KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Pemerintah Provinsi NTT mengaku angka kematian ibu tahun 2023 sebanyak 135 kasus atau menurun dibandingkan 2022 sejumlah 171 kasus.
Sampai Juli 2024 terdapat 71 kasus, untuk kasus kematian bayi 2023 atau turun 1.065 kasus dibanding 2022 sebanyak 1.139 kasus. Sampai Juli 2024 jumlah kasus kematian bayi mencapai 5.021 kasus.
Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake dalam sambutannya menjelang HUT ke-79 RI di Aula El Tari Kupang, Kamis 15 Agustus 2024.
Dikatakan Ayodhia berkenaan dengan HUT RI kali ini dirinya menegaskan prosentase kemiskinan di NTT mengalami penurunan dari 19,96 persen tahun 2023 menjadi 19,48 persen atau 1,13 juta orang pada Maret 2024 atau berkurang 0,48 persen atau 13,54 ribu orang.
Sementara itu tingkat kemiskinan ekstrim pada 2023 mencapai 3,93 persen atau menurun 2,63 persen dibanding 2022.
Seiring dengan itu tingkat pemerataan pembangunan diukur dari indeks ratio mini yaitu 0,325 di tahun 2023 menjadi 0,316 pada Maret 2024 lebih rendah dari rata rata nasional sebesar 0,379.
“Melalui HUT RI kali ini saya mengajak seluruh warga NTT tetap jaga semangat persatuan persaudaraan dan kerukunan sebagai modal utama dalam menghadapi berbagai tantangan kedepan,” pintanya.
Dia berharap semua warga terus berusaha melawan musuh yang sekian lama membelenggu yaitu stunting, kemiskinan dan keterbelakangan dengan sungguh sungguh memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki.
Dirinya membeberkan capaian pembangunan di Bidang kesehatan. Dimana peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi aspek penting dalam meningkatkan kualitas SDM di NTT.
Dijelaskannya ,upaya membangun kesehatan dimulai dari kandungan ibu dan disadari bahwa angka stunting di NTT masih tinggi didasarkan pada data SKI yang dirilis Kemenkes RI dimana stunting di NTT 2023 mencapai 37,09 persen.
Sementara data ipgppm per februari 2024 stunting NTT sebesar 15,02 persen atau 61,961 anak stunting.
Pemprov NTT berupaya terus menurunkannya melalui kerja kolaboratif melibatkan pemangku kepentingan dengan target 2025 bisa mencapai 4,08 persen.
Juga menekan angka kematian ibu dan anak melalui penguatan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan fasilitas dan evaluasi terus menerus.
Pemerintah terus berupaya menekan laju penyakit endemik seperti malaria dan DBD melalui empat pilar pencegahan dan pengendalian.
Untuk malaria pada 2023 mengalami penurunan 6.968 kematian 4 orang dibandingkan 2022 sebanyak 15.812 kasus dengan 9 kematian. DBD 2023 turun menjadi 2.652 kasus kematian 15 kasus dibanding 2022 sebanyak 3.376 kasus dan 29 meninggal.(ER)