MALAKA. NUSA FLOBAMORA– Dua kali Pilkada masing-masing Pilkada 2016 dan 2020, hampir semua partai besar mengusung SBS.
Namun di Pilkada 2024, satu per satu partai besar seperti PDIP, NasDem, Demokrat dan Gerindra terkesan meninggalkan SBS.
Diduga, dua kasus korupsi masing-masing bawang merah dan Bank NTT Rp 5 miliar yang terjadi pada masa pemerintahan SBS dapat menurunkan elektabilitasnya saat ini.
Pernyataan penarikan dukungan, atau tidak diusung partai-partai politik mengemuka dalam proses penjaringan dan penyaringan bakal calon bupati dan wakil bupati yang dilakukan setiap partai politik jelang Pilkada Malaka, 27 November 2024.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP NTT, Cen Abubakar kepada wartawan, belum lama ini mengatakan tidak bisa partai besutan Ibu Mega (red, Megawati Soekarnoputeri) diberikan kepada bakal calon bupati lain selain, Dr Simon Nahak, SH, MH alias SN, Bupati Malaka saat ini. Karena, Bupati SN, kader partai yang memiliki hak privilege. Meskipun, sudah melakukan seleksi secara terbuka dan transparan.
Sama halnya Partai NasDem. Melalui Alfridus Bria Seran, saudara SBS yang mengantar berkas pendaftaran ke Kantor DPW NasDem NTT, beberapa waktu lalu, partai besutan Surya Paloh itu tidak “membuka pintu”, karena tegak lurus dengan kadernya.
Padahal, pengalaman sebelumnya ketika Wakil Bupati Malaka, Daniel Asa meninggal, tiga kader NasDem, Herman Seran, Remigius Asa dan Felix Bere Nahak diusulkan dan diseleksi untuk mengisi jabatan wakil bupati. Namun, tidak dilakukan di masa SBS, Bupati Malaka saat itu.
Ketua Bapilu NasDem NTT, Alex Take Ofong, S.Fil saat penyerahan rekomendasi DPP Partai NasDem untuk pasangan Simon Nahak dan Felix Bere Nahak, pasangan Pilkada Malaka 2024 di Kantor DPW NasDem NTT, belum lama ini mengatakan Partai NasDem hanya memberi rekomendasi tunggal kepada satu pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.
Untuk Pilkada Malaka, kata Alex yang didampingi Sekretaris DPW NasDem NTT, Johanna E. Lisapaly, SH, MH, rekomendasi hanya diberikan kepada pasangan Simon-Felix. Tidak seperti halnya partai lain yang memberikan rekomendasi kepada lebih dari satu calon atau pasangan. Dengan demikian, sudah 99 prosen Partai NasDem siap mengusung pasangan Simon-Felix di Pilkada Malaka 2024.
Bagaimana dengan PSI, Demokrat dan Gerindra? Nampak, tiga partai ini juga menutup pintu untuk SBS. Alasannya, jelas. DPD PSI Kabupaten Malaka sudah melakukan seleksi terbuka terhadap bakal calon bupati dan wakil bupati baik menyangkut rekam jejak dan visi-misi program kerja.
Saat mendaftar di Kantor PSI Malaka, SBS berapi-api bicara program dan mampu mengurus rakyat, sehingga mendapat tepuk tangan hadirin. Namun, PSI bersikap lain pasca melakukan seleksi. Rekomendasi PSI sudah diserahkan kepada SN dan FBN yang empunya nama Felix Bere Nahak, bakal calon wakil bupati.
Kemudian, Demokrat. Lebih tegas lagi, karena sudah mengeluarkan surat keputusan (SK) sebagai persetujuan untuk mendaftar ke KPU, Sabtu (20/7/24). Padahal, beberapa figur sudah mendaftar di Kantor DPC Demokrat Malaka.
Demokrat meninggalkan SBS di Pilkada Malaka 2024. Sama halnya, Gerindra siap merapat ke SN-FBN. Sinyalemen itu mengemuka melalui pernyataan Ketua DPC Gerindra Malaka, Benny Chandradinata. Benny mengatakan Bupati Simon sebagai pembina politik yang memberi kenyamanan dan keteduhan kepada masyarakat Malaka. Dan pemilih Bupati SN kali lalu juga memilih dirinya.
Membaca fenomena politik ini, pengacara muda PERADI Malaka, Eduardus Nahak Bria kepada wartawan, Minggu (21/7/24) mengatakan menjadi pemimpin apa saja harus punya rekam jejak yang baik dan harus punya visi membangun, tidak sebatas bicara tetapi kerja keras yang nyata dan memberikan hasil.
Terkait kasus korupsi bawang merah dan Bank NTT senilai Rp 5 miliar di masa SBS memimpin Kabupaten Malaka, telah menjadi buah bibir masyarakat Kabupaten Malaka.
“Apakah kasus bawang merah itu juga menyebut nama SBS dan kasus Bank NTT menyebut nama isteri SBS. Apakah keduanya terlibat,” tanya Eduardus.
Entah terlibat atau tidak, lanjut Eduardus urusannya aparat penegak hukum (APH). Akan tetapi, menjadi kemungkinan kondisi itu dipertanyakan publik yang berujung pada elektabilitas sosok figur siapa saja jika disebut-sebut dalam sebuah kasus.
Kasus bawang merah dan Bank NTT Rp 5 miliar mendapat sorotan publik. Karena, sesuai fakta persidangan, Hakim Pengadilan Tipikor Kupang meminta isteri SBS, Beatrix Yasinta Tae ikut bertanggungjawab dalam kasus kredit macet Bank NTT Rp 5 miliar.
Sementara itu, dalam surat pemberitahuan tim penyidik kepada KPK dan juga diterika Aliansi Rakyat Anti Korupsi Indonesia (ARAKSI) NTT, nama Bupati Malaka periode 2016-2021 disebut, karena kemungkinan keterlibatannya dalam kasus bawang merah yang merugikan keuangan negara kurang lebih sebesar Rp 5 miliar. (tim)