BBPP Kementan Turut Serta Dalam Forum Group Discusion: Peran Perempuan Di Keluarga Petani Dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga Program Readsi Provinsi NTT

BBPP Kementan Turut Serta Dalam Forum Group Discusion: Peran Perempuan Di Keluarga Petani Dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga Program Readsi Provinsi NTT

KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan, termasuk keamanannya dan pemenuhan gizi serta kesehatan keluarga di Indonesia.

Di antaranya dengan terus melakukan pemberdayaan terhadap perempuan, yang merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Hal ini sebagaimana dilakukan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui Program READSI.

Dalam hal ini, READSI melakukan pemberdayaan perempuan, dengan meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan baik tingkat rumah tangga dan desa, dan meningkatkan akses perempuan ke sumber ekonomi, pertanian, dan keuangan.

Dikemas dalam sebuah kegiatan bertajuk “Forum Grup Diskusi (FGD) Peran Perempuan di Keluarga Petani dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga Program READSI” yang diselenggarakan pada tanggal 11 – 13 September 2024 di Hotel Aston Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam suatu kesempatan, mengatakan bahwa saat ini ketersediaan pangan seperti sayur-mayur, telur, dan daging ayam dalam keadaan yang melimpah bahkan swasembada.

Sehingga siap mendukung program makan siang gratis dan bergizi yang diusung pemerintahan baru 2024-2029.

“Harapan kami adalah pangan bergizi. Pangan bergizi di situ komponen di dalamnya adalah sayur, itu kita tidak impor, telur kita swasembada, daging ayam kita swasembada, ikan melimpah,” kata Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan, isu ketahanan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah melalui agenda pembangunan nasional 2020-2024 dengan prioritas program peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.

Menurut Santi, Tahun 2019 Indonesia masuk peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik dengan indikator Global Food Security Index, di antaranya ketersediaan pangan, aksesbilitas pangan dan kualitas serta keamanan pangan.

”Oleh karena itu, untuk menurunkan angka kerentanan pangan, pemerintah melakukan strategi pembangunan pangan dan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi,” kata Santi.

Termasuk, BPPSDMP Kementan melalui Program READSI juga terus meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan baik tingkat rumah tangga dan desa, dan meningkatkan akses perempuan ke sumber ekonomi, pertanian, dan keuangan.

Dalam sambutannya Plt. Kepala Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz B. Oemboe Wanda menyampaikan peran perempuan di keluarga petani sangatlah penting dalam upaya meningkatkan gizi keluarga.

Mereka tidak hanya berperan sebagai produsen pangan, tetapi juga sebagai pengolah dan penentu makanan yang dikonsumsi oleh keluarga.

“Saya berharap Perempuan di keluarga petani dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera melalui kegiatan bertani, beternak serta mengolah hasil pertanian atau peternakannya untuk dapat di konsumsi oleh keluarga maupun untuk di jual dalam rangka peningkatan ekonomi keluarga”, ujar Joaz.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Indra Zakariya Rayusman berharap dalam FGD ini akan membahas dan menghasilkan masukan terkait beberapa persoalanan strategis nasional diantaranya persoalan kemiskinan, stunting dan bagaimana meningkatkan indeks pembangunan manusia di provinsi NTT.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian penduduk kita bekerja di sektor pertanian dan peran perempuan belum begitu dominan dalam pembangunan sektor pertanian untuk itu menjadi tugas kita untuk mendorong perempuan agar bisa berperan aktif didalam dalam meningkatkan pendapatan keluarga melalui sektor pertanian khususnya dalam konteks penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan”, kata Indra.

Sebagai informasi, kegiatan yang diikuti oleh peserta yang berasal dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ketua Penggerak PKK Provinsi NTT, Focal Point Provinsi NTT, BBPP Kupang dan PPSU READSI/Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT.(*/Rilis Berita BBPP Kupang/ER)

error: Content is protected !!