan lokal.
“Di Indonesia, semua daerah memiliki pangan lokal. Oleh karena itu, kita mengajak masyarakat memanfaatkan diversifikasi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan,,”ujar Mentan Syahrul.
Mentan Syahrul menambahkan tugas Kementerian Pertanian (Kementan) adalah memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat dan kebutuhan pangan itu bisa dipenuhi dengan memaksimalkan diversifikasi pangan lokal.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa saat ini terdapat krisis pangan global dan ada 32 negara yang hampir bangkrut karena tidak sanggup membayar hutangnya.
“Krisis pangan ditandai dengan harga pangan yang melejit, saat ini beras stabil, tahun ini Indonesia swasembada pangan dan sukses di level swasembada pangan”. jelas Dedi.
Selanjutnya Dedi memberi semangat kepada para insan pertanian termasuk siswa/i SMKPP untuk bersama-sama membangun sistem pertanian yang kokoh dan tangguh.
“Kita harus kurangi ketergantungan impor, kita ganti dengan diversifikasi impor ke pangan lokal, seperti gandum diganti dengan singkong serta produk hortikultura yang lain”. ujar Dedi.
Salah satu tenaga pendidik ATPH, Servasius Nopala, mengatakan bahwa meskipun tidak terlalu banyak hasil yang didapatkan tahun ini dalam budidaya tanaman terong, dia terus memotivasi para siswa agar tidak menyerah.
“Setelah terong, kami akan coba menanam mentimun dan tomat, dan kami yakin hasilnya akan lebih baik karena kami sudah mendapatkan solusi dari curah hujan yang terlalu besar sehingga menyebabkan terong banyak yang mati dengan membuat saluran air berupa got-got kecil”, ujar Servasius.
Kepala SMK PP Negeri Kupang, Stepanus Bulu, juga memotivasi seluruh civitas sekolah dengan menanam apa yang bisa ditanam serta tidak membiarkan lahan kosong. Hal ini dibuktikan dengan adanya polybag-polybag yang ditanami tanaman cabai dan disusun dengan rapi di sekitar halaman sekolah.(*/ Luthfi/Rilis Berita SMK PP Negeri Kupang/ER)