KUPANG. NUSA FLOBAMORA– Berkenaan dengan pelaksanaan Pilkada serentak pada 27 November 2024 mendatang terjadi pecah kongsi antara Bupati dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU).
Wakil Bupati Petahana di TTU, Drs. Eusabius Binsasi memilih maju sendiri menjadi calon bupati dan tidak mau bergabung kembali dengan Bupati Petahana, Drs. Juandi David.
Eusabius Binsasi ketika ditemui wartawan di Kupang, Selasa 20 Mei 2024 mengatakan, pada pilkada kali ini dirinya memilih maju sendiri sebagai calon bupati.
Dirinya beralasan bahwa selama menjabat wakil bupati memiliki kewenangan terbatas dalam membangun TTU. Untuk itu berbekalkan posisi sebagai Ketua Partai Gerindra TTU dan sebagai kader partai memilih untuk maju sendiri menjadi cabup.
“Saya menjadi calon bupati karena saat ini saya juga sebagian Ketua DPC Partai Gerindra TTU. Apalagi partai kami pemenang pilpres sehingga menjadi satu kekuatan bagi saya untuk maju jadi cabup,” katanya.
Mantan Kepala Bimas Katolik ini merasa optimis karena selain sebagai pemenang pilpres di TTU dimana sekitar 67 persen untuk kemenangan pasangan Prabowo-Gibran juga ada peningkatan raihan kursi legislatif di DPRD TTU.
“Untuk kursi legislatif dari 3 kursi naik jadi 4 kursi dan ini artinya dukungan masyarakat cukup kuat. Jadi saya merasa cukup optimis tapi nanti akan melalui survei dari partai lain juga,” tandasnya.
Binsasi mengakui selama menjadi Wabup kewenangannya sangat terbatas untuk memutuskan sesuatu sehingga dengan menjadi bupati ada kewenangan penuh dalam mengambil kebijakan dalam meningkatkan pembangunan di TTU.
“Persoalan dasar di TTU itu soal mindset dalam memandang sesuatu. Sehingga jika dipercayakan memimpin TTU maka akan fokus ke pendidikan SDM juga kesehatan dalam hal ini menekan stunting,” katanya.
Dia menambahkan, walaupun Kabupaten TTU sudah berusia 101 tahun tapi masih banyak persoalan yang harus diselesaikan salah satunya mengenai infrastruktur.
“Memang akses jalan sudah sampai ke kampung-kampung tapi kondisinya sangat memprihatinkan. Dengan anggaran yang terbatas tentu tidak semua ruas jalan diaspal maka ini akan menjadi skala perhatian saya,” tambahnya.
Mengenai potensi lain, mantan Kakanwil Agama Provinsi NTT ini menilai cukup banyak hanya perlu pembenahan dengan menggandeng investor luar.
Karena dengan mengandalkan dana daerah sangat terbatas sehingga kedepan komunikasi dengan pihak luar bisa dilakukan untuk pengembangan sektor pariwisata di TTU.(ER)