Etnis Rote Ndao Jadi Primadona di Even Seni Budaya Kelurahan Tode Kisar Kota Kupang

Etnis Rote Ndao Jadi Primadona di Even Seni Budaya Kelurahan Tode Kisar Kota Kupang

KUPANG. NUSA FLOBAMORA – Pemerintah Kelurahan Tode Kisar, Kota Kupang berkolaborasi dengan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) menyelenggarakan even seni dan budaya.

Pada even ini, etnis Rote Ndao jadi primadona yang ditampilkan sebagai bentuk pelestarian budaya Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kaya akan keragaman etnis.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan dan menumbuhkan minat terhadap seni dan budaya NTT, membangun kebersamaan, meningkatkan kreatifitas serta memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat.

Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi saat memberikan sambutannya yang diwakili Assisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah ( Sekda) Kota Kupang Ignasius Repelita Lega, saat membuka kegiatan ini, Selasa 10 September 2024 mengatakan, acara ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah Kota Kupang terlebih komitmen warga Kelurahan Tode Kisar untuk melestarikan dan mengangkat budaya etnis Rote Ndao yang merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki di Kota Kupang.

Penjabat Linus Lusi berharap , acara ini dapat menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik, tidak hanya warga Kota Kupang tapi juga bagi para pendatang yang berkunjung.

Dengan demikian seni dan budaya etnis Rote tidak hanya lestari tetapi juga menjadi daya tarik wisatawan yang dapat mendukung perekonomian lokal terutama bagi para pelaku ekonomi kreatif.

Dikatakan Penjabat Linus Lusi, Pemerintah Kota Kupang akan terus berkolaborasi dengan Kelurahan – kelurahan untuk menunjukkan potensi melalui sanggar-sanggar seni dan budaya.

“Kami percaya dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat kita akan mampu maksimalkan potensi budaya yang kita miliki,” pungkasnya.

Sementara itu, Lurah Tode Kisar, Ricardo Z. Therik saat dijumpai di halaman Kantor Lurah Tode Kisar tempat kegiatan mengatakan, even ini akan diselengarakan tiap tahunnya dengan etnis yang berbeda. Untuk tahun ini temanya yang diangkat adalah etnis Rote Ndao.

Tahun lalu itu tema yang diambil adalah multi etnis dan tahun depan akan dibuat lagi etnis Sabu, Timor, Alor dan seterusnya.

“Kita mau tunjukkan kepada khalayak ramai bahwa Kampung Kisar ini, dulunya didiami oleh orang Timor, kemudian datang pembesar-pembesar dengan penguasa setempat yaitu Raja Kupang dan selanjutnya mereka tinggal di sini dan berasimilasi, kawin mawin selanjutnya jadilah berbagai multi etnis di Tode Kisar ini,” kenang Ricardo.

Kalau arti dari Tode Kisar sendiri cerita Ricardo, kampung persinggahan. Kepala Desa yang pertama yaitu Calvin, dan dia juga menjadi kepala kampung.

Sesudah tahun 1957 mereka bersepakat dan kampung ini menjadi tujuan mereka datang dari Kisar untuk mencari ilmu, mencari kerja, kawin mawin disini akhirnya mereka menambahkan ” Tode Kisar” artinya tempat tujuan.

Tokoh Masyarakat Tode Kisar, Marthen Muhilara menyambut gembira kegiatan ini, ini tahun ketiga yang diikutinya.

Ia berharap bahwa kegiatan ini tetap dilaksanakan, karena menurutnya bahwa masyarakat harus bisa mencintai budaya sendiri, baik Rote, Sabu, Alor, Flores dan lainnya. Karena NTT kaya akan seni dan budaya yang bisa ditampilkan disetiap kegiatan.(ER)

 

error: Content is protected !!