ENDE. NUSA FLOBAMORA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.
Sebagai upaya konkrit, Kementan menggelar rapat koordinasi dan monev di Kabupaten Ende selama dua hari dari tanggal 24 s/d 25 September 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi program-program yang telah berjalan dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan produksi pangan di wilayah tersebut.
Hadir dalam Rapat tersebut Tenaga Ahli Menteri Pertanian RI Bidang Tata Kelola dan Pengembangan Dr. Sukriansyah S. Latief, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Indra Zakariya Rayusman, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Ende, Sekretaris Dinas Pertanian bersama Para Kabid, Pasiter Kodim 1602 Ende Bersama Para Babinsa, Para Koordinator BPP dan PPL lokasi kegiatan (PAT).
Dalam rakor tersebut, berbagai isu penting di bahas.
Dimulai dari ketersediaan pupuk, pengemabngan insfrastruktur pertanian, hingga upaya peningkatan produktivitas petani.
Pemerintah daerah dan para stakeholder terkait juga turut dilobatkan dalam diskusi untuk mencari solusi bersama.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan mengatakan, solusi cepat yang ditawarkan saat ini adalah perluasan areal tanam (PAT).
Mentan yakin apabila program tersebut dijalankan maka Indonesia dapat mewujudkan swasembada dan juga lumbung pangan dunia.
“Ingat saat ini ada banyak negara yang mengalami penurunan produksi dan ada banyak penduduk dunia yang menderita kelaparan. Karena itu harus kita mitigasi dengan solusi cepat,” jelasnya.
Sejalan dengan pernyataan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa PAT ini untuk memenuhi kebutuhan pangan yang kedepannya akan semakin meningkat.
“PAT ini bisa difokuskan karena kebutuhan kedepan akan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tersedia. Selain itu peran penyuluhan dalam pengawalan PAT juga sangat krusial untuk memastikan bahwa teknik dan metode yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sehingga hasil yang dicapai dapay maksimal,” kata Santi.
Selasa (24/09/2024) pada rapat koordinasi yang berlangsung di ruang rapat Bupati Ende, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Kelola dan Pengembangan Lahan Pertanian, Sukriansyah Latief menekankan bahwa kondisi di dunia sedang terjadi ancaman krisis pangan bukan hanya terjadi di Indonesia, kekeringan, perubahan iklim dan lain-lain yang menyebabkan pangan menjadi kesulitan sehingga beberapa Negara yang biasa mengekspor beras juga menyetop.
“Kita bayangkan kita yang masih impor beras tiba-tiba Negara lain stop tidak mengimpor beras dan hal ini dapat menyulitkan kita soal pangan apalagi beras, makanya pemerintah mengantisipasi hal itu sehingga ada beberapa program untuk mengatasinya termasuk Perpompaan, Irpom. Itu semua diharapkan menambahkan PAT dan diharapkan dua atau tiga tahun kedepan kita sudah bisa swasembada,” harap Uki.
Kepala BBPP Kupang, Indra Zakariya Rayusman dalam pemaparan menyampaikan beberapa hal lain tentang tantangan disektor pertanian antara lain perubahan iklim, keterbatasan lahan produktif hingga pemanasan global sehingga PAT merupakan solusi yang strategis yang harus dikembangkan bersama.
“Saat ini PAT di Kabupaten Ende ada di zona hijau terbaik nomor 2 di NTT serta penggunaan pompa yang optimal dan diharapkan Ende menjadi lokasi percontohan untuk Kabupaten lain mengingat NTT secara Nasional berada di Zona Orange dan diharapkan semua pihak dapat bersinergi dengan baik agar dapat mengambil langkah – langkah cepat terkait permasalahan yang ada di lapangan,” ujar Indra
Pada sambutan Pj.Bupati yang di bacakan oleh Asisten II Sekda Ende Martinus Satban menyampaikan terima kasih Kepada Bapak Menteri Pertanian RI yang telah begitu banyak mengalokasi bantuan untuk petani di Kabupaten Ende. (*/Rilis BBPP Kupang/Ian/ER)