Program TJPS Gubernur NTT, Dibahas di Forum Bakohumas VI di Kupang

Program TJPS Gubernur NTT, Dibahas di Forum Bakohumas VI di Kupang

KUPANG. NUSA FLOBAMORA—Salah satu gebrakan yang menjadi program unggulan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), dimana program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2019.

Dalam upaya mengevaluasi dan merencanakan program kedepannya, para pihak diundang membahasnya pada Forum Pertemuan Badan Koordinasi Kehumasan (BAKOHUMAS) VI, dengan tema “Menuju 63 Tahun Nusa Tenggara Timur, TJPS Mendukung Ketahanan Pangan dan Mengembangkan Peternakan, Mewujudkan NTT Bangkit NTT Sejahtera”.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam laporan tertulisnya pada kegiatan Bakohumas VI di Aula Hotel Sasando – Kota Kupang, Jumat (10/12/2021) menyampaikan beberapa hal terkait adanya program TJPS.

Disadari bahwa awal diluncurkan program ini, banyak kalangan masyarakat awam masih “kabur” dengan istilah ini. Namun seiring dengan bergulirnya waktu, dengan berbagai dampak kemajuan yang dirasakan dari pelaksanaan program ini, akhirnya semua bisa menyadari bahwa sebenarnya program ini dapat diandalkan.

Ini dalam rangka memberi dampak signifikan bagi kemajuan di sektor pertanian dan ketahanan pangan serta sektor peternakan, yang semuanya bermuara pada kesejahteraan masyarakat petani dan peternak di Nusa Tenggara Timur.

Dijelaskan Gubernur Viktor, Program TJPS adalah upaya peningkatan produksi dan ekonomi para petani dan peternak. Karena selama ini produksi dan ekonomi mereka kurang mendapat perhatian serius.

TJPS adalah gerakan yang mendorong manajemen lahan dan terciptanya kultur kerja besar yang saling menguntungkan.

Disyukuri bahwa dengan adanya program TJPS dengan basis utama meningkatkan produksi jagung dan menyediakan pakan ternak yang cukup, maka program ini bisa menjawab persoalan ekonomi petani dan peternak.

Dengan produksi jagung yang relatif makin meningkat, oleh karena diintervensi dengan intensifikasi, ekstensifikasi dan mekanisasi pertanian.

Peningkatan produksi jagung tersebut, tentu ditopang juga dengan pemasaran yang baik, dan berdampak pada penghasilan petani maupun peternak. Dengan demikian melalui program TJPS, diyakini dapat merubah nasib petani dan peternak menjadi sejahtera.

Gubernur Viktor mengakui awal dilaksanakannya Program TJPS hanya bermodalkan pengetahuan terbatas dan pengalaman yang minim, dimana TJPS hanya dilaksanakan pada musim hujan saja, sehingga berdampak pada hasilnya ada, tetapi masih standar karena belum terkoordinasi dengan baik.

Hasil dari produksi TJPS pun belum mendapatkan pasar yang pasti. Namun pada permulaan tahun 2020, memasuki musim tanam II yaitu bulan April-September 2020, mulai dilakukan pembenahan terhadap program ini.

Dari sisi pemasaran mulai ditata agar menjadi lebih prospektif, dengan penetapan harga yang memadai.

Karena kondisi tanah yang kering dan keras di musim kemarau, didoronglah percepatan pengolahan lahan, dengan mekanisasi pertanian modern, yaitu memanfaatkan traktor secara brigade.

Selanjutnya pasca panen juga melakukan pendekatan mekanisasi pertanian modern, sehingga efisien dan efektif dari sisi waktu dan berdampak juga pada pengurangan pengeluaran untuk biaya produksi.

Sampai dengan dua tahun pelaksanaan program TJPS, ada berbagai hal penting yang didapat sebagai bahan evaluasi, sehingga kedepan program TJPS dapat berjalan lebih baik lagi.

Hal ini dibuktikan dengan adanya 1). Kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, BPTP, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan masyarakat ; 2). Adanya Pendampingan dan transfer pengetahuan bagi petani;

3). Menghilangkan sistim ijon/tengkulak yang selama ini terjadi di masyarakat; 4). Peralihan dari pertanian pola tradisional menuju pertanian pola modernisasi, sehingga dapat memberi dampak lebih optimal dalam mensejahterakan para petani dan peternak.

TJPS juga memiliki tujuan untuk meningkatkan ketahahan pangan dan ketahanan ekonomi masyarakat.

Dua hal tersebut saling berkaitan dan bertautan erat. Untuk mengaitkannya bisa digunakan pola integrasi antara pertanian dan peternakan.

Jadi pertanian menghasilkan jagung, hasil panen jagung bisa dikapitalisasi menghasilkan ternak (sapi, babi, kambing dan ayam).

Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur melanjutkan pemeliharaan dan pengembangan peternakan.

Dalam prosesnya juga ada keterlibatan juga dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mempersiapkan mesin untuk merubah hasil jagung.

Biomasa batang jagung, akan menjadi pakan ternak untuk mendukung peternakan, hal ini menciptakan aspek kemudahan untuk pakan ternak, bagi petani yang ingin mengembangkan usaha ternaknya.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Dinas Koperasi Nakertrans Provinsi Nusa Tenggara Timur juga ikut terlibat dengan melakukan pembinaan BUMDes dan Koperasi, agar bisa memasarkan hasil-hasil produksi dari TJPS.

Pada akhirnya disadari bahwa TJPS memang didesain untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi masyarakat petani dan peternak di Nusa Tenggara Timur, agar makin maju dan sejahtera.

“Melalui pertemuan Bakohumas ini, saya sangat berharap kepada kita semua yang hadir, untuk dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, serta meneguhkan komitmen, dukungan dan perhatian dari semua pihak dalam upaya mensukseskan Program TJPS ini di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang nanti pada tanggal 20 Desember 2021 akan berulang tahun ke-63,” pinta Gubernur.

Ini semua dilakukan guna mendukung berbagai upaya pemberdayakan masyarakat dengan berbagai terobosan mewujudkan NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera dalam Bingkai NKRI.

Oleh sebab itu, dirinya memberi apresiasi kepada Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang telah menyelenggarakan forum penting ini.

Sehingga pada akhirnya kita semua dapat memiliki satu kesamaan persepsi dan komitmen bahwa memang Program TJPS ini, dapat diandallkan dalam rangka memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Timur pada umumnya, khususnya memberi kesejahteraan bagi para petani dan peternak di Flobamorata tercinta ini.

“Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Selamat menyongsong Hari Ulang Ulang Tahun ke-63 Provinsi Nusa Tenggara Timur, 20 Desember 2021. Mari kita tetap bekerja keras dengan ide-ide kreatif membangun Nusa Tenggara Timur yang lebih baik agar makin maju dan sejahtera,” pungkas mantan Ketua Fraksi NasDem DPR RI ini.(ER).

error: Content is protected !!